Berita
tirto.id - Gelaran Olimpiade Paris 2024 mendapat banyak sorotan. Tak terkecuali soal penggunaan Sungai Seine sebagai lokasi untuk beberapa cabang olahraga.
Pada Olimpiade 2024, Prancis memang ingin kembali menggelar beberapa cabang olahraga seperti renang dan triathlon untuk digelar di Sungai Seine yang membelah kota Paris, seperti pada tahun 1900. Namun, Sungai Seine di era modern telah terkontaminasi sampah urban, hingga di tahun 1923, ada pelarangan untuk berenang di Sungai Seine karena polusi air.
Mengutip artikelNational Geographic, pada tahun 2015, Kota Paris meluncurkan rencana agar Sungai Seine bisa digunakan untuk berenang lagi dengan target perdana pada Olimpiade 2024. Berbagai upaya dilakukan, termasuk proyek pembersihan yang memakan biaya 1,5 miliar dolar.
Pada akhirnya, Sungai Seine menjadi lokasi pembukaan Olimpiade Paris 2024, serta menjadi tempat kompetisi cabang olahraga triathlon, Rabu (31/7/2024). Sungai Seine menjadi titik start dari rute renang sepanjang 1,5 kilometer (km), yang dilanjutkan dengan 40 km bersepeda serta 10 km lari.
Tetapi, media sosial kembali ramai dengan isu bahwa kontaminasi sungai tersebut masih di level yang mengkhawatirkan.
Salah seorang atlet triathlon bahkan disebut muntah di garis finish usai berenang di Sungai Seine, seperti terlihat di sebuah foto yang tersebar di media sosial.
"Momen para atlet muntah dan mabuk setelah berenang di Seine River," begitu tulis unggahan akun "Bill Arqam" di Facebook pada Rabu (31/7/2024), beberapa saat setelah perlombaan triathlon di Olimpiade Paris 2024 selesai (arsip).
Sampai dengan Senin (5/8/2024), unggahan tersebut telah mengumpulkan lebih dari 1,5 ribu tanda suka, sembilan komentar, dan dibagikan ulang setidaknya 1,7 ribu kali. Kami menemukan unggahan serupa dari akun "Smart Update" dan "Oky Kurnia Alam" di Facebook dan Instagram.
Di X (dulu Twitter), unggahan serupa juga menyebar luas. Di antaranya dari unggahan akun X Breaking News berikut.
Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar atlet triathlon di Olimpiade Paris muntah setelah berenang di Sungai Seine?
Pada Olimpiade 2024, Prancis memang ingin kembali menggelar beberapa cabang olahraga seperti renang dan triathlon untuk digelar di Sungai Seine yang membelah kota Paris, seperti pada tahun 1900. Namun, Sungai Seine di era modern telah terkontaminasi sampah urban, hingga di tahun 1923, ada pelarangan untuk berenang di Sungai Seine karena polusi air.
Mengutip artikelNational Geographic, pada tahun 2015, Kota Paris meluncurkan rencana agar Sungai Seine bisa digunakan untuk berenang lagi dengan target perdana pada Olimpiade 2024. Berbagai upaya dilakukan, termasuk proyek pembersihan yang memakan biaya 1,5 miliar dolar.
Pada akhirnya, Sungai Seine menjadi lokasi pembukaan Olimpiade Paris 2024, serta menjadi tempat kompetisi cabang olahraga triathlon, Rabu (31/7/2024). Sungai Seine menjadi titik start dari rute renang sepanjang 1,5 kilometer (km), yang dilanjutkan dengan 40 km bersepeda serta 10 km lari.
Tetapi, media sosial kembali ramai dengan isu bahwa kontaminasi sungai tersebut masih di level yang mengkhawatirkan.
Salah seorang atlet triathlon bahkan disebut muntah di garis finish usai berenang di Sungai Seine, seperti terlihat di sebuah foto yang tersebar di media sosial.
"Momen para atlet muntah dan mabuk setelah berenang di Seine River," begitu tulis unggahan akun "Bill Arqam" di Facebook pada Rabu (31/7/2024), beberapa saat setelah perlombaan triathlon di Olimpiade Paris 2024 selesai (arsip).
