Berita
Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud MD menyebut impor pangan di era pemerintahan Joko Widodo semakin banyak.
"Pada 17 Februari 2019 dalam sebuah debat calon presiden, Pak Prabowo mengatakan bahwa Pak Jokowi menyampaikan tidak akan mengimpor komoditas pangan jika nanti terpilih jadi presiden. Ternyata, kata Prabowo, empat tahun memimpin, Pak Jokowi masih mengimpor dan itu merugikan banyak petani. Itu pertanyaan Pak Prabowo kepada Pak Jokowi saat itu," kata Mahfud MD dalam debat keempat cawapres Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Saat itu Mahfud MD meminta tanggapan dari Gibran mengenai fakta pemerintahan Jokowi masih mengimpor pangan.
"Faktanya, per hari ini, impor kedelai 2 juta ton. Susu 280 ton, gula pasir 4 juta ton, beras 2,8 juta ton, daging sapi... Semakin banyak ini angkanya, semakin banyak impornya," kata Mahfud MD.
"Pada 17 Februari 2019 dalam sebuah debat calon presiden, Pak Prabowo mengatakan bahwa Pak Jokowi menyampaikan tidak akan mengimpor komoditas pangan jika nanti terpilih jadi presiden. Ternyata, kata Prabowo, empat tahun memimpin, Pak Jokowi masih mengimpor dan itu merugikan banyak petani. Itu pertanyaan Pak Prabowo kepada Pak Jokowi saat itu," kata Mahfud MD dalam debat keempat cawapres Pemilu 2024 di Jakarta Convention Center (JCC) Jakarta, Minggu (21/1/2024).
Saat itu Mahfud MD meminta tanggapan dari Gibran mengenai fakta pemerintahan Jokowi masih mengimpor pangan.
"Faktanya, per hari ini, impor kedelai 2 juta ton. Susu 280 ton, gula pasir 4 juta ton, beras 2,8 juta ton, daging sapi... Semakin banyak ini angkanya, semakin banyak impornya," kata Mahfud MD.
HASIL CEK FAKTA
Data Kementerian Perdagangan RI, Indonesia mengalami peningkatan impor pangan yang signifikan sejak 2004 hingga 2023 seperti gandum, gula pasir, bawang putih dan buah-buahan.
Ini diakui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat acara Peluncuran Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional pada 26 Juni 2023.
Dari catatan Kemendag, pada 2004 impor gandum Indonesia hanya 2-3 juta ton. Namun pada 2023 impor mencapai 13 juta ton.
Untuk gula pasir impor meningkat dari sebelumnya rata-rata 1 juta ton hingga 2 juta ton per tahun. Namun pada 2023, impor gula pasir mencapai 5 juta ton per tahun. Begitu juga impor garam pada 2023 mencapai sekitar 3 juta ton, dibanding sebelumnya rata-rata kurang dari 1 juta ton.
Untuk impor bawang putih, pada 2004 jumlahnya sekitar 25 ribu hingga 30 ribu ton per tahun. Namun pada 2023, impor bawang putih mencapai 600 ribu ton per tahun.
Dosen Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia, Masitoh Nur Rohma menyebut klaim Mahfud MD sebagian benar. Ia merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) dari 2019 hingga 2023 yang menunjukkan impor pangan Indonesia berfluktuasi seperti daging hewan, ikan, sayuran dan buah-buahan.
Lead, Knowledge Generation Koalisi Sistem Pangan Lestari, Romauli Panggabean menilai klaim Mahfud MD sebagian besar. Menurut Romauli, impor beras berdasarkan volume beratnya mengalami tren penurunan, dari sebanyak 444.508,8 ton pada 2018 menjadi 429.207,3 ton pada 2022. Namun, berdasarkan nilai CIF (cost insurance freight) mengalami peningkatan, dari 184 juta USD pada 2019 menjadi 202 juta USD pada 2022. Jadi yang meningkat adalah nilai mpornya sedangkan secara volume trennya menurun.
Sementara itu, volume impor sayur meningkat cukup tajam dari 770 ribu ton pada 2019 menjadi 1 juta ton pada 2022. Nilai impornya juga meningkat dari 770 juta USD tahun 2019 menjadi 952 juta USD pada tahun 2022.
Sedangkan untuk daging sejenis lembu, volume impor menurun dari tahun 2019 ke 2022. Volume impor daging sejenis lembu pada tahun 2019 sebesar 262 ribu ton menjadi 225 ribu ton pada tahun 2022. Sedangka untuk nilai impornya meningkat tidak terlalu tinggi yaitu dari 829 juta USD tahun 2019, menjadi 861 juta USD pada tahun 2022.
