Berita
Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim TNI dikirim ke Palestina untuk berperang melawan Israel. Postingan itu telah menjadi perbincangan sejak pekan lalu. Salah satu akun mengunggahnya di Facebook pada tanggal 13 Oktober 2023. Dalam postingannya, terdapat video yang menunjukkan TNI sedang melakukan apel, dan sejumlah truk militer diparkir di antaranya. Video tersebut disertai narasi sebagai berikut:
Pasukan khusus Indonesia tiba di Palestina.
Allahu Akbar BRAVO INDONESIKU TNI INDONESIA TELAH TIBA DI PALESTINA."
Pasukan khusus Indonesia tiba di Palestina.
Allahu Akbar BRAVO INDONESIKU TNI INDONESIA TELAH TIBA DI PALESTINA."
HASIL CEK FAKTA
CEK FAKTA
Cek Fakta TIMES Indonesia telah menelusuri klaim ini. Berdasarkan penelusuran, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono membantah kebenarannya.
“Video tersebut adalah video pemberangkatan Batalyon 712 Satgas Pamtas RI-PNG dan pasukan TNI penjaga perdamaian di Lebanon,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Menurut Julius, penugasan prajurit TNI ke berbagai negara yang sedang berkonflik adalah sebagai penjaga perdamaian di bawah payung PBB. Pengiriman pasukan itu dilakukan sesuai Pembukaan UUD 45, yaitu ikut serta dalam ketertiban dunia.
Eks Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) menjelaskan, terkait dua video tersebut sebenarnya memang ada pengerahan prajurit. Namun, narasi dalam video tidak tepat. Pasalnya, tidak ada prajurit TNI yang dikirim ke Palestina.
“Video yang diunggah adalah video keberangkatan Yonif Raider 712/Wiratama di Dermaga Bitung Sulawesi Utara, saat akan berangkat tugas pengamanan perbatasan RI-PNG pada bulan November 2022 dengan jumlah 450 prajurit, dan Satgas Perdamaian Unifil dibawah PBB yang bertugas di Lebanon beberapa tahun yang lalu,” ucap Julius.
Cek Fakta TIMES Indonesia telah menelusuri klaim ini. Berdasarkan penelusuran, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksda Julius Widjojono membantah kebenarannya.
“Video tersebut adalah video pemberangkatan Batalyon 712 Satgas Pamtas RI-PNG dan pasukan TNI penjaga perdamaian di Lebanon,” ujarnya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (18/10/2023).
Menurut Julius, penugasan prajurit TNI ke berbagai negara yang sedang berkonflik adalah sebagai penjaga perdamaian di bawah payung PBB. Pengiriman pasukan itu dilakukan sesuai Pembukaan UUD 45, yaitu ikut serta dalam ketertiban dunia.
Eks Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) menjelaskan, terkait dua video tersebut sebenarnya memang ada pengerahan prajurit. Namun, narasi dalam video tidak tepat. Pasalnya, tidak ada prajurit TNI yang dikirim ke Palestina.
“Video yang diunggah adalah video keberangkatan Yonif Raider 712/Wiratama di Dermaga Bitung Sulawesi Utara, saat akan berangkat tugas pengamanan perbatasan RI-PNG pada bulan November 2022 dengan jumlah 450 prajurit, dan Satgas Perdamaian Unifil dibawah PBB yang bertugas di Lebanon beberapa tahun yang lalu,” ucap Julius.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Cek Fakta TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk mempercayai akun-akun resmi TNI dan menegaskan bahwa klaim pengiriman TNI ke Palestina untuk berperang melawan Israel adalah tidak benar. Informasi video yang beredar tanpa konteks termasuk kategori konten menyesatkan (misleading content).
Cek Fakta TIMES Indonesia mengimbau masyarakat untuk mempercayai akun-akun resmi TNI dan menegaskan bahwa klaim pengiriman TNI ke Palestina untuk berperang melawan Israel adalah tidak benar. Informasi video yang beredar tanpa konteks termasuk kategori konten menyesatkan (misleading content).
Rujukan
Publish date : 2023-10-20