Berita
Beredar video dengan klaim bahwa kecelakaan kerja di kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park atau IMIP terkait dengan mistis, yakni kemunculan makhluk halus di kawasan industri pengolahan nikel tersebut.
Klaim tersebut dibagikan dalam sebuah video TikTok [ arsip ] berdurasi 59 detik yang memperlihatkan sebuah objek dan cahaya dari balik bebukitan. Selanjutnya dalam video memperlihatkan rekaman kecelakaan kerja yang terjadi di kalasan PT IMIP. "Setiap kali dia muncul pasti bakalan ada musibah kedepannya," tulis pengunggah konten pada 30 Oktober 2024.
Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah mendapat lebih dari 1.800 komentar dan dibagikan sebanyak 2.180 kali. Apa benar sejumlah kecelakaan kerja di PT IMIP terkait dengan mistis?
HASIL CEK FAKTA
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan kecelakaan kerja berulang di PT IMIP tidak terkait dengan mistis. Kecelakaan kerja di kawasan PT IMIP berdasarkan hasil pemantauan dan riset sejumlah lembaga antara lain diduga karena disebabkan akibat beban dan jam kerja karyawan yang melebihi delapan jam, penggunaan teknologi rotary kiln murah padahal memiliki potensi bahaya tinggi, dan penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja sangat lemah.
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media maupun situs kredibel. Tempo juga menelusuri sumber video dengan menggunakan perangkat InVid dan Reverse Image.
Video kecelakaan kerja dalam video TikTok tersebut pernah diunggah ke Instagram oleh akun @morowali_info pada 30 Oktober 2024.
Kecelakaan kerja tersebut berupa meledaknya tungku II Zhongxing Telecommunication Equipment (ZTE) pada Rabu 30 Oktober 2024 pukul 06.30 WITA. Sebelumnya, pada Jumat sore, 25 Oktober 2024 terjadi ledakan dan kebakaran di pabrik PT Dexin Steel Indonesia (DSI), bagian dari kawasan industri PT Indonesia Morowali Industrial Park yang menyebabkan seorang pekerja, Laode Gunawan, operator Hoist Crane, tewas, satu orang lagi luka ringan.
Penyebab Kecelakaan Kerja di Kawasan PT IMIP
Koran Tempo edisi 8 Oktober 2024 pernah menerbitkan laporan mengenai kecelakaan kerja berulang yang terjadi di kawasan industri tersebut. IMIP merupakan bagian dari proyek strategis nasional yang dibangun sejak 2015 sebagai kawasan penghiliran nikel. Di dalamnya terdapat 41 perusahaan, salah satunya PT WNII yang memproduksinickel pig iron(NPI)—bahan baku utama untuk produksi baja tahan karat. Di sana juga ada korporasi yang memproduksi campuran padatan hidroksida dari nikel dan kobalt ataumixed hydroxide precipitate, besi, aluminium, kokas, benzena, hingga bahan baku baterai mobil listrik.
Saban tahun, kawasan industri ini mampu menghasilkan 150 juta ton hasil produksi yang diekspor ke Cina dan negara-negara lain. Dengan kapasitas produksi sebesar itu, IMIP dibekali pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan daya 5.319 megawatt dan 1.520 megawatt. Perusahaan ini juga mengklaim mampu menyerap tenaga kerja hingga 80.259 orang. Proyek ini dirancang sebagai upaya transisi energi bersih dengan menciptakan ekosistem industri baterai kendaraan listrik.
Namun, kecelakaan kerja terus terjadi. Staf Departemen Advokasi dan Kampanye Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sulawesi Tengah Wandi kepada Tempo mengatakan sebagian besar kecelakaan terjadi akibat beban dan jam kerja karyawan yang melebihi delapan jam. Misalnya kasus kematian buruh bernama Andri yang bekerja di smelter nikel, divisi rotary kiln conveyor, PT Walsin Nickel Industrial Indonesia (PT WNII) pada Sabtu, 28 September 2024.
Pada hari sebelum Andri ditemukan tewas, buruh itu telah bekerja dari Jumat, 27 September 2024, pukul 19.00 WITA. Jam kerja Andri baru berakhir keesokan harinya, yakni Sabtu, sekitar pukul 06.00 WITA.
