Berita
[NARASI]: Mulai pagi besok jam 05.27 kita akan mengalami FENOMENA APHELION, dimana letak Bumi akan sangat jauh dari Matahari. Kita tidak bisa melihat fenomena tsb, tp kita bisa merasakan dampaknya. Ini akan berlangsung sampai bulan Agustus. Kita akan mengalami cuaca yg dingin melebihi cuaca dingin sebelumnya, yang akan berdampak meriang flu, batuk sesak nafas dll. Oleh karena itu mari kita semua tingkatkan imun dengan banyak2 meminum Vitamin atau Suplemen agar imun kita kuat. Semoga kita semua selalu ada dalam lindungan Nya. Aamiin …
Jarak Bumi ke Matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lebih jauh. Jadi hawa lebih dingin, dampaknya ke badan kurang enak karena ga' terbiasa dengan suhu ini, Untuk itu jaga kondisi kesehatan kita agar tetap sehat. Inilah kenapa akhir-akhir dingin sekali.
Jarak Bumi ke Matahari perjalanan 5 menit cahaya atau 90.000.000 km. Fenomena aphelion menjadi 152.000.000 km . 66 % lebih jauh. Jadi hawa lebih dingin, dampaknya ke badan kurang enak karena ga' terbiasa dengan suhu ini, Untuk itu jaga kondisi kesehatan kita agar tetap sehat. Inilah kenapa akhir-akhir dingin sekali.
HASIL CEK FAKTA
[PENJELASAN]:
Sebuah unggahan di kolom Twitter menampilkan cuitan mengenai Fenomena Aphelion sebagai penyebab turunnya suhu di bumi sehingga lebih dingin. Akun @risesknight121 mengklaim bahwa jarak bumi ke matahari menjadi lebih jauh sebanyak 66%. Menurut penjelasan BMKG, efek langsung dari adanya aphelion yang bisa dikenali, yaitu diameter Matahari menjadi tampak lebih kecil. Ukuran Matahari seakan menyusut sekira 1,68 persen atau kurang lebih 15,73 menit busur. Meski begitu, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani menyampaikan, fenomena Aphelion tidak akan mempengaruhi cuaca saat ini, yang tengah memasuki puncak kemarau.
Ida menjelaskan bahwa suhu udara yang cenderung dingin di beberapa wilayah Indonesia pada bulan Juli disebabkan oleh angin dari arah timur tenggara Benua Australia, bukan oleh Aphelion. Australia sedang mengalami musim dingin pada bulan ini, sehingga tekanan udara yang tinggi disana menyebabkan pergerakan massa udara menuju Indonesia. Angin ini melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut lebih dingin. Selain itu, hujan dan berkurangnya awan juga berkontribusi terhadap suhu dingin di malam hari.
Sebuah unggahan di kolom Twitter menampilkan cuitan mengenai Fenomena Aphelion sebagai penyebab turunnya suhu di bumi sehingga lebih dingin. Akun @risesknight121 mengklaim bahwa jarak bumi ke matahari menjadi lebih jauh sebanyak 66%. Menurut penjelasan BMKG, efek langsung dari adanya aphelion yang bisa dikenali, yaitu diameter Matahari menjadi tampak lebih kecil. Ukuran Matahari seakan menyusut sekira 1,68 persen atau kurang lebih 15,73 menit busur. Meski begitu, Ketua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Ida Pramuwardani menyampaikan, fenomena Aphelion tidak akan mempengaruhi cuaca saat ini, yang tengah memasuki puncak kemarau.
Ida menjelaskan bahwa suhu udara yang cenderung dingin di beberapa wilayah Indonesia pada bulan Juli disebabkan oleh angin dari arah timur tenggara Benua Australia, bukan oleh Aphelion. Australia sedang mengalami musim dingin pada bulan ini, sehingga tekanan udara yang tinggi disana menyebabkan pergerakan massa udara menuju Indonesia. Angin ini melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut lebih dingin. Selain itu, hujan dan berkurangnya awan juga berkontribusi terhadap suhu dingin di malam hari.
KESIMPULAN
Klaim mengenai Fenomena Aphelion yang tengah beredar di twitter melalui cuitan akun @risesknight121 tidaklah benar. Faktanya meski suhu bulan Juli menjadi lebih dingin, kondisi ini disebabkan angin dari arah timur tenggara Benua Australia yang bergerak ke wilayah Indonesia, bukan Aphelion.
Rujukan
Publish date : 2024-07-16