Sampai dengan Senin (5/8/2024), unggahan tersebut telah mengumpulkan lebih dari 1,5 ribu tanda suka, sembilan komentar, dan dibagikan ulang setidaknya 1,7 ribu kali. Kami menemukan unggahan serupa dari akun "Smart Update" dan "Oky Kurnia Alam" di Facebook dan Instagram.
Di X (dulu Twitter), unggahan serupa juga menyebar luas. Di antaranya dari unggahan akun X Breaking News berikut.
Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar atlet triathlon di Olimpiade Paris muntah setelah berenang di Sungai Seine?
HASIL CEK FAKTA
Tirto mencoba mencari foto asli dari kejadian tersebut. Hasil pencarian menggunakan metode reverse image search dengan Google Lens, mengarahkan ke foto The Sunberikut. foto tersebut diambil dari cuplikan tayangan BBC.
Diketahui, atlet yang muntah dalam foto tersebut adalah Tyler Mislawchuk asal Kanada. Selain dia, Alex Yee asal Britania Raya yang akhirnya menjadi peraih emas lomba triatlon tersebut, juga terlihat kelelahan di dalam video.
Tirto mencoba mencari lebih jauh tentang kejadian Mislawchuk yang muntah di Olimpiade 2024. Hasil pencarian mengarahkan ke artikel berikut dari New York Post.
Dalam artikel tersebut, pria 29 tahun itu mengaku setidaknya muntah 10 kali setelah perlombaan. Namun, dalam penjelasannya kepada Triathlon Magazine, Mislawchuk menyebut panasnya suhu udara sebagai salah satu faktor terbesar dia mengalami muntah hari itu.
“Saya hanyalah seorang anak dari Winnipeg, tepatnya Oak Bluff, yang suhunya mencapai -50 (Celsius) di musim dingin, dan saya ada di sini di Olimpiade Musim Panas,” tuturnya dalam sebuah pernyataan.
Adapun saat perlombaan, melansir New York Post, tercatat suhu udara berkisar antara 26-27 derajat Celcius di awal hingga akhir perlombaan.
Lebih jauh, sebuah artikel dari triathlete.com menyebut, berdasar hasil riset, gejala distress gastrointestinal (GI), termasuk mual dan kembung, cukup umum terjadi selama lomba ketahanan seperti maraton dan triathlon. Atlet sering mengira bahwa ini disebabkan oleh konsumsi karbohidrat berlebihan (minuman olahraga, gel, dan sebagainya). Namun, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain seperti durasi lomba, cuaca panas, yang juga bisa mempengaruhi kondisi gastrointestinal atlet.
Pencarian Tirto ke perlombaan Olimpiade lain juga menunjukkan kasus serupa. Pada Olimpiade Tokyo 2020 misalnya, peraih emas, Kristian Blummenfelt, atlet Norwegia, juga terlihat muntah, beberapa detik setelah mencapai finish.
Sebuah artikel ilmiah dari Pawel Samborski dan rekan-rekannya juga menyebut mual dan muntah merupakan gejala penyakit gastrointestinal, atau GI, yang sering terjadi pada atlet, terutama mereka yang melakukan disiplin olahraga ketahanan. Hal tersebut adalah reaksi fisiologis yang wajar terhadap latihan berat dan dapat diatasi dengan hidrasi yang tepat.
Meski begitu, beberapa atlet memang sempat mengeluhkan tentang rute berenang di Sungai Seine. Atlet Belgia, Jolien Vermeylen, menyebut pengalaman yang kurang menyenangkan saat sedang berenang.
"Saat berenang di bawah jembatan, saya merasakan dan melihat hal-hal yang seharusnya tidak terlalu kita pikirkan," ujarnya dikutip dari Metro.
Sementara atlet Belanda, Rachel Klamer menyebut pengalaman tersebut sangat menjijikkan. "Kita lihat saja nanti apakah aku sakit. Aku benar-benar menelan banyak air," ujarnya dikutip RTL Nieuws.
