Berita
Sebuah konten beredar di Facebook [ arsip ] yang mengatakan sejumlah efek negatif dari berbagai jenis alat KB atau alat kontrasepsi, pada perempuan. Dikatakan efek negatif itu bersifat variatif tergantung metabolisme masing-masing orang.
Narasi itu mengatakan bahwa pil KB rawan menyebabkan kanker, KB suntik dapat merusak hormon, KB kalender rawan kecolongan, dan KB IUD rawan menyebabkan perdarahan.
Namun, benarkah narasi yang mengatakan berbagai jenis KB memiliki sejumlah efek samping negatif tersebut?
HASIL CEK FAKTA
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa klaim-klaim yang beredar mengenai bahaya beberapa jenis kontrasepsi tidak sepenuhnya benar. Jenis kontrasepsi seperti jenis hormonal dapat mengurangi risiko terjadinya kanker.
Dosen Departemen Obgin Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair)/KSM Obgin RS Unair, dr. Muhammad Ardian Cahya Laksana, SpOG(K) Subsp Obginsos., M.Kes., menjelaskan keamanan alat kontrasepsi berdasarkan penelitian selama ini.
Klaim 1: Pil KB rawan menyebabkan kanker
Fakta: Pil KB dapat menurunkan risiko kanker.Muhammad Ardian menjelaskan secara umum kontrasepsi jenis pil mampu menurunkan risiko kanker endometrium atau kanker rahim hingga lebih dari 30 persen, menurunkan risiko kanker ovarium 30 sampai 50 persen, dan kanker usus besar sebesar 15 sampai 20 persen.
Efek perlindungan dan pengurangan risiko terhadap kanker tersebut, kata dia, bertahan lama hingga 30 tahun, bahkan setelah penggunaan kontrasepsi dihentikan dan lebih kuat pada penggunaan jangka panjang.
Akan tetapi pada seseorang dengan kanker payudara jenis tertentu yang sensitif pada hormon estrogen dan progesteron, Ardian mengimbau agar penggunaan kontrasepsi pil dihindari.
“Jadi klaim yang beredar bertentangan dengan temuan dalam penelitian tersebut. Sesungguhnya Pil KB dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker,” kata dr Ardian kepada Tempo, Sabtu, 14 Desember 2024.
Klaim 2: KB suntik dapat merusak hormon
Fakta: Kondisi hormon dapat diregulasi kembali, bukan rusak akibat KB suntik.Ardian menjelaskan kontrasepsi suntik, baik suntik tiga bulan maupun satu bulan, bertujuan menghambat kehamilan melalui modifikasi regulasi hormon, mencegah terjadinya ovulasi. Kontrasepsi ini membuat lendir serviks menjadi lebih kental, dan dinding rahim menjadi lebih tipis.
Kontrasepsi suntik bekerja dengan memodifikasi regulasi hormon, bukan merusak hormon. Jika dilakukan dengan tepat, kata Ardian, bisa mengurangi beberapa efek sampingnya.
Salah satu keuntungan kontrasepsi suntik, Ardian, menjelaskan adalah menurunkan risiko kanker endometrium dan radang panggul. Penghentian penggunaan KB suntik dapat mengembalikan kesuburan setelah enam bulan sampai dengan dua tahun. “Artinya, klaim dalam narasi yang beredar keliru,” kata dia.
Klaim 3: KB kalender rawan kecolongan
Fakta: KB kalender atau calendar rhythm method, memiliki tingkat keberhasilan rendah.Menurut Ardian, metode ini memang memiliki tingkat kegagalan yang tinggi sesuai sebuah penelitian yaitu 13,9 kegagalan per 100 episode penggunaan dalam periode 12 bulan. Hal ini sesuai dengan klaim dalam narasi yang beredar.
Tingkat kegagalan ini termasuk yang tertinggi di antara metode kontrasepsi lainnya. Demikian juga metodecoitus interruptus(penarikan sebelum ejakulasi), yang memiliki tingkat kegagalan 13,4 per 100 episode penggunaan.
“Tingkat kegagalan yang tinggi tersebut terjadi karena kedua metode ini sangat bergantung pada konsistensi dan akurasi pengguna dalam memprediksi masa subur atau mengendalikan waktu ejakulasi. Faktor seperti siklus menstruasi yang tidak teratur dan kurangnya pengalaman atau pengetahuan pengguna dapat meningkatkan risiko kegagalan,” ujar dr Ardian.
Klaim dalam narasi yang beredar sama dengan hasil penelitian tersebut. KB kalender dan penarikan sebelum ejakulasi, memiliki tingkat keberhasilan rendah karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan pengguna.
Klaim 4: KB IUD rawan menyebabkan perdarahan
Fakta: Intrauterine Device atau IUD memang dapat meningkatkan risiko perdarahan abnormal. Meskipun efektif, berdasarkan sebuah studi, kontrasepsi jenis ini dilaporkan oleh sejumlah perempuan karena mengalami pendarahan setelah pemasangan IUD.
Berikut beberapa alasan mengapa IUD, terutama yang berbasis tembaga dan hormonal, dapat menyebabkan perdarahan:
Cara KB yang Tepat
Menurut Ardian, sesungguhnya penggunaan kontrasepsi, khususnya hormonal seperti KB suntik dan IUD, selain mencegah kehamilan juga bisa mencegah kemunculan jerawat dan mengatur siklus haid.
Sehingga ketika kontrasepsi dihentikan, justru dapat meningkatkan kesuburan. Di samping itu, kontrasepsi hormonal telah terbukti menurunkan risiko kanker rahim,ovarium dan usus besar. Penting juga melakukan KB dengan cara yang tepat.
Berikut langkah yang disarankan dr. Ardian untuk memilih kontrasepsi yang sesuai:
“Kesimpulannya, memilih alat kontrasepsi melibatkan pertimbangan yang matang dan pemahaman yang baik tentang berbagai metode yang tersedia. Dengan berkonsultasi dengan tenaga medis, mempertimbangkan kebutuhan pribadi dan kesehatan, Anda dapat membuat keputusan yang aman dan tepat untuk diri sendiri,” ujar dr. Ardian.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang berisi sejumlah klaim dampak negatif berbagai jenis KB pada perempuan adalahsebagian benar.
Beberapa jenis KB membawa manfaat seperti mengurangi risiko kanker, tapi ada jenis KB yang kurang efektif. Sehingga penggunaan kontrasepsi atau KB harus dikonsultasikan dengan dokter.
Rujukan
https://web.facebook.com/photo/?fbid=558774400409693&set=a.482603904693410
https://perma.cc/CKK3-KDMV /cdn-cgi/l/email-protection#096a6c626f68627d68497d6c647966276a6627606d
Publish date : 2024-12-16