Berita
Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Rupa Ganguli yang menarasikan bahwa Menghirup kapus barus, cengkeh, biji karom, dan minyak kayu putih dapat meningkatkan kadar oksigen dan membantu meringankan sesak nafas. Klaim serupa juga dibagikan dalam bentuk video oleh akun bernama Deepz Theeban yang mempraktikan cara pembuatan sekaligus cara pemakaian terapi bahan kapus barus, cengkeh, biji karom, dan minyak kayu putih. Selain itu, pengobatan tersebut juga diklaim dapat meredakan gangguan pernapasan pasien COVID-19.
Minyak kayu putih untuk covid
"Terapi uap untuk covid"
Minyak kayu putih covid
Minyak kayu putih di baskom
Hirup uap panas kayu putih
Minyak Kayu Putih Corona
Minyak Kayu Putih untuk Corona
Minum Kayu Putih
Minyak kayu putih untuk covid
"Terapi uap untuk covid"
Minyak kayu putih covid
Minyak kayu putih di baskom
Hirup uap panas kayu putih
Minyak Kayu Putih Corona
Minyak Kayu Putih untuk Corona
Minum Kayu Putih
HASIL CEK FAKTA
Setelah dilakukan penelusuran fakta terkait, klaim Rupa Ganguli tidak berdasar, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan menghirup kapus barus, cengkeh, biji karom, dan minyak kayu putih dapat meningkatkan kadar oksigen dan membantu meringankan sesak nafas. Mengendus campuran kapur barus malah dapat membuat keracunan dan mengancam keselamatan jiwa.
Kamper/kapur barus digunakan dalam gel untuk melegakan hidung tersumber seperti pada Vicks VapoRubs dalam kadar kecil (4-5%), beberapa penelitian mengungkapkan penggunaan kapur barus dan minyak kayu putih tidak berpengaruh. Meski begitu, menggunakan kapur barus untuk meningkatkan saturasi oksigen pada darah yang menurun saat seseorang terinfeksi COVID-19, tidak berefek. Hal ini dikarenakan, sesak nafas pada penderita COVID-19 tidak ada hubungannya dengan penyumbatan hidung, dengan kata lain gangguan pernapasan saat terinfeksi COVID-19 tidak bisa diatasi dengan cara melegakan hidung tersumbat.
Penggunaan kamper untuk kesehatan pernapasan justru berbahaya bagi manusia. Sesuai laporan American Association of Poison Control Center, pada tahun 2018 terdapat sekitar 9.500 orang keracunan kapur barus di AS, 10 diantaranya mengancam jiwa dan mengakibatkan kecacatan yang signifikan. Menurut pedoman Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, menghirup uap kamper menyebabkan iritas pada hidung, tenggorokan, menyebabkan kejang, penyakit mental, kebingungan, sakit perut, penggunaan dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian.
Adapun penggunaan cengkeh untuk pengobatan COVID-19 didasarkan pada sebuah penelitian dari Italia yang menghipotesakan kemungkinkan efek cengkeh untuk SARS-CoV-2. Namun, penelitian tersebut didasarkan pada virus herpes simpleks bukan virus SARS-CoV-2 pada penyakit COVID-19. Penelitian tersebut juga mengaitkan kandungan eugenol pada tanaman seperti cengkeh, kayu manis, pala, dan kemangi, dengan kemampuannya yang dapat membunuh bakteri. Ekstrak eugenol biasanya digunakan untuk obat kumur infeksi mulut dan tenggorokan. Tetapi sampai saat ini tidak ada penelitian yang membuktikan kandungan eugenol pada cengkeh dapat meredakan sakit pernapasan karena infeksi COVID-19.
Lebih lanjut, misinformasi terkait penggunaan minyak kayu putih untuk pengobatan COVID-19 telah berkali-kali beredar selama pandemi COVID-19, salah satunya pernah dibahas oleh tunbackhoax.id dengan artikel yang berjudul “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona”.