Untuk buah-buahan, volume impor dan nilai impor sama-sama meningkat tetapi tidak setinggi impor sayuran. Volume impor buah meningkat dari 724 ribu ton tahun 2019, menjadi 749 ribu ton tahun 2022. Sedangkan nilai impor buah juga mengalami kenaikan, yaitu dari 1.4 miliar USD tahun 2019 menjadi 1.5 miliar USD pada tahun 2022.
Untuk gula, volume impor meningkat sangat tajam, dari 4 juta ton pada 2019, menjadi 6 juta ton pada tahun 2022
Namun Peneliti Sajogyo Institute, Kiagus M. Iqbal memberi data berbeda. Ia menyebut impor beras tahun 2023 merupakan impor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Bahkan tertinggi ketiga setelah tahun 1998 dan 1999.
Kiagus merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 yang menyebut impor beras selama 2023 mencapai 3,06 juta ton. Angka ini meningkat 613 persen dibanding pada 2022 yang hanya sebesar 429 ribu ton. Impor beras pada 2023 juga merupakan yang paling besar sejak 2019.
Ini diakui Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat acara Peluncuran Gerakan Pangan Murah Serentak Nasional pada 26 Juni 2023.
Dari catatan Kemendag, pada 2004 impor gandum Indonesia hanya 2-3 juta ton. Namun pada 2023 impor mencapai 13 juta ton.
Untuk gula pasir impor meningkat dari sebelumnya rata-rata 1 juta ton hingga 2 juta ton per tahun. Namun pada 2023, impor gula pasir mencapai 5 juta ton per tahun. Begitu juga impor garam pada 2023 mencapai sekitar 3 juta ton, dibanding sebelumnya rata-rata kurang dari 1 juta ton.
Untuk impor bawang putih, pada 2004 jumlahnya sekitar 25 ribu hingga 30 ribu ton per tahun. Namun pada 2023, impor bawang putih mencapai 600 ribu ton per tahun.
Dosen Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Islam Indonesia, Masitoh Nur Rohma menyebut klaim Mahfud MD sebagian benar. Ia merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) dari 2019 hingga 2023 yang menunjukkan impor pangan Indonesia berfluktuasi seperti daging hewan, ikan, sayuran dan buah-buahan.
Lead, Knowledge Generation Koalisi Sistem Pangan Lestari, Romauli Panggabean menilai klaim Mahfud MD sebagian besar. Menurut Romauli, impor beras berdasarkan volume beratnya mengalami tren penurunan, dari sebanyak 444.508,8 ton pada 2018 menjadi 429.207,3 ton pada 2022. Namun, berdasarkan nilai CIF (cost insurance freight) mengalami peningkatan, dari 184 juta USD pada 2019 menjadi 202 juta USD pada 2022. Jadi yang meningkat adalah nilai mpornya sedangkan secara volume trennya menurun.
Sementara itu, volume impor sayur meningkat cukup tajam dari 770 ribu ton pada 2019 menjadi 1 juta ton pada 2022. Nilai impornya juga meningkat dari 770 juta USD tahun 2019 menjadi 952 juta USD pada tahun 2022.
Sedangkan untuk daging sejenis lembu, volume impor menurun dari tahun 2019 ke 2022. Volume impor daging sejenis lembu pada tahun 2019 sebesar 262 ribu ton menjadi 225 ribu ton pada tahun 2022. Sedangka untuk nilai impornya meningkat tidak terlalu tinggi yaitu dari 829 juta USD tahun 2019, menjadi 861 juta USD pada tahun 2022.
Untuk buah-buahan, volume impor dan nilai impor sama-sama meningkat tetapi tidak setinggi impor sayuran. Volume impor buah meningkat dari 724 ribu ton tahun 2019, menjadi 749 ribu ton tahun 2022. Sedangkan nilai impor buah juga mengalami kenaikan, yaitu dari 1.4 miliar USD tahun 2019 menjadi 1.5 miliar USD pada tahun 2022.
Untuk gula, volume impor meningkat sangat tajam, dari 4 juta ton pada 2019, menjadi 6 juta ton pada tahun 2022
Namun Peneliti Sajogyo Institute, Kiagus M. Iqbal memberi data berbeda. Ia menyebut impor beras tahun 2023 merupakan impor tertinggi dalam lima tahun terakhir. Bahkan tertinggi ketiga setelah tahun 1998 dan 1999.
Kiagus merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 yang menyebut impor beras selama 2023 mencapai 3,06 juta ton. Angka ini meningkat 613 persen dibanding pada 2022 yang hanya sebesar 429 ribu ton. Impor beras pada 2023 juga merupakan yang paling besar sejak 2019.
KESIMPULAN
Klaim Mahfud MD bahwa impor pangan di era Jokowi makin banyak, benar.
Rujukan
Publish date : 2024-01-23