Berita
KOMPAS.com - Unggahan di media sosial mengeklaim Pemerintah Jepang menuntut miliarder Bill Gates atas kejahatan kemanusiaan terkait temuan obat aborsi dalam vaksin Covid-19.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi pemerintah Jepang menuntut Bill Gates dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Oktober 2024. Berikut narasi yang dibagikan:
Jepang Peringatkan Bill Gates "Hari-harinya Sudah Dihitung" Setelah Obat Aborsi Ditemukan dalam Vaksin
Jepang telah mengirimkan pesan yang jelas kepada Bill Gates - waktunya hampir habis. Dengan Gugus Tugas Covid pemerintah yang dengan cepat mengungkap kejahatannya, tembok-tembok semakin menutup bagi gembong globalis itu.
Ilmuwan Jepang kini mengambil sikap, mendesak jaksa internasional untuk mengajukan kasus kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap Gates.
Di antara mereka, para ahli terkenal di dunia seperti Dr. Fukushima membunyikan alarm, mengungkap penemuan mengejutkan bahwa beberapa vaksin mengandung obat aborsi yang dirancang untuk mengurangi populasi.
Mereka memperingatkan bahwa ada banyak bukti yang menunjukkan Gates belum selesai - ia memiliki rencana untuk menimbulkan lebih banyak kerusakan dalam waktu dekat.
Sudah waktunya bagi dunia untuk bersatu dan membawanya ke pengadilan!
Screenshot Hoaks, pemerintah Jepang tuntut Bill Gates
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi pemerintah Jepang menuntut Bill Gates dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Oktober 2024. Berikut narasi yang dibagikan:
Jepang Peringatkan Bill Gates "Hari-harinya Sudah Dihitung" Setelah Obat Aborsi Ditemukan dalam Vaksin
Jepang telah mengirimkan pesan yang jelas kepada Bill Gates - waktunya hampir habis. Dengan Gugus Tugas Covid pemerintah yang dengan cepat mengungkap kejahatannya, tembok-tembok semakin menutup bagi gembong globalis itu.
Ilmuwan Jepang kini mengambil sikap, mendesak jaksa internasional untuk mengajukan kasus kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap Gates.
Di antara mereka, para ahli terkenal di dunia seperti Dr. Fukushima membunyikan alarm, mengungkap penemuan mengejutkan bahwa beberapa vaksin mengandung obat aborsi yang dirancang untuk mengurangi populasi.
Mereka memperingatkan bahwa ada banyak bukti yang menunjukkan Gates belum selesai - ia memiliki rencana untuk menimbulkan lebih banyak kerusakan dalam waktu dekat.
Sudah waktunya bagi dunia untuk bersatu dan membawanya ke pengadilan!
Screenshot Hoaks, pemerintah Jepang tuntut Bill Gates
HASIL CEK FAKTA
Setelah ditelusuri, narasi pemerintah Jepang menuntut Bill Gates bersumber dari artikel yang dipublikasikan The People's Voice pada 9 Oktober 2024.
Menurut Media Bias Fact Check, situs tersebut memiliki bias dan kredibilitas sangat rendah. Sumber informasinya dipertanyakan, tidak dapat dipercaya, dan bias ekstrem sayap kanan.
Situs yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat tersebut rutin menerbitkan artikel soal konspirasi dan propaganda sejak 2014 di bawah perusahaan induk Newspunch LLC.
Sementara itu, tidak ditemukan bukti soal temuan obat aborsi dalam vaksin Covid-19. Sebelumnya, sempat beredar narasi bahwa vaksin mengandung sel janin hasil aborsi.
Narasi tersebut menyasar vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan AstraZeneca dan Pfizer. Akan tetapi, klaim tersebut telah dibantah.
Seperti diberitakan Kompas.com, juru bicara AstraZeneca mengonfirmasi bahwa perusahaan tidak menggunakan sel MRC-5 atau sel janin hasil aborsi dalam pengembangan vaksinnya.
AstraZeneca tidak menggunakan sel MRC-5, tetapi menggunakan sel TREX 293 Ginjal Embrio Manusia yang berasal dari garis sel manusia yang berbeda.
Menurut tim pengembangan Universitas Oxford, sel 293 Ginjal Embrio Manusia yang asli diambil dari ginjal janin yang diaborsi pada tahun 1973. Namun, sel yang digunakan sekarang adalah kloning dari sel asli dan bukan jaringan janin asli.
Adapun, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Pfizer menggunakan garis sel janin untuk menguji kemanjuran vaksin.
Garis sel adalah salinan sel yang dikloning dari sumber yang sama yang telah diadaptasi untuk tumbuh terus menerus di laboratorium.
Garis sel merupakan kunci penelitian medis. Peneliti bukan memasukkan sel janin untuk membuat vaksin, tapi menggunakan salinan garis sel untuk menguji kemanjuran vaksin yang memang sesuai prosedur penelitian.
Menurut Media Bias Fact Check, situs tersebut memiliki bias dan kredibilitas sangat rendah. Sumber informasinya dipertanyakan, tidak dapat dipercaya, dan bias ekstrem sayap kanan.
Situs yang berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat tersebut rutin menerbitkan artikel soal konspirasi dan propaganda sejak 2014 di bawah perusahaan induk Newspunch LLC.
Sementara itu, tidak ditemukan bukti soal temuan obat aborsi dalam vaksin Covid-19. Sebelumnya, sempat beredar narasi bahwa vaksin mengandung sel janin hasil aborsi.
Narasi tersebut menyasar vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan AstraZeneca dan Pfizer. Akan tetapi, klaim tersebut telah dibantah.
Seperti diberitakan Kompas.com, juru bicara AstraZeneca mengonfirmasi bahwa perusahaan tidak menggunakan sel MRC-5 atau sel janin hasil aborsi dalam pengembangan vaksinnya.
AstraZeneca tidak menggunakan sel MRC-5, tetapi menggunakan sel TREX 293 Ginjal Embrio Manusia yang berasal dari garis sel manusia yang berbeda.
Menurut tim pengembangan Universitas Oxford, sel 293 Ginjal Embrio Manusia yang asli diambil dari ginjal janin yang diaborsi pada tahun 1973. Namun, sel yang digunakan sekarang adalah kloning dari sel asli dan bukan jaringan janin asli.
Adapun, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Pfizer menggunakan garis sel janin untuk menguji kemanjuran vaksin.
Garis sel adalah salinan sel yang dikloning dari sumber yang sama yang telah diadaptasi untuk tumbuh terus menerus di laboratorium.
Garis sel merupakan kunci penelitian medis. Peneliti bukan memasukkan sel janin untuk membuat vaksin, tapi menggunakan salinan garis sel untuk menguji kemanjuran vaksin yang memang sesuai prosedur penelitian.
KESIMPULAN
Narasi Pemerintah Jepang menuntut miliarder Bill Gates atas kejahatan kemanusiaan terkait temuan obat aborsi dalam vaksin Covid-19 adalah hoaks.
Narasi itu bersumber dari situs The People's Voice, yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi dan teori konspirasi.
Selain itu, tidak ditemukan bukti bahwa vaksin Covid-19 mengandung obat aborsi. Klaim bahwa vaksin mengandung sel janin hasil aborsi juga telah dibantah.
Narasi itu bersumber dari situs The People's Voice, yang memiliki rekam jejak menyebarkan disinformasi dan teori konspirasi.
Selain itu, tidak ditemukan bukti bahwa vaksin Covid-19 mengandung obat aborsi. Klaim bahwa vaksin mengandung sel janin hasil aborsi juga telah dibantah.
Rujukan
Publish date : 2024-12-12