Berita
tirto.id - Video yang mempromosikan metode air garam untuk penyembuhan penyakit mendapat banyak perhatian di Facebook. Tirto menemukan setidaknya tiga unggahan dengan narasi serupa, yang mempromosikan metode air garam untuk penyembuhan hipertensi, penyakit kardiovaskular, dan diabetes.
"Jika Anda menderita gula darah tinggi, dengarkan saya sampai akhir karena dalam 1 menit saya akan memberi Anda resep yang dapat membalikkan diabetes Anda di rumah hanya dalam 30 detik," begitu bunyi pesan pembuka dari unggahan akun "Berita medis Indonesia", Selasa (18/6/2024) (arsip).
Dalam narasi unggahan di Facebook, metode penggunaan garam yang ditawarkan diklaim dapat menormalkan tekanan darah, hidup sehat tanpa perlu membatasi makanan dan aktivitas, serta terlepas dari efek buruk penyakit jantung.
Unggahan tersebut mencatut nama Dokter Isman Firdaus sebagai penulis pesan tersebut. Terdapat juga kutipan penelitian dari Universitas Yuda, yang mengatakan penyebab penyakit jantung dan darah tinggi adalah molekul beracun dalam tubuh yang mengganggu fungsi pembuluh darah.
Di bagian akhir narasi terdapat imbauan untuk menonton video yang disebut menjelaskan metode tersebut.
"Saat ini, Anda bisa menonton video ini secara gratis sebelum orang-orang korupsi memaksa saya menjadikannya eliksir yang mahal! Akses ke video gratis ini melalui tombol di bawah ini akan dibatasi dalam 15 menit," begitu bunyi pesan tersebut.
Di bagian bawah, terdapat video berdurasi sepanjang sekitar tiga menit.
Tirto menemukan dua unggahan lain dengan narasi teks dan video yang serupa, dengan perbedaan minor (video 1, arsip 1) (video 2, arsip 2). Semuanya diunggah oleh akun yang sama.
Dari tiga unggahan tersebut, yang paling viral mengumpulkan lebih dari 1.500 tanda suka (likes), 128 komentar. Sementara video telah diputar ulang sebanyak 334 ribu kali.
Lalu bagaimana kebenarannya? Apakah ada metode air garam yang dapat menyembuhkan penyakit hipertensi, jantung, dan diabetes?
"Jika Anda menderita gula darah tinggi, dengarkan saya sampai akhir karena dalam 1 menit saya akan memberi Anda resep yang dapat membalikkan diabetes Anda di rumah hanya dalam 30 detik," begitu bunyi pesan pembuka dari unggahan akun "Berita medis Indonesia", Selasa (18/6/2024) (arsip).
Dalam narasi unggahan di Facebook, metode penggunaan garam yang ditawarkan diklaim dapat menormalkan tekanan darah, hidup sehat tanpa perlu membatasi makanan dan aktivitas, serta terlepas dari efek buruk penyakit jantung.
Unggahan tersebut mencatut nama Dokter Isman Firdaus sebagai penulis pesan tersebut. Terdapat juga kutipan penelitian dari Universitas Yuda, yang mengatakan penyebab penyakit jantung dan darah tinggi adalah molekul beracun dalam tubuh yang mengganggu fungsi pembuluh darah.
Di bagian akhir narasi terdapat imbauan untuk menonton video yang disebut menjelaskan metode tersebut.
"Saat ini, Anda bisa menonton video ini secara gratis sebelum orang-orang korupsi memaksa saya menjadikannya eliksir yang mahal! Akses ke video gratis ini melalui tombol di bawah ini akan dibatasi dalam 15 menit," begitu bunyi pesan tersebut.
Di bagian bawah, terdapat video berdurasi sepanjang sekitar tiga menit.
Tirto menemukan dua unggahan lain dengan narasi teks dan video yang serupa, dengan perbedaan minor (video 1, arsip 1) (video 2, arsip 2). Semuanya diunggah oleh akun yang sama.
Dari tiga unggahan tersebut, yang paling viral mengumpulkan lebih dari 1.500 tanda suka (likes), 128 komentar. Sementara video telah diputar ulang sebanyak 334 ribu kali.
Lalu bagaimana kebenarannya? Apakah ada metode air garam yang dapat menyembuhkan penyakit hipertensi, jantung, dan diabetes?
HASIL CEK FAKTA
Tirto menyaksikan video yang tersebar di Facebook tersebut. Ada dua versi video tersebut.
Video pertama, yang paling banyak mendapat perhatian masyarakat, terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi pembaca berita yang menyampaikan kalau pada Juni 2024 Indonesia akan bebas hipertensi berkat temuan dari Dokter Isman Firdaus. Sementara bagian kedua berisi pemaparan dari Isman Firdaus.
