Berita
tirto.id - Sebuah unggahan di media sosial, soal pertolongan pertama orang yang mengalami serangan stroke, mendapat perhatian masyarakat di media sosial.
Tirto menemukan sebuah video pendek berdurasi sekitar satu menit yang diunggah di Facebook.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pria yang kehilangan kesadaran dalam posisi duduk di sebuah kereta. Seorang perempuan kemudian menahan posisi pria tersebut agar tidak terjatuh dan memanggil bantuan. Tidak lama kemudian, perempuan tersebut mengambil tindakan, dengan menekan bagian bawah hidung pria tersebut. Tidak lama kemudian, pria tersebut terlihat sadar kembali.
"Pertolongan pertama ketika d serang stroke. Tekan bagian tengah2 d antar bibir dan hidung. Smpe tersadar," begitu bunyi keterangan dalam video.
Video tersebut diunggah akun "Sri Nurmalasari" pada 27 Juli 2024, lewat reels di Facebook. (arsip).
Sampai dengan Selasa (6/8/2024), video tersebut sudah mengumpulkan penonton sampai 3,8 juta. Selain itu terdapat lebih dari 30 ribu tanda suka dan 900 komentar. Selain itu, video ini juga telah dibagikan ulang lebih dari 12 ribu kali.
Tirto menemukan unggahan serupa di platform lain seperti X (dulu Twitter) dari unggahan akun @bukanhoaxxx (arsip) dan di YouTube dari kanal “ANAK INDONESIA 01”. Unggahan-unggahan tersebut juga bernarasikan pertolongan pertama terhadap stroke dan menggunakan potongan video yang sama.
Lalu bagaimana kebenarannya? Apakah benar menekan bagian antara bibir dan hidung dapat menjadi pertolongan pertama terhadap serangan stroke?
Tirto menemukan sebuah video pendek berdurasi sekitar satu menit yang diunggah di Facebook.
Dalam video tersebut, terlihat seorang pria yang kehilangan kesadaran dalam posisi duduk di sebuah kereta. Seorang perempuan kemudian menahan posisi pria tersebut agar tidak terjatuh dan memanggil bantuan. Tidak lama kemudian, perempuan tersebut mengambil tindakan, dengan menekan bagian bawah hidung pria tersebut. Tidak lama kemudian, pria tersebut terlihat sadar kembali.
"Pertolongan pertama ketika d serang stroke. Tekan bagian tengah2 d antar bibir dan hidung. Smpe tersadar," begitu bunyi keterangan dalam video.
Video tersebut diunggah akun "Sri Nurmalasari" pada 27 Juli 2024, lewat reels di Facebook. (arsip).
Sampai dengan Selasa (6/8/2024), video tersebut sudah mengumpulkan penonton sampai 3,8 juta. Selain itu terdapat lebih dari 30 ribu tanda suka dan 900 komentar. Selain itu, video ini juga telah dibagikan ulang lebih dari 12 ribu kali.
Tirto menemukan unggahan serupa di platform lain seperti X (dulu Twitter) dari unggahan akun @bukanhoaxxx (arsip) dan di YouTube dari kanal “ANAK INDONESIA 01”. Unggahan-unggahan tersebut juga bernarasikan pertolongan pertama terhadap stroke dan menggunakan potongan video yang sama.
Lalu bagaimana kebenarannya? Apakah benar menekan bagian antara bibir dan hidung dapat menjadi pertolongan pertama terhadap serangan stroke?
HASIL CEK FAKTA
Mula-mula, Tirto mencari informasi terkait serangan stroke. Stroke adalah kondisi ketika pasokan darah ke otak mengalami gangguan atau berkurang akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah. Tanpa pasokan darah, otak tidak mendapat asupan oksigen dan nutrisi, sehingga sel pada bagian area otak akan mati, melansir penjelasan artikel Halodoc yang telah ditinjau oleh dokter.
Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke merupakan kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, Rangkasbitung, Banten, menyebut kalau informasi ini adalah hoaks.
“Memencet bawah hidung tidak berhubungan dengan penghentian serangan stroke. Pasien membutuhkan penanganan seperti pemberian oksigen, obat-obatan, serta pemeriksaan penunjang lainnya di rumah sakit,” terangnya kepada Tirto, Selasa (6/8/2024).
