Buku Panduan Cekfakta.com EN
Daftar Isi
1.Latar Belakang
CekFakta.com berawal dari semangat kolaborasi. Didirikan oleh tiga lembaga: Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI), Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), situs periksa fakta bersama ini merupakan tonggak penting dalam gerakan melawan mis/disinformasi di Indonesia.
CekFakta.com tidak hanya berperan dalam mempopulerkan kegiatan periksa fakta secara bersama-sama untuk sebuah peristiwa politik (live fact-checking), namun juga menegaskan adanya kesadaran kolektif semua pemeriksa fakta di Indonesia mengenai bahaya dari hoaks yang merajalela.
Kami menyadari bahwa gelombang hoaks adalah sebuah masalah bersama, yang harus diatasi juga bersama-sama. Kesadaran kolektif itu menjadi penting sebagai dasar dari pembentukan dan penguatan ekosistem periksa fakta yang sangat dibutuhkan dalam perang panjang melawan mis/disinformasi.
Ketika pertama kali dibicarakan pada awal 2017 silam, para aktivis AJI, AMSI maupun Mafindo mendesain CekFakta.com sebagai gabungan dari kerja media digital, masyarakat sipil, jurnalis dan programmer. Semua elemen itu ada dalam ketiga organisasi pendiri inisiatif ini.
Sebagai perkumpulan penerbit media digital, AMSI memiliki anggota yang tersebar di seluruh Indonesia. Media-media siber ini menjadi ujung tombak penyebaran konten periksa fakta yang diproduksi bersama di CekFakta.com. Selain itu, keberadaan kanal-kanal periksa fakta di media-media anggota AMSI juga menjadikan gerakan ini lebih masif dan tersebar merata di berbagai provinsi.
Sementara AJI sebagai perkumpulan jurnalis menjadi penyedia sumber daya manusia berupa tenaga pemeriksa fakta. Sejak awal, AJI berkonsentrasi menyelenggarakan pelatihan cek fakta dengan modul yang terstandar, sehingga kompetensi periksa fakta menjadi tersebar merata di ribuan jurnalis. AJI juga rutin menyelenggarakan training of trainer, sehingga jumlah pelatih dan mentor cekfakta terus bertambah setiap tahunnya.
Mafindo di sisi lain menyediakan sumber daya teknologi untuk segala perangkat yang dibutuhkan untuk operasional CekFakta.com. Para programmer yang tergabung di Mafindo menyiapkan website ini sejak awal serta mendesain mesin di belakangnya dengan content management system (CMS) buatan sendiri yang dinamakan Yudistira.
Selain itu, dengan jejaringnya yang luas di kalangan masyarakat sipil, Mafindo juga menjadi ujung tombak penyebaran gerakan periksa fakta di berbagai kalangan masyarakat, dari pelajar, mahasiswa sampai ibu rumah tangga. Dukungan Mafindo untuk CekFakta.com menjembatani komunitas media dan jurnalis dengan komunitas masyarakat lain yang juga membutuhkan pengetahuan dan keterampilan mengenai periksa fakta.
***
Ketika gerakan cek fakta di Indonesia mulai bergulir pada akhir 2016, banyak yang tidak menyangka kalau mis/disinformasi adalah persoalan yang sangat rumit dengan akar masalah yang begitu kompleks. Semula, kami menilai maraknya hoaks bisa diatasi jika publik mendapat informasi yang benar mengenai faktanya. Namun, seiring waktu, kami pun belajar bahwa menyediakan informasi yang akurat semata tidak cukup. Perlu ada pendidikan literasi yang mumpuni, selain ekosistem periksa fakta yang kuat di berbagai daerah yang sesuai dengan karakter sosial budaya masing-masing. Pada akhirnya, kami menyadari bahwa melawan hoaks membutuhkan kolaborasi dan kerja cerdas banyak pihak.
Pada Agustus 2017, Google News Initiative (GNI) menyelenggarakan Google News Lab Asia Pacific Summit di Singapura. Di sana, News Lab Lead dari GNI Irene Jay Liu mempertemukan Septiaji Eko Nugroho dari Mafindo dengan Wahyu Dhyatmika dari AMSI dan sejumlah penggiat media digital lain dari Indonesia.
Diskusi ketika itu membahas potensi kolaborasi berbagai elemen gerakan cekfakta untuk mengantisipasi maraknya hoaks dalam Pemilihan Umum yang dijadwalkan pada 2019. GNI memperkenalkan sejumlah model kolaborasi seperti Crosscheck di Prancis. Inisiatif tersebut berhasil mempertemukan berbagai media dalam satu forum kolaborasi untuk menangkal mis/disinformasi dalam Pemilihan Presiden Prancis.
