Berita
tirto.id - Baru-baru ini, di Facebook berseliweran video yang berisi klaim bahwa pemerintah akan membagikan bantuan sosial (bansos) melalui situs judi. Video itu salah satunya disebarkan oleh akun Facebook bernama “Aisyah Shop”.
Dengan durasi 37 detik, klip memperlihatkan seorang presenter TV tengah menyampaikan kalau pemerintah resmi memberikan bantuan bagi korban judi online. Kemudian muncul sosok Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.
Muhadjir dalam video mengatakan bahwa tujuan pemberian bansos yakni untuk mensejahterakan masyarakat. Katanya, seluruh masyarakat yang menjadi korban judi online bisa mengambil bansos pemerintah lewat situs judi tertentu.
“Karena pemerintah dan situs ini telah bekerja sama dengan tujuan membantu mereka yang membutuhkan,” ujar Muhadjir di video.
Setelah itu, video beralih menunjukkan footage seorang laki-laki yang diklaim sebagai penerima bansos. Pria itu tampak berterima kasih kepada pemerintah dan situs judi yang disebutkan. Ia menyatakan, pemerintah telah membantu dirinya dan masyarakat yang menjadi korban situs tidak legal.
“Berkat bansos yang diberikan melalui situs ini, saya bisa menafkahi keluarga tercinta saya,” kata laki-laki yang terlihat mengenakan kaos hitam dan peci putih.
Video yang pertama kali beredar pada Senin (1/7/2024) ini sudah diputar sebanyak 131 ribu kali per Jumat (5/7/2024). Unggahannya sendiri telah memperoleh ratusan impresi, berupa 155 reaksi emoji dan 142 komentar.
Beberapa akun Facebook lain juga terlihat membagikan klip serupa, seperti bisa dilihat di sini dan di sini.
Namun, benarkah isi video tersebut?
Dengan durasi 37 detik, klip memperlihatkan seorang presenter TV tengah menyampaikan kalau pemerintah resmi memberikan bantuan bagi korban judi online. Kemudian muncul sosok Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy.
Muhadjir dalam video mengatakan bahwa tujuan pemberian bansos yakni untuk mensejahterakan masyarakat. Katanya, seluruh masyarakat yang menjadi korban judi online bisa mengambil bansos pemerintah lewat situs judi tertentu.
“Karena pemerintah dan situs ini telah bekerja sama dengan tujuan membantu mereka yang membutuhkan,” ujar Muhadjir di video.
Setelah itu, video beralih menunjukkan footage seorang laki-laki yang diklaim sebagai penerima bansos. Pria itu tampak berterima kasih kepada pemerintah dan situs judi yang disebutkan. Ia menyatakan, pemerintah telah membantu dirinya dan masyarakat yang menjadi korban situs tidak legal.
“Berkat bansos yang diberikan melalui situs ini, saya bisa menafkahi keluarga tercinta saya,” kata laki-laki yang terlihat mengenakan kaos hitam dan peci putih.
Video yang pertama kali beredar pada Senin (1/7/2024) ini sudah diputar sebanyak 131 ribu kali per Jumat (5/7/2024). Unggahannya sendiri telah memperoleh ratusan impresi, berupa 155 reaksi emoji dan 142 komentar.
Beberapa akun Facebook lain juga terlihat membagikan klip serupa, seperti bisa dilihat di sini dan di sini.
Namun, benarkah isi video tersebut?
HASIL CEK FAKTA
Tim Riset Tirto menelusuri asal muasal video yang tersebar dengan bantuan alat telusur gambar Yandex dan Google Image. Hasilnya, kami menemukan video ini merupakan gabungan dua video yang berbeda dan tidak mengonfirmasi klaim bahwa pemerintah membagikan bansos lewat situs judi online.
Cuplikan pertama yang memperlihatkan sosok Muhadjir tengah diwawancarai bersumber dari kanal YouTube Berita Satu yang tayang 14 Juni 2024 di bawah judul “Menko PMK Sebut Korban Judi Online Bisa Masuk Daftar Penerima Bansos”.
Meski Muhadjir dalam video aslinya menyinggung perihal bansos untuk korban judi online, tidak ada pernyataan bahwa pemerintah telah resmi membagikan bansos lewat situs judi tertentu.
Muhadjir menyampaikan, pemerintah telah memberikan advokasi kepada para korban judi online dan menyebut korban judi online bisa masuk daftar penerima bansos lantaran mengalami keterpurukan ekonomi.
Wacana itu memang sempat menjadi perbincangan publik, akan tetapi Muhadjir pada kesempaatan yang berbeda menegaskan bahwa penerima bansos korban judi online bukan pelaku, melainkan pihak keluarga.
Seperti diberitakan Tirto, Muhadjir menjelaskan, gagasan pemberian bansos terhadap korban judi daring tersebut menjadi salah satu materi yang diusulkan Kemenko PMK dalam persiapan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Perjudian Online.
Muhadjir menilai bansos tersebut akan membantu pihak keluarga yang menjadi korban perilaku judi daring. Hal demikian dikarenakan keluarga, khususnya anak dan istri, bukan hanya mengalami kerugian secara materi tetapi juga kesehatan mental, bahkan sampai berujung kematian, sebagaimana terjadi dalam banyak kasus.
"Kondisi ini yang ditimbulkan itu menjadi tanggung jawab pemerintah, khususnya kami Menko PMK. Dalam mekanisme pemberian bansos kepada keluarga yang terdampak judi online ini akan kami bahas dengan Menteri Sosial," kata dia, Senin (17/6/2024).
