Berita
Sebuah konten yang memuat klaim bahwa penyanyi Taylor Swift menyebut kebakaran di Amerika Serikat (AS) sebagai balasan Tuhan karena negaranya membantu Israel dalam genosida melawan Gaza, beredar di Facebook [arsip] dan Tiktok.
"Serangan brutal ini telah menyebabkan penderitaan luar biasa bagi penduduk Gaza, dan menghancurkan infrastrukturnya, sementara dunia sebagian besar tetap bungkam. Namun, hanya dalam dua hari, pembalasan ilahi menimpa Amerika Serikat saat bencana alam melanda wilayah yang lebih luas dari Gaza sendiri…," kata Taylor Swift dalam video tersebut.
Benarkah Taylor Swift menyebut kebakaran LA karena ulah AS di Gaza?
"Serangan brutal ini telah menyebabkan penderitaan luar biasa bagi penduduk Gaza, dan menghancurkan infrastrukturnya, sementara dunia sebagian besar tetap bungkam. Namun, hanya dalam dua hari, pembalasan ilahi menimpa Amerika Serikat saat bencana alam melanda wilayah yang lebih luas dari Gaza sendiri…," kata Taylor Swift dalam video tersebut.
Benarkah Taylor Swift menyebut kebakaran LA karena ulah AS di Gaza?

HASIL CEK FAKTA
Tim Cek Fakta Tempo memverifikasi klaim tersebut dengan menggunakan Google Lens, referensi organisasi pemeriksa fakta di Amerika Serikat dan menggunakan alat pendeteksi AI. Meski genosida Israel terhadap Gaza terjadi dan Amerika Serikat dituduh mendukung Israel, namun video Taylor Swift itu adalah hasil suntingan dengan kecerdasan buatan generatif.
Potongan video Taylor Swift itu aslinya pernah ditayangkan di kanal YouTube The Tonight Show Starring Jimmy Fallon, berjudul "Taylor Swift’s 10-Minute Version of All Too Well Almost Wasn’t Recorded (Extended)" pada 12 November 2021. Sementara kebakaran di Los Angeles, Amerika, pada 7 Januari 2025.
Dalam acara itu, Swift berbicara tentang peluncuran album RED (Taylor’s Version) yang sangat dinanti-nantikannya. Ia juga menceritakan mengapa lagu "All Too Well" berdurasi 10 menit.
Tempo menonton utuh wawancara Taylor Swift bersama Jimmy Fallon dan tidak menemukan adanya pernyataan penyanyi kelahiran 13 Desember 1989 tentang Gaza.
Pencarian Google dengan kata kunci juga tidak menghasilkan laporan kredibel yang menyatakan bahwa penyanyi tersebut menyebut bencana kebakaran di LA sebagai “balasan ilahi” atas “serangan terhadap Gaza.”
Dikutip dari situs media USA Today, pakar forensik media digital di Universitas Buffalo, Siwei Lyu, mengatakan, video tersebut menggunakan adalah jenis “deep-sync”, audio-klip yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan yang disinkronkan dengan gerakan bibir.
Siwei menemukan kejanggalan di mana gigi Swift tampak tidak konsisten, bergantian antara buram dan jernih. Setelah durasi 30 detik, video dan audio menjadi tidak sinkron.
Profesor Ilmu Komputer dari University of California, James O'Brien, yang juga dikutip dari USA Today, mengatakan, selain bahasa tubuh Swift yang tidak sesuai dengan ucapannya, karakterisasi audio tersebut terdengar sebagai produk kecerdasan buatan generatif, dan berubah menjadi akses Inggris. “Akhirnya terdengar lebih mirip Siri,” kata dia. Siri adalah asisten suara di perangkat Apple.
Klaim ini pernah diperiksa oleh sejumlah media asing di sini, sini, sini. dan sini.
Terakhir, dari hasil analisa pendeteksi berbasis AI, HIVE Moderation, menunjukkan bahwa konten tersebut diduga 99 persen dimanipulasi menggunakan kecerdasan buatan.
Potongan video Taylor Swift itu aslinya pernah ditayangkan di kanal YouTube The Tonight Show Starring Jimmy Fallon, berjudul "Taylor Swift’s 10-Minute Version of All Too Well Almost Wasn’t Recorded (Extended)" pada 12 November 2021. Sementara kebakaran di Los Angeles, Amerika, pada 7 Januari 2025.
Dalam acara itu, Swift berbicara tentang peluncuran album RED (Taylor’s Version) yang sangat dinanti-nantikannya. Ia juga menceritakan mengapa lagu "All Too Well" berdurasi 10 menit.
Tempo menonton utuh wawancara Taylor Swift bersama Jimmy Fallon dan tidak menemukan adanya pernyataan penyanyi kelahiran 13 Desember 1989 tentang Gaza.
Pencarian Google dengan kata kunci juga tidak menghasilkan laporan kredibel yang menyatakan bahwa penyanyi tersebut menyebut bencana kebakaran di LA sebagai “balasan ilahi” atas “serangan terhadap Gaza.”
Dikutip dari situs media USA Today, pakar forensik media digital di Universitas Buffalo, Siwei Lyu, mengatakan, video tersebut menggunakan adalah jenis “deep-sync”, audio-klip yang dibuat dengan teknologi kecerdasan buatan yang disinkronkan dengan gerakan bibir.
Siwei menemukan kejanggalan di mana gigi Swift tampak tidak konsisten, bergantian antara buram dan jernih. Setelah durasi 30 detik, video dan audio menjadi tidak sinkron.
Profesor Ilmu Komputer dari University of California, James O'Brien, yang juga dikutip dari USA Today, mengatakan, selain bahasa tubuh Swift yang tidak sesuai dengan ucapannya, karakterisasi audio tersebut terdengar sebagai produk kecerdasan buatan generatif, dan berubah menjadi akses Inggris. “Akhirnya terdengar lebih mirip Siri,” kata dia. Siri adalah asisten suara di perangkat Apple.
Klaim ini pernah diperiksa oleh sejumlah media asing di sini, sini, sini. dan sini.
Terakhir, dari hasil analisa pendeteksi berbasis AI, HIVE Moderation, menunjukkan bahwa konten tersebut diduga 99 persen dimanipulasi menggunakan kecerdasan buatan.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa klaim video Taylor Swift menyebut kebakaran di LA karena ulah Amerika di Gaza adalah keliru.
Rujukan
https://www.facebook.com/reel/616337191337544
https://mvau.lt/media/c0df5913-5091-44a4-92fa-af5af6eca841
https://www.tiktok.com/@matapalestine/video/7459469495271214341
Publish date : 2025-02-14