Sebelumnya, pada awal 2017, Mafindo sempat diundang Google Indonesia untuk mengikuti pelatihan sehari tentang verifikasi informasi digital dari First Draft Australia. Di sana, Mafindo juga berbicara tentang potensi kolaborasi antar media untuk bersama-sama memeriksa fakta. Richard Gingras, VP Google News, juga hadir dalam pertemuan itu. Dia menyemangati Mafindo untuk terus bergerak melawan hoaks, karena tantangan untuk menyelesaikan isu ini semakin lama semakin besar.
***
Seusai pertemuan di Google News Lab APAC Summit 2017 di Singapura, gagasan berkolaborasi semakin mengerucut. Apalagi setelah AMSI dan Mafindo diundang mengikuti Google News Lab Summit 2017 di Googleplex, Mountain View di California, Amerika Serikat, sebulan kemudian.
Dalam pertemuan di sela-sela konferensi itu, para anggota delegasi Indonesia mulai memetakan rencana peta jalan menuju pembuatan situs periksa fakta bersama dan apa saja tanggung jawab masing-masing mitra dalam kolaborasi ini.
Disepakati ketika itu, Mafindo akan mempersiapkan segala kebutuhan teknologi untuk peluncuran situs ini. Sedangkan AMSI akan menghimpun media-media digital untuk ikut serta mendukung program ini. AJI bertugas menghimpun dan melatih para pemeriksa fakta yang diharapkan segera tersebar di seluruh Indonesia.
Diskusi-diskusi dengan para pengurus di ketiga organisasi pendiri berlangsung produktif. Semua itu kian memantapkan keyakinan kami bahwa program kolaborasi ini perlu segera dibentuk. Peluncuran kolaborasi cek fakta ini penting di tengah polarisasi masyarakat yang terus menguat terutama karena isu politik menjelang pemilihan umum 2019.
Untuk membuka diskusi dengan para pemimpin redaksi media digital, GNI memfasilitasi sebuah acara di hotel The Westin Jakarta pada 2 Februari 2018. Pada acara itu, para penggagas CekFakta.com mempresentasikan rencana mereka mengatasi masalah hoaks yang makin mengancam serta potensi manfaat yang bisa dicapai dengan kolaborasi ini.
Pada pertemuan itu, untuk pertama kalinya, para pemimpin redaksi yang hadir menyuarakan dukungannya atas gagasan kolaborasi periksa fakta di Indonesia. Mereka juga memastikan akan bergabung di dalamnya. Dukungan tersebut menjadi krusial untuk memastikan inisiatif ini segera terbentuk. Disepakati bahwa domain yang akan digunakan adalah CekFakta.com.
Selain itu, pertemuan para pemimpin redaksi media online itu juga menyetujui bahwa urgensi dari platform Cekfakta.com adalah kerjasama antar redaksi agar klarifikasi atas hoaks bisa dilakukan lebih cepat dan sinergis. Selain itu, keberadaan website ini diharapkan dapat membantu penyebaran konten periksa fakta secara lebih luas melalui jejaring media yang berkolaborasi. Semua artikel hasil periksa fakta yang dimuat di platform Cekfakta.com dapat dimuat oleh semua media lain yang ikut berkolaborasi.
Setelah itu, beberapa rapat teknis mulai dilakukan. Yang paling krusial adalah rapat yang dilakukan di kantor Tempo yang menghadirkan perwakilan dari berbagai media siber yang tergabung dalam AMSI. Pada pertemuan itu Mafindo diwakili Septiaji Eko Nugroho dan Harry Sufehmi. Sedangkan AJI diwakili oleh Ratna Ariyanti.
Di akhir pertemuan, Mafindo mempertanyakan komitmen dan kesiapan media-media online untuk bergabung dalam sebuah entitas kolaborasi periksa fakta. Pertanyaan itu muncul karena sehari-hari semua media online sebelumnya terbiasa hidup dalam iklim kompetisi antar media. Sebuah kolaborasi yang berhasil pastinya membutuhkan meleburnya ego masing-masing media untuk bersedia berbagi konten periksa fakta.
Pasalnya, salah satu prinsip yang ditawarkan dalam kolaborasi ini adalah setiap konten periksa fakta yang dibuat organisasi media dan tayang di situs cekfakta.com, bisa dipakai oleh media lain demi kemaslahatan masyarakat luas. “Khusus untuk isu periksa fakta ini, kami mohon teman-teman media bisa mengesampingkan ego dan naluri kompetisi,” demikian permintaan dari Mafindo. Pertemuan itu kemudian merumuskan sebuah piagam deklarasi yang akan ditandatangani bersama oleh semua pemimpin redaksi yang tergabung dalam program kolaborasi CekFakta.com.
