Berita
Di tengah maraknya informasi kasus COVID-19, beredar sebuah pesan video dengan narasi lirik Asmaul Husna “Lailla hailallah” sebagai penangkal COVID-19 yang dilantunkan oleh penyanyi-penyanyi lintas agama Islam, Kristen, Yahudi dan Buddha yang berlokasi di Selandia Baru (New Zealand). Berikut kutipan narasinya:
"☝️ Pertama kali dalam Sejarah Dunia...Para Pemuzik dan Penyanyi dari kalangan Penganut Agama Islam..Kristian...Yahudi dan Budha...hadhir bersama-sama di New Zealand...mengalunkan ASMAUL HUSNA (99 Nama ALLAH) dan kalimat Tauhid: 'Laa ilaaha illalloh' dalam Bahasa Arab...Khusus dalam menghadapi Wabah CV 19 ....Terlalu banyak hikmah berlakunya Wabah CV 19 sekarang ini...Saksikan hingga selesai ☝️”
"☝️ Pertama kali dalam Sejarah Dunia...Para Pemuzik dan Penyanyi dari kalangan Penganut Agama Islam..Kristian...Yahudi dan Budha...hadhir bersama-sama di New Zealand...mengalunkan ASMAUL HUSNA (99 Nama ALLAH) dan kalimat Tauhid: 'Laa ilaaha illalloh' dalam Bahasa Arab...Khusus dalam menghadapi Wabah CV 19 ....Terlalu banyak hikmah berlakunya Wabah CV 19 sekarang ini...Saksikan hingga selesai ☝️”
HASIL CEK FAKTA
Setelah dilakukan penelusuran dengan mesin pencari, kiriman yang beredar tersebut merupakan video dari konser musik Saraybosna Fatih Sultan Mehmet Korosu yang berlangsung pada 25 Mei 2011 di Ayia Irene Museum (bekas gereja) di Istanbul, Turki. Konser musik ini juga ditayangkan oleh stasiun televisi negara Turki yaitu TRT Corporation. Stasiun televisi ini juga menayangkan programnya secara daring atau streaming, sehingga juga dapat dinikmati melalui gawai (Smartphone) di seluruh dunia.
Penelusuran berikutnya dengan mesin pencari, video ini juga ditayangkan di situs layanan streaming Dailymotion, dengan durasi 1 jam 42 menit 59 detik. Video yang beredar merupakan potongan video pada menit 4,56 menit, saat lantunan Asmaul Husna, yang dipimpin oleh Mehmed Bajraktarevics sebagai pemimpin paduan suara. Paduan suara Saraybosna Fatih Sultan Mehmet Korosu ini terdiri atas pelajar Kroasia, Serbia dan Bosnia yang belajar di Akademi Musik Bosnia. Lagu-lagu dilantunkan dengan bahasa Turki, Malaysia, Arab, Bosnia, Urdu, dan Persia.
Pada penelusuran lebih lanjut pada mesin pencari ditemukan pemberitaan di World Bulletin yang diterbitkan 30 Mei 2011 bahwa konser musik tersebut merupakan rangkaian acara peringatan 558 tahun invasi Ottoman ke Istanbul pada tahun 1453, menandai berakhirnya era Bizantium di Istanbul, yang dirayakan di Museum Sejarah Aya Ireni pada tanggal 29 Mei 2011.
Penelusuran berikutnya dengan mesin pencari, video ini juga ditayangkan di situs layanan streaming Dailymotion, dengan durasi 1 jam 42 menit 59 detik. Video yang beredar merupakan potongan video pada menit 4,56 menit, saat lantunan Asmaul Husna, yang dipimpin oleh Mehmed Bajraktarevics sebagai pemimpin paduan suara. Paduan suara Saraybosna Fatih Sultan Mehmet Korosu ini terdiri atas pelajar Kroasia, Serbia dan Bosnia yang belajar di Akademi Musik Bosnia. Lagu-lagu dilantunkan dengan bahasa Turki, Malaysia, Arab, Bosnia, Urdu, dan Persia.
Pada penelusuran lebih lanjut pada mesin pencari ditemukan pemberitaan di World Bulletin yang diterbitkan 30 Mei 2011 bahwa konser musik tersebut merupakan rangkaian acara peringatan 558 tahun invasi Ottoman ke Istanbul pada tahun 1453, menandai berakhirnya era Bizantium di Istanbul, yang dirayakan di Museum Sejarah Aya Ireni pada tanggal 29 Mei 2011.
KESIMPULAN
Narasi video dalam pesan berantai yang beredar di WhatsApp mengenai paduan suara lintas agama yang melantunkan Asmaul Husna untuk melawan COVID-19 di Selandia Baru adalah tidak benar, karena sebenarnya itu adalah konser musik yang terjadi di tahun 2011, sehingga informasi ini masuk dalam kategori False Context atau Konten yang Salah.
Rujukan
Publish date : 2020-03-31