Berita
VIDEO dengan klaim seorang mahasiswa Universitas Indonesia meminta DPR RI memeriksa Komisi Nasional Hak Asasi Manusia beredar di Facebook [arsip], TikTok, dan YouTube. Dalam video itu, mahasiswa tersebut menuding Komnas HAM kerap berpihak kepada kelompok kriminal bersenjata dan Organisasi Papua Merdeka yang mereka sebut sebagai musuh negara.
Mahasiswa itu menyatakan mewakili rekan-rekannya dan mendesak DPR menyelidiki Komnas HAM. Ia mempertanyakan sikap lembaga tersebut yang dinilainya lebih vokal saat aparat negara dituding melanggar hak asasi manusia, tetapi memilih diam ketika aparat gugur. Ia juga mempertanyakan posisi Komnas HAM dalam konflik yang melibatkan KKB dan OPM.
“Kenapa di saat aparat negara banyak yang gugur? Mereka semua diam. Tapi di saat para musuh negara tumbang, mereka dengan lantang dan menuduh aparat negara melanggar HAM. Sebenarnya mereka itu siapa?” kata mahasiswa dalam video itu.
Namun, benarkah mahasiswa UI minta DPR RI periksa Komnas HAM terkait isu Papua?
Mahasiswa itu menyatakan mewakili rekan-rekannya dan mendesak DPR menyelidiki Komnas HAM. Ia mempertanyakan sikap lembaga tersebut yang dinilainya lebih vokal saat aparat negara dituding melanggar hak asasi manusia, tetapi memilih diam ketika aparat gugur. Ia juga mempertanyakan posisi Komnas HAM dalam konflik yang melibatkan KKB dan OPM.
“Kenapa di saat aparat negara banyak yang gugur? Mereka semua diam. Tapi di saat para musuh negara tumbang, mereka dengan lantang dan menuduh aparat negara melanggar HAM. Sebenarnya mereka itu siapa?” kata mahasiswa dalam video itu.
Namun, benarkah mahasiswa UI minta DPR RI periksa Komnas HAM terkait isu Papua?
HASIL CEK FAKTA
Tempo memverifikasi konten tersebut melalui wawancara, pengamatan visual terhadap video, serta alat deteksi AI. Hasil verifikasi menunjukkan video itu bukan peristiwa nyata, melainkan hasil rekayasa akal imitasi.
Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Bima Surya, mengatakan sosok yang berbicara dalam video tersebut bukan perwakilan mahasiswa maupun BEM UI. Ia juga menegaskan BEM UI tidak pernah menggelar rapat dengar pendapat dengan DPR RI terkait isu Papua.
“Isu HAM memang menjadi isu yang kami kawal. Namun tahun ini kinerja Komnas HAM belum masuk dalam target pengawasan yang kami lakukan karena keterbatasan fungsionaris,” kata Bima kepada Tempo, Selasa, 16 Desember 2025.
Menurut Bima, meskipun video tersebut mendapat sentimen positif di media sosial, masyarakat perlu lebih jeli mengenali konten hasil rekayasa akal imitasi.
Pengamatan langsung terhadap video tersebut menemukan sejumlah kejanggalan. Pertama, posisi pimpinan rapat berada di bagian belakang ruangan. Kedua, papan nama bertuliskan “TNI AD” terlihat di meja yang seharusnya memuat nama anggota DPR RI.
Kejanggalan juga tampak pada logo Universitas Indonesia di jas almamater. Logo dalam video berbentuk menyerupai perisai. Padahal logo resmi UI berbentuk segi lima, seperti tercantum di akun Instagram Universitas Indonesia.
Analisis dengan alat AI, AI or NOT, menghasilkan kemungkinan 99 persen konten mengandung elemen AI. Sedangkan dengan alat Zhuque AI Detection Assistant menghasilkan skor 62,16 persen.
Sementara Hive Moderation mencatat kemungkinan 99,2 persen video merupakan konten buatan AI. Analisis suara menggunakan Hiya Deepfake Voice Detector juga menunjukkan 76 persen suara dalam video dihasilkan oleh AI.