China Labor Watch (CLW) —organisasi masyarakat sipil yang berbasis di Amerika Serikat—turut mencatat pola-pola pengabaian keamanan dan keselamatan pekerja di industri IMIP. Mereka menemukan praktik eksploitasi tenaga kerja dan kasus kematian di tempat kerja yang terus berulang. “Masalah yang dialami pekerja ini juga mengarah pada kerja paksa,” demikian tulisan CLW dalam laporannya yang dipublikasikan pada tahun lalu.
Direktur Program Trend Asia Ahmad Ashov Birry juga meneliti soal kecelakaan kerja berulang di IMIP. Organisasi nirlaba di bidang lingkungan itu mencatat setidaknya ada 93 kasus kecelakaan kerja yang terjadi sejak perusahaan beroperasi. “Kami duga karena penggunaan teknologi pyrometallurgy rotary kiln electric furnace (RKEF) untuk smelter dari Cina,” ucap Ashov.
Rotary kiln merupakan area yang memiliki potensi bahaya tinggi karena adanya proses peleburan menggunakan suhu tinggi yang mencapai ribuan derajat Celcius. Selain itu, penggunaan teknologi ini melibatkan reaksi kimia serta mesin yang terus berputar. Persoalannya, selama ini IMIP diduga menggunakan teknologi murah sehingga kerap memicu kerusakan yang berbuntut kecelakaan kerja.
Dikutip dari TrendAsia, Serikat Buruh Industri Pertambangan (SBIPE) mencatat, sepanjang 2023-2024, angka kecelakaan kerja di PT IMIP mencapai 300 kali baik kecelakaan kerja ringan, sedang maupun berat sampai meninggal dunia ada 31 buruh.
Dikutip dari Mongabay, Azis, pengkampanye Yayasan Tanah Merdeka mengatakan, manajemen IMIP tak pernah memperbaiki sistem manajemen K3. Ledakan tungkusmelter di IMIP, seperti hanya angin lalu, seakan tak penting bagi mereka. Banyak pekerja tewas dan cacat permanen dalam setiap insiden kecelakaan kerja. Kondisi ini, katanya, karena penerapan sistem K3 sangat lemah di IMIP. Pekerja dituntut terus berproduksi, sedang upah dan sistem K3 tak layak.
Kepala Divisi Relasi Media PT IMIP Dedy Kurniawan kepada Tempo edisi 8 Oktober menyatakan perusahaannya tak henti-hentinya melakukan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja untuk seluruh karyawan. “Selain itu,briefing sebelum mulai bekerja adalah hal wajib yang harus dilakukan,” ucap Dedy.
Dia turut menjelaskan ihwal musabab Andri yang tewas pada 28 September 2024. Mulanya, korban mendapat tugas memastikan kelancaran fungsi ban berjalan. Sekitar pukul 06.20 WITA, rekan Andri melihat korban membawa sekop untuk membersihkan ceceran bijih nikel yang berjatuhan. Padahal, sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP), semestinya karyawan menggunakan cangkul lebar bertangkai panjang untuk menyerok nikel.
Tak berapa lama, seorang karyawan melihat korban telah terjatuh. Perusahaan sempat mengevakuasi Andri ke klinik internal, tapi nyawanya tak tertolong. Menurut Dedy, analisis dokter menunjukkan bahwa korban mengalami luka lecet di kedua lutut, memar di bagian leher, dan lecet di salah satu daun telinga. “Dari hasil investigasi, diduga kuat sekop yang digunakan korban tertarikpulley belt conveyordan korban berusaha menariknya. Namun nahas, korban ikut tertarik mesin.”
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim sejumlah kecelakaan kerja di PT IMIP terkait dengan mistis adalahkeliru.
Kecelakaan kerja di kawasan PT IMIP berdasarkan hasil pemantauan dan riset sejumlah lembaga antara lain diduga karena disebabkan akibat beban dan jam kerja karyawan yang melebihi delapan jam, penggunaan teknologirotary kilnmurah Padahal memiliki potensi bahaya tinggi, dan penerapan sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sangat lemah.
Rujukan
https://mvau.lt/media/75f0aa07-fd86-4527-9ae3-6caa60267f7f
https://www.instagram.com/morowali_info/reel/DBu8bejSWw2/
https://www.tempo.co/lingkungan/mengapa-kecelakaan-kerja-berulang-di-smelter-nikel-morowali-22766
Publish date : 2024-11-11