Dokter Nurul menjelaskan kalau stroke merupakan gangguan pembuluh darah di sistem persarafan, seperti otak ataupun medulla spinalis yang menetap lebih dari 24 jam dan bisa menimbulkan kematian. Kondisi yang berlangsung sementara itu disebut dengan transient ischemic attack (TIA).
Dokter Nurul juga menjabarkan ada dua tipe stroke, yakni penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah.
“Untuk mengetahui jenis stroke tersebut, perlu pemeriksaan lengkap di rumah sakit agar penanganan yang dilakukan pun tepat. Gejala yang dialami onset-nya tiba-tiba, pasien mungkin masih sadar atau kehilangan kesadaran tergantung tipe stroke-nya dan ini bisa diketahui setelah dilakukan pemeriksaan penunjang seperti CT-scan di rumah sakit,” terangnya.
Lebih lanjut, dia menekankan kalau pertolongan pertama bagi orang yang terkena serangan stroke adalah dibawa ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit terdekat.
“Tidak perlu memencet hidung. Semakin cepat dibawa ke rumah sakit, terutama dalam 6 jam pertama serangan, maka dapat menurunkan angka kecacatan dan angka kematian,” tambah Nurul lagi.
Sementara untuk upaya mencegah stroke, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang cukup, manajemen stres yang baik, dan istirahat yang cukup, serta lakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Pemeriksaan kesehatan bisa melihat faktor resiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, riwayat keluarga, dislipidemia, dan penyakit jantung.
Pencarian Tirto lebih lanjut mengarahkan sebuah informasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia soal gejala dan tanda stroke, yang dirangkum dalam slogan “SeGeRa Ke RS”. Ini adalah akronim dari gejala serangan stroke yakni;
- Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba
- Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
- BicaRa pelo/ tiba-tiba tidak dapat berbicara/ tidak mengerti kata-kata/ bicara tidak nyambung
- Kebas atau baal atau kesemutan separuh tubuh
- Rabun pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
- Sakit kepala hebat muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/ gemetar sempoyongan). Gejala tambahan lain adalah pasien mengalami pingsan
Senada, artikel Halodoc lain, yang juga telah ditinjau dokter, juga menyebut metode lain untuk memastikan gejala stroke.Terdapat tanda peringatan stroke yang dirangkum dalam rumus F.A.S.T. yakni:
- Face (wajah). Apakah wajah pengidap terkulai di satu sisi ketika ia mencoba untuk tersenyum?
- Arms (lengan). Apakah salah satu lengan lebih lemah ketika ia mencoba untuk mengangkat kedua tangan?
- Speech (kemampuan bicara). Apakah orang tersebut mengulangi kalimat sederhana? Dan apakah ucapannya cadel atau sulit dimengerti?
- Time (waktu). Setiap menit sangat berarti bagi pengidap stroke. Jika kamu melihat tanda-tanda peringatan di atas, maka segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel tersebut menjelaskan kalau gejala ringan stroke saja sudah masuk keadaan darurat medis. Maka penting untuk segera meminta tindakan medis, seperti ke rumah sakit, ataupun meminta pertolongan ambulans.
Sembari menunggu datangnya ambulans ataupun menuju rumah sakit, artikel tersebut menjabarkan beberapa tindakan yang bisa dilakukan. Jika pengidapnya dalam kondisi sadar, bisa posisikan kepala dan bahu di posisi lebih tinggi. Kemudian pastikan suhu tubuh tetap nyaman. Pastikan jalannya napas bersih dan tidak tersumbat dan tidak sesak, longgarkan pakaian yang ketat, dan hindari memberi makan atau minum.
Sementara jika pengidap tidak sadarkan diri, sebaiknya diperiksa dahulu apakah dia dapat bernapas. Jika tidak bernapas, bersiap melakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR). Biarkan pengidap berbaring terlentang. Berikan 30 kompresi, dorong secara keras dan cepat.
Berikan napas bantuan. Lakukan kompresi dan napas buatan sampai adanya tanda kehidupan dari pengidap atau sampai tenaga medis tiba.
Kembali ke konten di media sosial, Tirto mencoba mencari informasi terkait video asli dari konten tersebut. Kami menggunakan metode reverse image search, dengan mengambil potongan gambar dari video tersebut.
