Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi soal modus perampokan menggunakan obat bius yang disamarkan dalam bentuk daun teh.
Masyarakat diminta mewaspadai penjual yang menawarkan produk teh. Sebab, daun teh yang ditawarkan mengandung obat bius.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks dan sudah beredar sejak 2012.
Narasi soal modus perampokan menggunakan obat bius dalam bentuk daun teh dibagikan oleh akun Facebook ini pada 23 Agustus 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
Mohon diinfokan ke warga: bila di jalan, di kantor atau di rumah ada orang/sales yang menawarkan produk daun teh (TIEK KWAN IM) atau produk lain sejenis daun teh dari China.
Bila diminta untuk menghirup wanginya, suruh yang menjualnya terlebih dahulu menciumnya, jangan coba-coba menghirupnya.
Karena di dalamnya terdapat obat BIUS. Begitu dihirup bisa langsung tak sadarkan diri. Tolong sebarkan BC ini ke saudara-saudara, teman, maupun warga di sekitar kita untuk WASPADA!! Modus perampokan, menggunakan obat bius.
TOLONG SEBARKAN Tolong disebar luaskan....
Masyarakat diminta mewaspadai penjual yang menawarkan produk teh. Sebab, daun teh yang ditawarkan mengandung obat bius.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks dan sudah beredar sejak 2012.
Narasi soal modus perampokan menggunakan obat bius dalam bentuk daun teh dibagikan oleh akun Facebook ini pada 23 Agustus 2024.
Berikut narasi yang dibagikan:
Mohon diinfokan ke warga: bila di jalan, di kantor atau di rumah ada orang/sales yang menawarkan produk daun teh (TIEK KWAN IM) atau produk lain sejenis daun teh dari China.
Bila diminta untuk menghirup wanginya, suruh yang menjualnya terlebih dahulu menciumnya, jangan coba-coba menghirupnya.
Karena di dalamnya terdapat obat BIUS. Begitu dihirup bisa langsung tak sadarkan diri. Tolong sebarkan BC ini ke saudara-saudara, teman, maupun warga di sekitar kita untuk WASPADA!! Modus perampokan, menggunakan obat bius.
TOLONG SEBARKAN Tolong disebar luaskan....
HASIL CEK FAKTA
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri narasi soal daun teh mengandung obat bius menggunakan Google Search dan menemukan isu tersebut sudah beredar sejak lama.
Narasi yang sama pernah beredar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 2012. Isu itu beredar melalui pesan singkat (SMS) dan mengatasnamakan Polda Bali.
Namun, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Mataram, H Lalu Junaidi, membantah narasi tersebut.
"Isu yang disebarkan melalui pesan singkat telepon seluler itu sangat menyesatkan. Kami duga ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Junaidi, seperti diberitakan Antara, 2 Maret 2012.
Narasi serupa beredar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2013 dan mengatasnamakan Polda DIY.
Namun, Kabid Humas Polda DIY Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti menyatakan, pihaknya tidak pernah mendapatkan laporan atau mengeluarkan imbauan tentang teh bius.
"Kami tidak pernah mengeluarkan SMS tentang teh bius itu," kata Anny, seperti diberitakan Tribunnews.com, pada 17 Desember 2013.
Narasi yang sama pernah beredar di Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 2012. Isu itu beredar melalui pesan singkat (SMS) dan mengatasnamakan Polda Bali.
Namun, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kota Mataram, H Lalu Junaidi, membantah narasi tersebut.
"Isu yang disebarkan melalui pesan singkat telepon seluler itu sangat menyesatkan. Kami duga ini dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab," kata Junaidi, seperti diberitakan Antara, 2 Maret 2012.
Narasi serupa beredar di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 2013 dan mengatasnamakan Polda DIY.
Namun, Kabid Humas Polda DIY Ajun Komisaris Besar Anny Pudjiastuti menyatakan, pihaknya tidak pernah mendapatkan laporan atau mengeluarkan imbauan tentang teh bius.
"Kami tidak pernah mengeluarkan SMS tentang teh bius itu," kata Anny, seperti diberitakan Tribunnews.com, pada 17 Desember 2013.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi soal modus perampokan menggunakan obat bius dalam bentuk daun teh adalah hoaks.
Isu tersebut telah beredar setidaknya sejak 2012 dan telah dinyatakan sebagai hoaks oleh pihak berwenang.
Isu tersebut telah beredar setidaknya sejak 2012 dan telah dinyatakan sebagai hoaks oleh pihak berwenang.
Rujukan
Publish date : 2024-08-30