Kami mendengarkan penjelasan dalam video tersebut, namun tidak menemukan penjelasan mengenai metode air garam yang digembar-gemborkan. Sampai akhir video, tidak ada penjelasan sama sekali soal metode air garam yang dimaksud.
Hal ini bisa menimbulkan spekulasi bagi orang yang terlanjur percaya dengan narasi yang ada di video.
Tirto juga mencurigai adanya manipulasi dari audio konten video tersebut. Gerak bibir dengan audio dari video terlihat tidak sinkron. Di beberapa bagian juga terlihat potongan pengulangan video yang tidak rapi.
Kami memecah video ini menjadi beberapa fragmen gambar menggunakan perangkat InVid WeVerify. Setelah itu, kami melakukan reverse image search terhadap beberapa potongan gambar tersebut.
Pertama, dari bagian pembaca berita. Hasil penelusuran dengan Yandex mengarahkan kami ke video berikut. Video tersebut menunjukkan pembaca berita iNews, Anisha Dasuki, di program Newsroom, pada tahun 2022 lalu. Anisha terlihat mengenakan pakaian yang sama dengan video yang tersebar di Facebook. Dalam video tersebut, tidak ada pembacaan berita soal metode air garam ataupun Indonesia bebas hipertensi pada Juni 2024 seperti yang ada di video Facebook.
Bagian video selanjutnya, yang diklaim menunjukkan Dokter Isman Firdaus, juga teridentifikasi sumber aslinya. Hasil pencarian Yandex mengarahkan kami ke video di situs Kompas TVberikut. Video tersebut juga tayang di kanal YouTube. Video tersebut berasal dari unggahan 19 Februari 2020 lalu.
Isman, yang merupakan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), menjelaskan soal kesehatan jantung. Isman kemudian menyebutkan lima faktor penyakit jantung koroner, yakni kencing manis, kebiasaan merokok, darah tinggi, kolesterol, dan riwayat keluarga.
Dia menyarankan orang yang punya lima faktor risiko yang dia sebutkan, untuk melakukan pemeriksaan kondisi jantung. Sepanjang video 2 menit 20 detik, dari kanal resmi Kompas TV tersebut, tidak ada penjelasan apapun dari Isman soal metode air garam seperti yang diklaim di Facebook.
Dua video tersebut, yang berisi pesan berbeda dengan video yang ramai di media sosial, mengindikasikan adanya penyuntingan yang dilakukan untuk mengubah isi narasi video promosi yang tersebar di Facebook.
Tirto kemudian menganalisis versi video kedua. Video ini hanya berisikan potongan dokter Isman berbicara namun dalam durasi yang lebih lama. Video yang digunakan juga sama, video wawancara dengan Kompas TV yang sebelumnya.
Video ini juga dicurigai melakukan manipulasi audio karena adanya ketidaksinkronan gerak bibir dengan pesan yang disampaikan.
Isi pesan yang disampaikan oleh Isman serupa dengan narasi yang ditulis di Facebook. Di situ juga tidak ada penjelasan lebih lanjut soal metode air garam yang dipromosikan dalam video.
Kami juga mencoba mencari informasi soal penelitian dari Universitas Yuda yang disebut dalam narasi tersebut. Namun hasilnya nihil. Nama Universitas Yuda yang disebut juga tidak ditemukan di daftar universitas.
Di bagian bawah unggahan juga terdapat sebuah tautan. Namun ketika diklik, tautan tersebut mengarahkan ke halaman yang berisikan narasi soal Jalan Nordik.
Informasi yang ada di situs ini juga tidak menjabarkan soal metode air garam yang disebutkan dalam unggahan di Facebook. Situs tersebut juga tidak menampilkan sosok dokter Isman Firdaus, sehingga hubungan antara situs ini dengan unggahan di Facebook juga kurang jelas.
Video pertama, yang paling banyak mendapat perhatian masyarakat, terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berisi pembaca berita yang menyampaikan kalau pada Juni 2024 Indonesia akan bebas hipertensi berkat temuan dari Dokter Isman Firdaus. Sementara bagian kedua berisi pemaparan dari Isman Firdaus.
Kami mendengarkan penjelasan dalam video tersebut, namun tidak menemukan penjelasan mengenai metode air garam yang digembar-gemborkan. Sampai akhir video, tidak ada penjelasan sama sekali soal metode air garam yang dimaksud.
Hal ini bisa menimbulkan spekulasi bagi orang yang terlanjur percaya dengan narasi yang ada di video.
