Berita
KOMPAS.com - Sebuah gereja di Kota Lucerne, Swiss dikabarkan memasang instalasi yang memadukan hologram yang didukung dengan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).
Gereja bernama Saint Peter tersebut menggunakan AI menyerupai Yesus di bilik pengakuan dosa.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar disebarkan dengan konteks keliru.
Informasi mengenai penggunaan AI Yesus untuk pengakuan dosa disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 22 November 2024:
Gereja St.Peter di Lucerne memperkenalkan hologram Yesus yang didukung AI untuk pengakuan dosa.
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, 22 November 2024, mengenai instalasi hologram Yesus dilengkapi dengan AI di Gereja St. Peter, Kota Lucerne, Swiss sebagai pengganti imam di ruang pengakuan dosa.
Gereja bernama Saint Peter tersebut menggunakan AI menyerupai Yesus di bilik pengakuan dosa.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang beredar disebarkan dengan konteks keliru.
Informasi mengenai penggunaan AI Yesus untuk pengakuan dosa disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 22 November 2024:
Gereja St.Peter di Lucerne memperkenalkan hologram Yesus yang didukung AI untuk pengakuan dosa.
akun Facebook Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun Facebook, 22 November 2024, mengenai instalasi hologram Yesus dilengkapi dengan AI di Gereja St. Peter, Kota Lucerne, Swiss sebagai pengganti imam di ruang pengakuan dosa.
HASIL CEK FAKTA
Terdapat sebuah instalasi di gereja Saint Peter, dengan sebuah monitor menampilkan animasi Yesus yang duduk di sisi pembatas ruang pengakuan dosa.
Model AI yang digunakan dilatih untuk menjawab dan mendiskusikan tentang agama dan kitab suci dengan pengunjung.
Instalasi yang disebut "Deus in Machina" itu, diluncurkan pada Agustus 2024 sebagai inisiatif terbaru dalam bentuk realitas imersif oleh peneliti universitas setempat.
Contoh AI Yesus dapat dilihat di video DW berikut.
Dilansir The Guardian, instalasi AI Yesus memang dibuat menyerupai ruang pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang pengakuan dosa asli seperti yang ada di dalam gereja.
Seorang teolog yang berafiliasi dengan gereja St Peter bernama Marco Schmid menegaskan, instalasi tersebut adalah sebuah eksperimen dan bukan tempat pengakuan dosa yang sesungguhnya.
Orang-orang disarankan untuk tidak mengungkapkan informasi pribadi apa pun.
Seorang profesor teologi Universitas Loyola Marymount, Thomas Rausch mengatakan, instalasi itu sama sekali bukan pengganti atau setara dengan sakramen rekonsiliasi Katolik.
Dikutip dari USA Today, Rausch mengungkapkan, hukum kanon Gereja Katolik 965 dan 966 menyatakan bahwa hanya seorang imam yang boleh mendengar pengakuan dosa.
Gagasan tentang pengakuan dosa virtual telah dibahas selama berabad-abad dan selalu ditolak oleh Vatikan.
Model AI yang digunakan dilatih untuk menjawab dan mendiskusikan tentang agama dan kitab suci dengan pengunjung.
Instalasi yang disebut "Deus in Machina" itu, diluncurkan pada Agustus 2024 sebagai inisiatif terbaru dalam bentuk realitas imersif oleh peneliti universitas setempat.
Contoh AI Yesus dapat dilihat di video DW berikut.
Dilansir The Guardian, instalasi AI Yesus memang dibuat menyerupai ruang pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang pengakuan dosa asli seperti yang ada di dalam gereja.
Seorang teolog yang berafiliasi dengan gereja St Peter bernama Marco Schmid menegaskan, instalasi tersebut adalah sebuah eksperimen dan bukan tempat pengakuan dosa yang sesungguhnya.
Orang-orang disarankan untuk tidak mengungkapkan informasi pribadi apa pun.
Seorang profesor teologi Universitas Loyola Marymount, Thomas Rausch mengatakan, instalasi itu sama sekali bukan pengganti atau setara dengan sakramen rekonsiliasi Katolik.
Dikutip dari USA Today, Rausch mengungkapkan, hukum kanon Gereja Katolik 965 dan 966 menyatakan bahwa hanya seorang imam yang boleh mendengar pengakuan dosa.
Gagasan tentang pengakuan dosa virtual telah dibahas selama berabad-abad dan selalu ditolak oleh Vatikan.
KESIMPULAN
Instalasi hologram Yesus dilengkapi dengan AI di Gereja St. Peter, Kota Lucerne, Swiss tidak dimaksudkan sebagai pengganti imam di ruang pengakuan dosa.
Meski menyerupai tempat pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang sakral sungguhan. Instalasi tersebut dipasang agar pengunjung dapat berdiskusi seputar agama dengan AI.
Pihak gereja mengimbau agar pengunjung tidak memberikan data pribadi saat mengobrol dengan AI Yesus.
Meski menyerupai tempat pengakuan dosa, tetapi itu bukanlah ruang sakral sungguhan. Instalasi tersebut dipasang agar pengunjung dapat berdiskusi seputar agama dengan AI.
Pihak gereja mengimbau agar pengunjung tidak memberikan data pribadi saat mengobrol dengan AI Yesus.
Rujukan
https://www.facebook.com/100080190712717/videos/2025354374578862
https://www.facebook.com/photo/?fbid=980689307426601&set=a.605873504908185
https://www.facebook.com/photo/?fbid=122129661728440553&set=a.122105651558440553
https://www.dw.com/en/switzerlands-ai-jesus-answers-questions-of-faith/video-70737962
https://www.usatoday.com/story/news/factcheck/2024/11/27/ai-jesus-confession-fact-check/76598775007/
Publish date : 2024-12-04