Dalam artikel tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR dr Inggrid Tania MSI, menyatakan Eucalyptus memang memiliki sejumlah zat aktif yang bersifat anti bakteri, anti virus, dan anti jamur, serta diketahui mampu membunuh virus betacorona, namun bukan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Rupa Ganguli adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
Kamper/kapur barus digunakan dalam gel untuk melegakan hidung tersumber seperti pada Vicks VapoRubs dalam kadar kecil (4-5%), beberapa penelitian mengungkapkan penggunaan kapur barus dan minyak kayu putih tidak berpengaruh. Meski begitu, menggunakan kapur barus untuk meningkatkan saturasi oksigen pada darah yang menurun saat seseorang terinfeksi COVID-19, tidak berefek. Hal ini dikarenakan, sesak nafas pada penderita COVID-19 tidak ada hubungannya dengan penyumbatan hidung, dengan kata lain gangguan pernapasan saat terinfeksi COVID-19 tidak bisa diatasi dengan cara melegakan hidung tersumbat.
Penggunaan kamper untuk kesehatan pernapasan justru berbahaya bagi manusia. Sesuai laporan American Association of Poison Control Center, pada tahun 2018 terdapat sekitar 9.500 orang keracunan kapur barus di AS, 10 diantaranya mengancam jiwa dan mengakibatkan kecacatan yang signifikan. Menurut pedoman Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) di Amerika Serikat, menghirup uap kamper menyebabkan iritas pada hidung, tenggorokan, menyebabkan kejang, penyakit mental, kebingungan, sakit perut, penggunaan dengan konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kematian.
Adapun penggunaan cengkeh untuk pengobatan COVID-19 didasarkan pada sebuah penelitian dari Italia yang menghipotesakan kemungkinkan efek cengkeh untuk SARS-CoV-2. Namun, penelitian tersebut didasarkan pada virus herpes simpleks bukan virus SARS-CoV-2 pada penyakit COVID-19. Penelitian tersebut juga mengaitkan kandungan eugenol pada tanaman seperti cengkeh, kayu manis, pala, dan kemangi, dengan kemampuannya yang dapat membunuh bakteri. Ekstrak eugenol biasanya digunakan untuk obat kumur infeksi mulut dan tenggorokan. Tetapi sampai saat ini tidak ada penelitian yang membuktikan kandungan eugenol pada cengkeh dapat meredakan sakit pernapasan karena infeksi COVID-19.
Lebih lanjut, misinformasi terkait penggunaan minyak kayu putih untuk pengobatan COVID-19 telah berkali-kali beredar selama pandemi COVID-19, salah satunya pernah dibahas oleh tunbackhoax.id dengan artikel yang berjudul “[SALAH] Terapi Uap Panas dan Minyak Kayu Putih Dapat Membunuh Virus Corona”.
Dalam artikel tersebut, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR dr Inggrid Tania MSI, menyatakan Eucalyptus memang memiliki sejumlah zat aktif yang bersifat anti bakteri, anti virus, dan anti jamur, serta diketahui mampu membunuh virus betacorona, namun bukan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Rupa Ganguli adalah HOAX dan termasuk kategori Konten yang Menyesatkan.
KESIMPULAN
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR (Universitas Airlangga).
Informasi Palsu. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa menghirup kapur barus, cengkeh, atau biji karom dapat meningkatkan oksigen dalam darah atau meredakan gangguan pernapasan. Terapi ini mungkin bekerja dengan baik pada infeksi pernapasan ringan namun tidak pada penyakit infeksi pernapasan berat seperti penderita COVID-19.
Informasi Palsu. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa menghirup kapur barus, cengkeh, atau biji karom dapat meningkatkan oksigen dalam darah atau meredakan gangguan pernapasan. Terapi ini mungkin bekerja dengan baik pada infeksi pernapasan ringan namun tidak pada penyakit infeksi pernapasan berat seperti penderita COVID-19.
Rujukan
Publish date : 2021-04-23