Sementara itu mengutip Politico, pihak panitia penyelenggara telah memastikan level polusi sungai tersebut berada di bawah batas berbahaya. "Sampel yang diambil kemarin antara pukul 5 dan 6 pagi menunjukkan tingkat E-coli antara 192 dan 308 yang dianggap sangat baik oleh World Triathlon," kata Anne Descamps, juru bicara panitia penyelenggara Olimpiade Paris, dalam konferensi pers Komite Olimpiade Internasional, 1 Agustus 2024.
Standar dari World Triathlon terkait konsentrasi E-coli adalah 900 colony-forming units (cfu) per 100 milliliter, untuk air dinyatakan berbahaya untuk dipakai untuk berenang.
Namun, Fluidion, perusahaan yang mendapat penugasan dari Pemerintah Kota Paris untuk memonitor bakteri di sungai sebelum penyelenggaraan lomba, menyebut, sebenarnya, menurut penelusuran mereka, kandungan E-Coli di Sungai Seine lebih tinggi dari yang disebut oleh panitia Olimpiade.
Konsentrasinya pada hari itu berkisar antara 516-860 cfu/100 ml. Memang masih di bawah batas berbahaya.
"Hasil resmi secara signifikan meremehkan jumlah E. Coli yang sebenarnya, dan risiko sebenarnya bagi para atlet tidak tertangani dan masih belum diketahui," kata Fluidion di situsnya.
Sampai dengan Senin (5/8), belum ada pula informasi yang menyebut dampak kesehatan yang menimpa para atlet triathlon yang berenang di Sungai Seine.
Diketahui, atlet yang muntah dalam foto tersebut adalah Tyler Mislawchuk asal Kanada. Selain dia, Alex Yee asal Britania Raya yang akhirnya menjadi peraih emas lomba triatlon tersebut, juga terlihat kelelahan di dalam video.
Tirto mencoba mencari lebih jauh tentang kejadian Mislawchuk yang muntah di Olimpiade 2024. Hasil pencarian mengarahkan ke artikel berikut dari New York Post.
Dalam artikel tersebut, pria 29 tahun itu mengaku setidaknya muntah 10 kali setelah perlombaan. Namun, dalam penjelasannya kepada Triathlon Magazine, Mislawchuk menyebut panasnya suhu udara sebagai salah satu faktor terbesar dia mengalami muntah hari itu.
“Saya hanyalah seorang anak dari Winnipeg, tepatnya Oak Bluff, yang suhunya mencapai -50 (Celsius) di musim dingin, dan saya ada di sini di Olimpiade Musim Panas,” tuturnya dalam sebuah pernyataan.
Adapun saat perlombaan, melansir New York Post, tercatat suhu udara berkisar antara 26-27 derajat Celcius di awal hingga akhir perlombaan.
Lebih jauh, sebuah artikel dari triathlete.com menyebut, berdasar hasil riset, gejala distress gastrointestinal (GI), termasuk mual dan kembung, cukup umum terjadi selama lomba ketahanan seperti maraton dan triathlon. Atlet sering mengira bahwa ini disebabkan oleh konsumsi karbohidrat berlebihan (minuman olahraga, gel, dan sebagainya). Namun, sebuah studi yang diterbitkan di jurnal Medicine & Science in Sports & Exercise menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain seperti durasi lomba, cuaca panas, yang juga bisa mempengaruhi kondisi gastrointestinal atlet.
Pencarian Tirto ke perlombaan Olimpiade lain juga menunjukkan kasus serupa. Pada Olimpiade Tokyo 2020 misalnya, peraih emas, Kristian Blummenfelt, atlet Norwegia, juga terlihat muntah, beberapa detik setelah mencapai finish.
Sebuah artikel ilmiah dari Pawel Samborski dan rekan-rekannya juga menyebut mual dan muntah merupakan gejala penyakit gastrointestinal, atau GI, yang sering terjadi pada atlet, terutama mereka yang melakukan disiplin olahraga ketahanan. Hal tersebut adalah reaksi fisiologis yang wajar terhadap latihan berat dan dapat diatasi dengan hidrasi yang tepat.
