Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Wednesday, November 8
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»Misleading Content»[SALAH] Hydroxychloroquine Sebagai Obat Malaria di Uganda
    Misleading Content

    [SALAH] Hydroxychloroquine Sebagai Obat Malaria di Uganda

    Jane DoePublish date2020-10-03
    Share
    Facebook

    Berita

    Akun Twitter @sallyKP (sally), menulis cuitan yang diunggah pada 23 Agustus 2020. Cuitan tersebut menyebarluaskan informasi bahwa Uganda menggunakan hydroxychloroquine sebagai obat malaria yang berhasil menekan angka kematian menjadi hanya 20 orang. Cuitan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak 752 kali. Selain itu, terdapat 1.137 orang yang telah menyukai cuitan tersebut, diikuti dengan 55 orang memberikan komentar.

    HASIL CEK FAKTA

    Berdasarkan hasil penelurusan lebih lanjut, dilansir dari jurnal African Health Sciences yang berjudul “Prescribing pratices for malaria in a rural Ugandan hospital: evaluation of a new malaria treatment policy” yang diterbitkan pada 11 Agustus 2011, Uganda, negara yang masyarakatnya banyak terjangkit Malaria, menggunakan kebijakan pengobatan terapi berbasis artemisin (obat yang mengandung kina). Fakta ini juga dimuat dalam portal berita Unica News, yang menjelaskan bahwa kina merupakan obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit malaria dan babesiosis.

    Lebih lanjut, kandungan obat kina sendiri berbeda dengan hydroxychloroquine. Menurut portal berita Reuters, Hydroxychloroquine adalah obat sintetis, sementara kina merupakan senyawa yang terbentuk secara alami.

    Dengan demikian, pernyataan yang ditulis oleh @sallyKP tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan, sebab akun tersebut telah memberikan kesimpulan yang salah mengenai obat malaria yang digunakan di Uganda.

    KESIMPULAN

    Rujukan

    https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3220132/

    https://unicanews.com/global-anti-malarial-drugs-market-industry-analysis-and-forecast-2020-2027-by-drug-type-malaria-type-mechanism-of-action-distribution-channel-type-and-region/

    https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-quinine-idUSKBN2370R9

    Publish date : 2020-10-03

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.