Sementara itu, video kedua yang memuat rekaman seorang laki-laki dengan kaos hitam identik dengan siaran YouTube Kompas TV pada Juli 2020. Cuplikan itu tak berhubungan dengan judi online, melainkan kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Pria yang tampak dalam video bukanlah penerima bansos judi online, tetapi ayah dari Editor Metro TV, yang ditemukan meninggal di pinggir jalan Tol JORR, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada 10 Juli 2020.
Untuk memastikan audio cuplikan yang tersebar dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), Tirto mencoba memasukkan potongan suara seorang presenter dalam video Facebook yang beredar ke situs pengecek AI, Hive Moderation.
Penelusuran itu menunjukkan persentase probabilitas audio ini dibuat oleh AI mencapai 99,9 persen. Jadi, bisa disimpulkan kalau video yang berisi klaim pemerintah resmi membagikan bansos lewat situs judi tertentu telah dimanipulasi secara digital.
Cuplikan pertama yang memperlihatkan sosok Muhadjir tengah diwawancarai bersumber dari kanal YouTube Berita Satu yang tayang 14 Juni 2024 di bawah judul “Menko PMK Sebut Korban Judi Online Bisa Masuk Daftar Penerima Bansos”.
Meski Muhadjir dalam video aslinya menyinggung perihal bansos untuk korban judi online, tidak ada pernyataan bahwa pemerintah telah resmi membagikan bansos lewat situs judi tertentu.
Muhadjir menyampaikan, pemerintah telah memberikan advokasi kepada para korban judi online dan menyebut korban judi online bisa masuk daftar penerima bansos lantaran mengalami keterpurukan ekonomi.
Wacana itu memang sempat menjadi perbincangan publik, akan tetapi Muhadjir pada kesempaatan yang berbeda menegaskan bahwa penerima bansos korban judi online bukan pelaku, melainkan pihak keluarga.
Seperti diberitakan Tirto, Muhadjir menjelaskan, gagasan pemberian bansos terhadap korban judi daring tersebut menjadi salah satu materi yang diusulkan Kemenko PMK dalam persiapan pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Perjudian Online.
Muhadjir menilai bansos tersebut akan membantu pihak keluarga yang menjadi korban perilaku judi daring. Hal demikian dikarenakan keluarga, khususnya anak dan istri, bukan hanya mengalami kerugian secara materi tetapi juga kesehatan mental, bahkan sampai berujung kematian, sebagaimana terjadi dalam banyak kasus.
"Kondisi ini yang ditimbulkan itu menjadi tanggung jawab pemerintah, khususnya kami Menko PMK. Dalam mekanisme pemberian bansos kepada keluarga yang terdampak judi online ini akan kami bahas dengan Menteri Sosial," kata dia, Senin (17/6/2024).
Sementara itu, video kedua yang memuat rekaman seorang laki-laki dengan kaos hitam identik dengan siaran YouTube Kompas TV pada Juli 2020. Cuplikan itu tak berhubungan dengan judi online, melainkan kasus kematian editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Pria yang tampak dalam video bukanlah penerima bansos judi online, tetapi ayah dari Editor Metro TV, yang ditemukan meninggal di pinggir jalan Tol JORR, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada 10 Juli 2020.
Untuk memastikan audio cuplikan yang tersebar dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), Tirto mencoba memasukkan potongan suara seorang presenter dalam video Facebook yang beredar ke situs pengecek AI, Hive Moderation.
Penelusuran itu menunjukkan persentase probabilitas audio ini dibuat oleh AI mencapai 99,9 persen. Jadi, bisa disimpulkan kalau video yang berisi klaim pemerintah resmi membagikan bansos lewat situs judi tertentu telah dimanipulasi secara digital.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran fakta yang sudah dilakukan, video Facebook yang berisi klaim soal pemerintah membagikan bantuan sosial (bansos) melalui situs judi daring bersifat altered video (video yang dimanipulasi).
Video ini merupakan gabungan dua video yang berbeda dan tidak mengonfirmasi klaim bahwa pemerintah membagikan bansos lewat situs judi. Penelusuran lewat Hive Moderation juga menunjukkan persentase probabilitas audio cuplikan yang beredar dibuat oleh Artificial Intelligence atau AI mencapai 99,9 persen.
Footage yang memuat rekaman seorang laki-laki dengan kaos hitam identik dengan siaran YouTube Kompas TV pada Juli 2020. Cuplikan itu tak berhubungan dengan judi online, melainkan kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Video ini merupakan gabungan dua video yang berbeda dan tidak mengonfirmasi klaim bahwa pemerintah membagikan bansos lewat situs judi. Penelusuran lewat Hive Moderation juga menunjukkan persentase probabilitas audio cuplikan yang beredar dibuat oleh Artificial Intelligence atau AI mencapai 99,9 persen.
Footage yang memuat rekaman seorang laki-laki dengan kaos hitam identik dengan siaran YouTube Kompas TV pada Juli 2020. Cuplikan itu tak berhubungan dengan judi online, melainkan kasus kematian Editor Metro TV, Yodi Prabowo.
Rujukan
https://www.facebook.com/61551397597561/videos/8217134064986352
https://www.facebook.com/100089791601742/videos/1395077861184127/
https://www.facebook.com/61551050085443/videos/449220108105195/
https://www.youtube.com/watch?v=PeyemTQIK7c
https://tirto.id/penjelasan-muhadjir-soal-korban-judi-online-dapat-bansos-gZHv
Publish date : 2024-07-05