Meski begitu, beberapa atlet memang sempat mengeluhkan tentang rute berenang di Sungai Seine. Atlet Belgia, Jolien Vermeylen, menyebut pengalaman yang kurang menyenangkan saat sedang berenang.
"Saat berenang di bawah jembatan, saya merasakan dan melihat hal-hal yang seharusnya tidak terlalu kita pikirkan," ujarnya dikutip dari Metro.
Sementara atlet Belanda, Rachel Klamer menyebut pengalaman tersebut sangat menjijikkan. "Kita lihat saja nanti apakah aku sakit. Aku benar-benar menelan banyak air," ujarnya dikutip RTL Nieuws.
Sementara itu mengutip Politico, pihak panitia penyelenggara telah memastikan level polusi sungai tersebut berada di bawah batas berbahaya. "Sampel yang diambil kemarin antara pukul 5 dan 6 pagi menunjukkan tingkat E-coli antara 192 dan 308 yang dianggap sangat baik oleh World Triathlon," kata Anne Descamps, juru bicara panitia penyelenggara Olimpiade Paris, dalam konferensi pers Komite Olimpiade Internasional, 1 Agustus 2024.
Standar dari World Triathlon terkait konsentrasi E-coli adalah 900 colony-forming units (cfu) per 100 milliliter, untuk air dinyatakan berbahaya untuk dipakai untuk berenang.
Namun, Fluidion, perusahaan yang mendapat penugasan dari Pemerintah Kota Paris untuk memonitor bakteri di sungai sebelum penyelenggaraan lomba, menyebut, sebenarnya, menurut penelusuran mereka, kandungan E-Coli di Sungai Seine lebih tinggi dari yang disebut oleh panitia Olimpiade.
Konsentrasinya pada hari itu berkisar antara 516-860 cfu/100 ml. Memang masih di bawah batas berbahaya.
"Hasil resmi secara signifikan meremehkan jumlah E. Coli yang sebenarnya, dan risiko sebenarnya bagi para atlet tidak tertangani dan masih belum diketahui," kata Fluidion di situsnya.
Sampai dengan Senin (5/8), belum ada pula informasi yang menyebut dampak kesehatan yang menimpa para atlet triathlon yang berenang di Sungai Seine.
KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, atlet yang muntah di Olimpiade 2024, setelah berenang di Sungai Seine, adalah karena udara panas.
Kejadian muntah setelah menyelesaikan trek triathlon juga bukan merupakan hal yang aneh. Kejadian serupa pernah terjadi di perlombaan-perlombaan sebelumnya. Jurnal ilmiah juga menyebut kalau reaksi tubuh seperti itu wajar terjadi pada atlet yang berlatih dengan keras.
Meski begitu, memang ada keluhan-keluhan terkait kebersihan Sungai Seine dari beberapa atlet Olimpiade, meski kandungan E. Coli di sungai tersebut masih di bawah level berbahaya.
Klaim atlet triathlon yang muntah sebab berenang di Sungai Seine bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Kejadian muntah setelah menyelesaikan trek triathlon juga bukan merupakan hal yang aneh. Kejadian serupa pernah terjadi di perlombaan-perlombaan sebelumnya. Jurnal ilmiah juga menyebut kalau reaksi tubuh seperti itu wajar terjadi pada atlet yang berlatih dengan keras.
Meski begitu, memang ada keluhan-keluhan terkait kebersihan Sungai Seine dari beberapa atlet Olimpiade, meski kandungan E. Coli di sungai tersebut masih di bawah level berbahaya.
Klaim atlet triathlon yang muntah sebab berenang di Sungai Seine bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Rujukan
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&opi=89978449&url=
https://www.nationalgeographic.com/environment/article/seine-river-cleanup-paris-olympics
https://x.com/cheguwera/status/1818943598747902377
https://www.thesun.co.uk/sport/29589990/alex-yee-paris-olympics-triathlon/
https://www.triathlete.com/nutrition/race-fueling/why-do-you-feel-like-puking-during-races/
https://www.rtl.nl/nieuws/sport/artikel/5463286/nederlanders-over-zwemmen-de-seine-het-was-walgelijk
https://www.politico.eu/article/seine-well-below-contamination-limit-before
Publish date : 2024-08-05