Namun, kami justru diarahkan ke video serupa lain yang tersebar pada November 2023 lalu. Akun Instagram berikut membagikan konten video yang sama, namun tanpa keterangan pertolongan terhadap stroke. Keterangan penyerta video hanya menyebut kalau metode menekan bagian bibir atas tersebut dapat mengatasi pingsan.
Terkait klaim tersebut, sudah sempat ramai juga dan klaim tersebut sudah dibantah oleh Kominfo dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Mafindo mengutip informasi dari dr. Asa Ibrahim Sp.OT. yang menjelaskan kalau tindakan menekan atau menampar orang yang hilang kesadaran tidak akan memperbaiki kondisi yang dialaminya. Serupa dengan pertolongan pertama pada orang yang terserang stroke di atas, langkah yang perlu dilakukan jika berhadapan dengan kondisi dalam video lewat CPR.
Mulai dari membaringkan pasien ke lantai, memberi ruang agar tidak dikerubungi, dan memeriksa nadi leher. Jika tidak ada nadi, mulai lakukan kompresi dada. Jika ada nadi lakukan cek pernapasan.
Dalam tanggapannya di X, Dokter Asa juga menyebut kalau menekan bagian bawah hidung orang yang pingsan tidak ada hubungannya dengan jantung atau napas.
Kondisi ini menyebabkan bagian tubuh yang dikendalikan oleh area otak yang rusak tidak dapat berfungsi dengan baik. Stroke merupakan kondisi gawat darurat yang perlu ditangani secepatnya, karena sel otak dapat mati hanya dalam hitungan menit.
Dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, dari Praktek Mandiri Dokter Nurul, Rangkasbitung, Banten, menyebut kalau informasi ini adalah hoaks.
“Memencet bawah hidung tidak berhubungan dengan penghentian serangan stroke. Pasien membutuhkan penanganan seperti pemberian oksigen, obat-obatan, serta pemeriksaan penunjang lainnya di rumah sakit,” terangnya kepada Tirto, Selasa (6/8/2024).
Dokter Nurul menjelaskan kalau stroke merupakan gangguan pembuluh darah di sistem persarafan, seperti otak ataupun medulla spinalis yang menetap lebih dari 24 jam dan bisa menimbulkan kematian. Kondisi yang berlangsung sementara itu disebut dengan transient ischemic attack (TIA).
Dokter Nurul juga menjabarkan ada dua tipe stroke, yakni penyumbatan dan pecahnya pembuluh darah.
“Untuk mengetahui jenis stroke tersebut, perlu pemeriksaan lengkap di rumah sakit agar penanganan yang dilakukan pun tepat. Gejala yang dialami onset-nya tiba-tiba, pasien mungkin masih sadar atau kehilangan kesadaran tergantung tipe stroke-nya dan ini bisa diketahui setelah dilakukan pemeriksaan penunjang seperti CT-scan di rumah sakit,” terangnya.
Lebih lanjut, dia menekankan kalau pertolongan pertama bagi orang yang terkena serangan stroke adalah dibawa ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit terdekat.
“Tidak perlu memencet hidung. Semakin cepat dibawa ke rumah sakit, terutama dalam 6 jam pertama serangan, maka dapat menurunkan angka kecacatan dan angka kematian,” tambah Nurul lagi.
Sementara untuk upaya mencegah stroke, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, di antaranya pola makan yang sehat, aktivitas fisik yang cukup, manajemen stres yang baik, dan istirahat yang cukup, serta lakukan pemeriksaan kesehatan berkala. Pemeriksaan kesehatan bisa melihat faktor resiko seperti hipertensi, diabetes, merokok, riwayat keluarga, dislipidemia, dan penyakit jantung.
Pencarian Tirto lebih lanjut mengarahkan sebuah informasi dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia soal gejala dan tanda stroke, yang dirangkum dalam slogan “SeGeRa Ke RS”. Ini adalah akronim dari gejala serangan stroke yakni;
- Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba
- Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
- BicaRa pelo/ tiba-tiba tidak dapat berbicara/ tidak mengerti kata-kata/ bicara tidak nyambung
- Kebas atau baal atau kesemutan separuh tubuh
- Rabun pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
- Sakit kepala hebat muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi (tremor/ gemetar sempoyongan). Gejala tambahan lain adalah pasien mengalami pingsan
Senada, artikel Halodoc lain, yang juga telah ditinjau dokter, juga menyebut metode lain untuk memastikan gejala stroke.Terdapat tanda peringatan stroke yang dirangkum dalam rumus F.A.S.T. yakni:
- Face (wajah). Apakah wajah pengidap terkulai di satu sisi ketika ia mencoba untuk tersenyum?
