Berita
Sebuah akun Twitter bernama @Mylova 211 men-tweet video yang memperlihatkan seorang pria sedang memasukkan sebotol garam ke dalam tabung. Setelah menunggu beberapa saat, tabung tersebut menyala pada bagian dalamnya. Pria dalam video tersebut mengatakan bahwa air garam dapat menghasilkan listrik. Pengunggah menambahkan informasi bahwa lampu dari air garam tersebut merupakan ciptaan anak bangsa.
lampu garam
lampu garam
HASIL CEK FAKTA
Setelah ditelusuri, ternyata lampu air garam tersebut merupakan ciptaan Peneliti Filipina Aisa Mijeno yang merupakan anggota Greenpeace Filipina. Penemuan lampu air garam tersebut digagas aisa dalam acara KTT UKM Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Manila pada tahun 2015.
Dilansir dari Rappler, lampu tidak dialiri daya oleh disosiasi garam dalam air karena tidak menghasilkan elektron yang dibutuhkan untuk penerangan. Aliran elektron yaitu listrik dihasilkan dari reaksi di dalam baterai, yang terletak di dalam wadah lampu. Sehingga, apabila menyebutnya sebagai lampu air asin karena dapat menimbulkan kebingungan dan klaim yang menyesatkan.
Jenis baterai apa pun, baik yang dapat diisi ulang atau tidak, dapat memberi daya pada lampu selama memenuhi persyaratan voltase dan arus dan tidak hanya terbatas pada baterai logam-udara yang mereka gunakan. Namun setelah beberapa waktu, logam-udara yang digunakan untuk menghasilkan listrik akan terkorosi oleh air garam. Untuk mengembalikan ke kondisi awal semua harus diisi ulang dengan daya yang lebih tinggi atau metalnya diganti.
Sehingga, klaim mengenai air garam sebagai sumber energi listrik dapat dikatakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
Dilansir dari Rappler, lampu tidak dialiri daya oleh disosiasi garam dalam air karena tidak menghasilkan elektron yang dibutuhkan untuk penerangan. Aliran elektron yaitu listrik dihasilkan dari reaksi di dalam baterai, yang terletak di dalam wadah lampu. Sehingga, apabila menyebutnya sebagai lampu air asin karena dapat menimbulkan kebingungan dan klaim yang menyesatkan.
Jenis baterai apa pun, baik yang dapat diisi ulang atau tidak, dapat memberi daya pada lampu selama memenuhi persyaratan voltase dan arus dan tidak hanya terbatas pada baterai logam-udara yang mereka gunakan. Namun setelah beberapa waktu, logam-udara yang digunakan untuk menghasilkan listrik akan terkorosi oleh air garam. Untuk mengembalikan ke kondisi awal semua harus diisi ulang dengan daya yang lebih tinggi atau metalnya diganti.
Sehingga, klaim mengenai air garam sebagai sumber energi listrik dapat dikatakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.
KESIMPULAN
Rujukan
https://www.rappler.com/voices/salt-lamp-how-it-works-challenges
https://www.architectmagazine.com/technology/products/salt-the-lamp-powered-by-salt-water_s
https://news.abs-cbn.com/focus/11/19/15/all-about-aisa-mijeno-and-her-salt-lamp
https://www.goodnewspilipinas.com/salts-aisa-mejino-shares-apec-stage-with-obama-jack-ma/
Publish date : 2020-11-30