Tirto juga mencurigai adanya manipulasi dari audio konten video tersebut. Gerak bibir dengan audio dari video terlihat tidak sinkron. Di beberapa bagian juga terlihat potongan pengulangan video yang tidak rapi.
Kami memecah video ini menjadi beberapa fragmen gambar menggunakan perangkat InVid WeVerify. Setelah itu, kami melakukan reverse image search terhadap beberapa potongan gambar tersebut.
Pertama, dari bagian pembaca berita. Hasil penelusuran dengan Yandex mengarahkan kami ke video berikut. Video tersebut menunjukkan pembaca berita iNews, Anisha Dasuki, di program Newsroom, pada tahun 2022 lalu. Anisha terlihat mengenakan pakaian yang sama dengan video yang tersebar di Facebook. Dalam video tersebut, tidak ada pembacaan berita soal metode air garam ataupun Indonesia bebas hipertensi pada Juni 2024 seperti yang ada di video Facebook.
Bagian video selanjutnya, yang diklaim menunjukkan Dokter Isman Firdaus, juga teridentifikasi sumber aslinya. Hasil pencarian Yandex mengarahkan kami ke video di situs Kompas TVberikut. Video tersebut juga tayang di kanal YouTube. Video tersebut berasal dari unggahan 19 Februari 2020 lalu.
Isman, yang merupakan Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), menjelaskan soal kesehatan jantung. Isman kemudian menyebutkan lima faktor penyakit jantung koroner, yakni kencing manis, kebiasaan merokok, darah tinggi, kolesterol, dan riwayat keluarga.
Dia menyarankan orang yang punya lima faktor risiko yang dia sebutkan, untuk melakukan pemeriksaan kondisi jantung. Sepanjang video 2 menit 20 detik, dari kanal resmi Kompas TV tersebut, tidak ada penjelasan apapun dari Isman soal metode air garam seperti yang diklaim di Facebook.
Dua video tersebut, yang berisi pesan berbeda dengan video yang ramai di media sosial, mengindikasikan adanya penyuntingan yang dilakukan untuk mengubah isi narasi video promosi yang tersebar di Facebook.
Tirto kemudian menganalisis versi video kedua. Video ini hanya berisikan potongan dokter Isman berbicara namun dalam durasi yang lebih lama. Video yang digunakan juga sama, video wawancara dengan Kompas TV yang sebelumnya.
Video ini juga dicurigai melakukan manipulasi audio karena adanya ketidaksinkronan gerak bibir dengan pesan yang disampaikan.
Isi pesan yang disampaikan oleh Isman serupa dengan narasi yang ditulis di Facebook. Di situ juga tidak ada penjelasan lebih lanjut soal metode air garam yang dipromosikan dalam video.
Kami juga mencoba mencari informasi soal penelitian dari Universitas Yuda yang disebut dalam narasi tersebut. Namun hasilnya nihil. Nama Universitas Yuda yang disebut juga tidak ditemukan di daftar universitas.
Di bagian bawah unggahan juga terdapat sebuah tautan. Namun ketika diklik, tautan tersebut mengarahkan ke halaman yang berisikan narasi soal Jalan Nordik.
Informasi yang ada di situs ini juga tidak menjabarkan soal metode air garam yang disebutkan dalam unggahan di Facebook. Situs tersebut juga tidak menampilkan sosok dokter Isman Firdaus, sehingga hubungan antara situs ini dengan unggahan di Facebook juga kurang jelas.
KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan bahwa klaim adanya metode air garam yang dapat menyembuhkan penyakit hipertensi, kardiovaskular, dan diabetes, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Video dan narasi yang tersebar di Facebook tidak memuat informasi apapun soal metode air garam. Video yang digunakan juga merupakan hasil manipulasi audio. Dalam versi aslinya, dokter Isman Firdaus yang ada di dalam video tidak membahas apapun soal metode air garam.
Video dan narasi yang tersebar di Facebook tidak memuat informasi apapun soal metode air garam. Video yang digunakan juga merupakan hasil manipulasi audio. Dalam versi aslinya, dokter Isman Firdaus yang ada di dalam video tidak membahas apapun soal metode air garam.
Rujukan
https://web.archive.org/web/20240626071734/
https://web.archive.org/web/20240626071720/
https://www.facebook.com/61561203297544/videos/439300542231998
https://ruclips.net/video/VqiH7gAY_q4/anisha-dasuki.html
https://www.kompas.tv/klik360/67266/sudahkah-cek-kondisi-kesehatan-jantung-kamu
https://www.youtube.com/watch?v=g-UPkr_w6Tg
https://www.facebook.com/61561203297544/videos/1469443667297861
Publish date : 2024-06-26