- Arms (lengan). Apakah salah satu lengan lebih lemah ketika ia mencoba untuk mengangkat kedua tangan?
- Speech (kemampuan bicara). Apakah orang tersebut mengulangi kalimat sederhana? Dan apakah ucapannya cadel atau sulit dimengerti?
- Time (waktu). Setiap menit sangat berarti bagi pengidap stroke. Jika kamu melihat tanda-tanda peringatan di atas, maka segera ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Artikel tersebut menjelaskan kalau gejala ringan stroke saja sudah masuk keadaan darurat medis. Maka penting untuk segera meminta tindakan medis, seperti ke rumah sakit, ataupun meminta pertolongan ambulans.
Sembari menunggu datangnya ambulans ataupun menuju rumah sakit, artikel tersebut menjabarkan beberapa tindakan yang bisa dilakukan. Jika pengidapnya dalam kondisi sadar, bisa posisikan kepala dan bahu di posisi lebih tinggi. Kemudian pastikan suhu tubuh tetap nyaman. Pastikan jalannya napas bersih dan tidak tersumbat dan tidak sesak, longgarkan pakaian yang ketat, dan hindari memberi makan atau minum.
Sementara jika pengidap tidak sadarkan diri, sebaiknya diperiksa dahulu apakah dia dapat bernapas. Jika tidak bernapas, bersiap melakukan resusitasi kardiopulmoner (CPR). Biarkan pengidap berbaring terlentang. Berikan 30 kompresi, dorong secara keras dan cepat.
Berikan napas bantuan. Lakukan kompresi dan napas buatan sampai adanya tanda kehidupan dari pengidap atau sampai tenaga medis tiba.
Kembali ke konten di media sosial, Tirto mencoba mencari informasi terkait video asli dari konten tersebut. Kami menggunakan metode reverse image search, dengan mengambil potongan gambar dari video tersebut.
Namun, kami justru diarahkan ke video serupa lain yang tersebar pada November 2023 lalu. Akun Instagram berikut membagikan konten video yang sama, namun tanpa keterangan pertolongan terhadap stroke. Keterangan penyerta video hanya menyebut kalau metode menekan bagian bibir atas tersebut dapat mengatasi pingsan.
Terkait klaim tersebut, sudah sempat ramai juga dan klaim tersebut sudah dibantah oleh Kominfo dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo).
Mafindo mengutip informasi dari dr. Asa Ibrahim Sp.OT. yang menjelaskan kalau tindakan menekan atau menampar orang yang hilang kesadaran tidak akan memperbaiki kondisi yang dialaminya. Serupa dengan pertolongan pertama pada orang yang terserang stroke di atas, langkah yang perlu dilakukan jika berhadapan dengan kondisi dalam video lewat CPR.
Mulai dari membaringkan pasien ke lantai, memberi ruang agar tidak dikerubungi, dan memeriksa nadi leher. Jika tidak ada nadi, mulai lakukan kompresi dada. Jika ada nadi lakukan cek pernapasan.
Dalam tanggapannya di X, Dokter Asa juga menyebut kalau menekan bagian bawah hidung orang yang pingsan tidak ada hubungannya dengan jantung atau napas.
KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan menekan bagian antara bibir dan hidung dapat menjadi pertolongan pertama terhadap serangan stroke bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Menurut dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, tidak ada hubungan antara menekan bagian bawah hidung dengan penghentian serangan stroke. Pertolongan pertama bagi orang yang terkena serangan stroke adalah dibawa ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit terdekat secepat-cepatnya.
Menurut dokter Nurul Fajriah Afiatunnisa, tidak ada hubungan antara menekan bagian bawah hidung dengan penghentian serangan stroke. Pertolongan pertama bagi orang yang terkena serangan stroke adalah dibawa ke unit gawat darurat (UGD) rumah sakit terdekat secepat-cepatnya.
Rujukan
https://web.facebook.com/reel/801915138717492
https://x.com/bukanhoaxxx/status/1815720621227286573
https://www.youtube.com/watch?v=vyF4uTZ1KEM
https://x.com/KemenkesRI/status/1454093017086787591
Publish date : 2024-08-07