Di sisi lain, sikap Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia terhadap isu Papua selama ini sejalan dengan Komnas HAM. BEM UI pernah mengkritik dugaan penganiayaan aparat TNI terhadap warga Papua.
Komnas HAM juga mendorong pemerintah mengedepankan pendekatan dialog ketimbang pendekatan keamanan di Papua. Pendekatan keamanan kerap menimbulkan korban jiwa dari kalangan sipil. “Memang masih sekadar seruan, tapi kami berharap seluruh pihak menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan berlebih dalam kondisi seperti ini,” kata Ketua Komnas HAM Anis Hidayah, Selasa, 21 Oktober 2025.
Pilihan editor: BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua
Wakil Kepala Departemen Aksi dan Propaganda Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Bima Surya, mengatakan sosok yang berbicara dalam video tersebut bukan perwakilan mahasiswa maupun BEM UI. Ia juga menegaskan BEM UI tidak pernah menggelar rapat dengar pendapat dengan DPR RI terkait isu Papua.
“Isu HAM memang menjadi isu yang kami kawal. Namun tahun ini kinerja Komnas HAM belum masuk dalam target pengawasan yang kami lakukan karena keterbatasan fungsionaris,” kata Bima kepada Tempo, Selasa, 16 Desember 2025.
Menurut Bima, meskipun video tersebut mendapat sentimen positif di media sosial, masyarakat perlu lebih jeli mengenali konten hasil rekayasa akal imitasi.
Pengamatan langsung terhadap video tersebut menemukan sejumlah kejanggalan. Pertama, posisi pimpinan rapat berada di bagian belakang ruangan. Kedua, papan nama bertuliskan “TNI AD” terlihat di meja yang seharusnya memuat nama anggota DPR RI.
Kejanggalan juga tampak pada logo Universitas Indonesia di jas almamater. Logo dalam video berbentuk menyerupai perisai. Padahal logo resmi UI berbentuk segi lima, seperti tercantum di akun Instagram Universitas Indonesia.
Analisis dengan alat AI, AI or NOT, menghasilkan kemungkinan 99 persen konten mengandung elemen AI. Sedangkan dengan alat Zhuque AI Detection Assistant menghasilkan skor 62,16 persen.
Sementara Hive Moderation mencatat kemungkinan 99,2 persen video merupakan konten buatan AI. Analisis suara menggunakan Hiya Deepfake Voice Detector juga menunjukkan 76 persen suara dalam video dihasilkan oleh AI.
Di sisi lain, sikap Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia terhadap isu Papua selama ini sejalan dengan Komnas HAM. BEM UI pernah mengkritik dugaan penganiayaan aparat TNI terhadap warga Papua.
Komnas HAM juga mendorong pemerintah mengedepankan pendekatan dialog ketimbang pendekatan keamanan di Papua. Pendekatan keamanan kerap menimbulkan korban jiwa dari kalangan sipil. “Memang masih sekadar seruan, tapi kami berharap seluruh pihak menahan diri dan tidak menggunakan kekuatan berlebih dalam kondisi seperti ini,” kata Ketua Komnas HAM Anis Hidayah, Selasa, 21 Oktober 2025.
Pilihan editor: BEM UI Kritik Penganiayaan TNI Terhadap Warga Papua, Dibalas Serbuan Tantangan KKN di Wilayah KKB Papua
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan narasi yang menyebut video tersebut memperlihatkan perwakilan mahasiswa Universitas Indonesia meminta DPR RI memeriksa Komnas HAM terkait isu Papua merupakan klaim keliru. Video itu merupakan konten hasil rekayasa akal imitasi.
Rujukan
https://web.facebook.com/reel/1689196268705711
https://www.tiktok.com/@ssazy.affilate/video/7575783713275907336
https://www.youtube.com/shorts/tE35IIeyNH0
https://www.instagram.com/p/DSEhAQjjBol/
http://matrix.tencent.com/ai-detect/ai_gen
https://www.hiya.com/products/deepfake-voice-detector
https://www.tempo.co/politik/komnas-ham-desak-pemerintah-terapkan-pendekatan-dialog-di-papua-2082094
Publish date : 2025-12-18