Deklarasi itu akan diumumkan pada sebuah acara bertajuk Trusted Media Summit pada 5-6 Mei 2018 di Gran Melia Hotel di Jakarta. Penandatanganan deklarasi akan menandai secara resmi peluncuran platform cekfakta.com. Selain peluncuran itu, acara yang bertema “Cekfakta Sebelum Bicara” itu juga akan diisi pelatihan verifikasi informasi dari tim GNI Training Network.
Pada hari pelaksanaan acara, Kementerian Komunikasi dan Informatika diwakili oleh Dirjen Informasi Komunikasi Publik Niken Widiastuti memberikan sambutan dari pemerintah. Ketua Umum AJI Abdul Manan dan wakil dari Internews Brian Hanley kemudian memperkenalkan GNI Training Network, disambung dengan presentasi tentang upaya melawan hoaks di Indonesia dari Mafindo. Setelah itu Wahyu Dhyatmika dari AMSI dan Septiaji Eko Nugroho dari Mafindo menjelaskan inisiatif cekfakta.com. Irene Jay Liu menutup sesi tersebut dengan memaparkan upaya Google dalam melawan misinformasi dan disinformasi.
Sejak awal, berbeda dengan inisiatif serupa di negara lain, cekfakta.com direncanakan sebagai kolaborasi jangka panjang. Kerja bersama ini dirancang tidak hanya terkait Pemilu 2019, namun untuk seterusnya melawan berbagai isu hoaks di Indonesia.
Puncak acara adalah penandatanganan MoU oleh Mafindo bersama 22 media online yang hadir yaitu Tempo.co, Tirto.id, Viva.co.id, BeritaSatu.com, katadata.co.id, AntaraNews.com, Suara.com, Detik.com, Kompas.com, Bisnis.com, Liputan6.com, Merdeka.com, Timesindonesia.co.id, Kabarmedan.com, KabarMakassar.com, BeritaJatim.com, RiauOnline.co.id, TheJakartaPost.com, KBR.id, dan Dream.co.id.
Pada acara itu, Ketua Umum AMSI Wenseslaus Manggut menegaskan kebanggaannya menyaksikan kolaborasi ini. "Proyek ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia, karena semua media siber arus utama di Indonesia bersama-sama berkolaborasi, alih-alih bersaing. Kami mengesampingkan persaingan untuk hal yang lebih besar,” katanya.
Keberadaan cekfakta.com menunjukkan bagaimana semua pemangku kepentingan dalam gerakan melawan hoaks di Indonesia bersedia bekerja bersama dengan semangat gotong royong yang tak pernah padam. Kolaborasi ini juga menegaskan semangat bahwa selalu akan ada sambutan untuk ajakan bergabung dalam gerakan kebaikan di tengah maraknya hoaks yang memecah belah masyarakat. (*)
PELAJARAN PENTING
- Kolaborasi media siber arus utama yang bekerjasama memverifikasi hoax terbukti efektif menangkal serbuan kabar bohong. Ini terbukti pada pemilu Prancis yang dikawal oleh inisiatif CrossCheck. Pengalaman itu menjadi dasar dari inisiatif serupa di Indonesia
- CekFakta.com tidak hanya berperan dalam mempopulerkan kegiatan periksa fakta secara bersama-sama untuk sebuah peristiwa politik (live fact-checking), namun juga menegaskan adanya kesadaran kolektif semua pemeriksa fakta di Indonesia mengenai bahaya dari hoaks yang merajalela.
- Keberadaan empat elemen dalam CekFakta.com membuat kolaborasi ini efektif menangkal hoaks. Keempat elemen itu adalah media digital, jurnalis pemeriksa fakta, masyarakat sipil, dan programmer
- Para pemangku kepentingan dalam kolaborasi sejak awal sepakat mengesampingkan ego masing-masing agar kerja bersama ini bisa berdampak luas untuk publik. Kesepakatan itu dituangkan dalam sebuah deklarasi yang dipublikasikan secara luas dan dengan demikian mengikat semua penandatangannya.
Kelebihan CekFakta.com
- Kredibilitas dan kompetensi redaksi media-media online, lembaga dan jurnalis yang menjadi anggota jejaringnya membuat hasil verifikasi atas hoax lebih dipercaya publik.
- Tenaga ahli programmer di Mafindo membuat kerjasama lebih mudah dengan berbagai platform dan database yang tersedia di Mafindo.
- Dukungan Google News Initiative dari sisi teknologi dan modul training anti hoaks.
- Semangat kolaborasi yang kuat dan komitmen untuk bersama melawan hoaks
- Kesepakatan atas prinsip dasar dan mekanisme kerja bersama