Berita
TIMESINDONESIA, JAKARTA – Debat Capres dan Cawapres Pemilu 2024 berlangsung Selasa (12/11/2023) malam, di kantor KPU RI, Jakarta. Saat debat Pilpres 2024 pertama, Prabowo Subianto menyebutkan indeks polusi tertinggi di dunia.
Inilah pernyataan yang disampaikan Prabowo Subianto:
Mas Anies pernah menjadi Gubernur di DKI, anggaran di DKI sekitar Rp 80 T, jumlah penduduk DKI 10 juta. APBD Jabar Rp 35 T, jumlah penduduknya 50 juta. Selama Anies memimpin, seringkali DKI menerima indeks polusi tertinggi di dunia.
Inilah pernyataan yang disampaikan Prabowo Subianto:
Mas Anies pernah menjadi Gubernur di DKI, anggaran di DKI sekitar Rp 80 T, jumlah penduduk DKI 10 juta. APBD Jabar Rp 35 T, jumlah penduduknya 50 juta. Selama Anies memimpin, seringkali DKI menerima indeks polusi tertinggi di dunia.
HASIL CEK FAKTA
Penelusuran Fakta
Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Prabowo Subianto, salah.
Dosen FEB Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Zuhairan Yunmi Yunan, mengutip data Indeks Kualitas Udara Dunia yang menunjukkan bahwa Jakarta bukan polusi yang tertinggi pada kurun waktu 2017-2022.
“Jakarta bukan merupakan kota yang indeks polusinya tertinggi di dunia,” kata Zuharian.
Data dari situs pemantau kualitas udara IQair tercatat dalam tahun 2022, kota dengan polusi tertinggi peringkat pertama ditempati Lahore, Pakistan dengan indeks 97,4. Kemudian diperingkat kedua Hotan China dengan 95,3, ketiga Bhiwadi India dengan indeks 92,7, diikuti Delhi NCT India dengan indeks 92,6 dan kelima Peshawar Pakistan dengan 91,8.
Kota Jakarta berada pada peringkat 307 di dunia dengan indeks 36.2. Indeks ini termasuk dalam kategori 7 hingga 10 kali dari panduan WHO.
Masih terkait data polusi Jakarta, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, Kamis (10/8/2023) pukul 11.00 WIB, Jakarta mencatatkan konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) sebesar 75,1 mikrogram per meter kubik.
Pada waktu tersebut, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai 164, nomor dua tertinggi di Indonesia. Adapun urutan pertama kota dengan polusi terburuk ialah Tangerang Selatan dengan indeks 170.
Hasil penelusuran tim Cek Fakta TIMES Indonesia bersama koalisi Cek Fakta, menemukan bahwa pernyataan yang disampaikan Prabowo Subianto, salah.
Dosen FEB Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Zuhairan Yunmi Yunan, mengutip data Indeks Kualitas Udara Dunia yang menunjukkan bahwa Jakarta bukan polusi yang tertinggi pada kurun waktu 2017-2022.
“Jakarta bukan merupakan kota yang indeks polusinya tertinggi di dunia,” kata Zuharian.
Data dari situs pemantau kualitas udara IQair tercatat dalam tahun 2022, kota dengan polusi tertinggi peringkat pertama ditempati Lahore, Pakistan dengan indeks 97,4. Kemudian diperingkat kedua Hotan China dengan 95,3, ketiga Bhiwadi India dengan indeks 92,7, diikuti Delhi NCT India dengan indeks 92,6 dan kelima Peshawar Pakistan dengan 91,8.
Kota Jakarta berada pada peringkat 307 di dunia dengan indeks 36.2. Indeks ini termasuk dalam kategori 7 hingga 10 kali dari panduan WHO.
Masih terkait data polusi Jakarta, berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir, Kamis (10/8/2023) pukul 11.00 WIB, Jakarta mencatatkan konsentrasi polutan particulate matter 2.5 (PM2,5) sebesar 75,1 mikrogram per meter kubik.
Pada waktu tersebut, Indeks Kualitas Udara (AQI) Jakarta mencapai 164, nomor dua tertinggi di Indonesia. Adapun urutan pertama kota dengan polusi terburuk ialah Tangerang Selatan dengan indeks 170.
KESIMPULAN
Rujukan
Publish date : 2023-12-13