Berita
Kubis
Jangan makan jika memungkinkan
Ok
kamu dengar Menurut laporan WHO, Corona Virus adalah yang paling banyak bertahan di lapisan kubis.
Di mana pun virus ini tinggal selama 9-12 jam di tempat lain, di kubis virus ini tetap lebih dari 30 jam.
Semua orang kota diminta untuk menjaga jarak dari kubis. Dikeluarkan untuk kepentingan umum Pemerintah Rajasthan
Jangan makan jika memungkinkan
Ok
kamu dengar Menurut laporan WHO, Corona Virus adalah yang paling banyak bertahan di lapisan kubis.
Di mana pun virus ini tinggal selama 9-12 jam di tempat lain, di kubis virus ini tetap lebih dari 30 jam.
Semua orang kota diminta untuk menjaga jarak dari kubis. Dikeluarkan untuk kepentingan umum Pemerintah Rajasthan
HASIL CEK FAKTA
Melalui media sosial Facebook, beredar sebuah narasi berbahasa Hindi yang apabila diterjemahkan dengan bahasa Indonesia, narasi tersebut mengklaim bahwa World Health Organization (WHO) selaku organisasi kesehatan dunia menyatakan jika virus corona atau Covid-19 dapat bertahan paling lama di lapisan kubis. Lebih lanjut narasi tersebut menuturkan jika biasanya Covid-19 bertahan selama 12 jam di tempat lain, maka lain halnya dengan di kubis yang bisa bertahan selama 30 jam.
Melansir dari situs resmi milik WHO who.int, tidak ditemukan adanya informasi terkait dengan Covid-19 yang berhubungan dengan kubis. Coba melakukan pencarian di kolom pencarian pada who.int dengan kata kunci “cabbage”, penemuan yang dihasilkan tertuju kepada artikel WHO berjudul “WHO issues new guidance on dietary salt and potassium” atau “WHO mengeluarkan panduan baru tentang diet garam dan kalium” yang terbit pada 31 Januari 2013.
Selain itu, melansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berpusat di Amerika Serikat cdc.gov, dijelaskan bahwa hingga saat ini belum ada bukti kuat yang mendukung penularan Covid-19 berasal dari makanan. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk rajin mencuci tangan dan menyiapkan makanan dengan kebersihan yang baik.
Informasi perihal WHO menyatakan bahwa lapisan kubis menjadi tempat bertahan paling lama virus corona adalah tidak berdasar dan menyesatkan. Sejauh ini WHO tidak pernah memberikan pernyataan serupa. Narasi tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
Melansir dari situs resmi milik WHO who.int, tidak ditemukan adanya informasi terkait dengan Covid-19 yang berhubungan dengan kubis. Coba melakukan pencarian di kolom pencarian pada who.int dengan kata kunci “cabbage”, penemuan yang dihasilkan tertuju kepada artikel WHO berjudul “WHO issues new guidance on dietary salt and potassium” atau “WHO mengeluarkan panduan baru tentang diet garam dan kalium” yang terbit pada 31 Januari 2013.
Selain itu, melansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berpusat di Amerika Serikat cdc.gov, dijelaskan bahwa hingga saat ini belum ada bukti kuat yang mendukung penularan Covid-19 berasal dari makanan. Meski begitu, masyarakat tetap diimbau untuk rajin mencuci tangan dan menyiapkan makanan dengan kebersihan yang baik.
Informasi perihal WHO menyatakan bahwa lapisan kubis menjadi tempat bertahan paling lama virus corona adalah tidak berdasar dan menyesatkan. Sejauh ini WHO tidak pernah memberikan pernyataan serupa. Narasi tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.
KESIMPULAN
Informasi tersebut menyesatkan. Mengutip dari who.int, sejauh ini tidak ditemukan informasi atau pernyataan resmi dari WHO terkait lapisan kubis jadi tempat bertahan paling lama virus corona. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) yang berpusat di Amerika Serikat juga sempat mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ditemukan adanya bukti yang mendukung bahwa penuluran Covid-19 terjadi melalui makanan.
Rujukan
https://factcheck.afp.com/who-did-not-warn-against-eating-cabbage-during-covid-19-pandemic
https://www.who.int/whr/2002/chapter4/en/index10.html
https://www.cdc.gov/foodsafety/newsletter/food-safety-and-Coronavirus.html
Publish date : 2020-06-29