Berita
Di media sosial beredar, petugas KPPS bernama Sita Fitriati asal Kota Bandung meninggal akibat kandungan racun di dalam tubuhnya. Kabar meninggalnya Sita itu disebarkan oleh pemilik akun Facebook bernama Dody Fajar. Dalam postingannya itu, dia menyampaikan informasi terkait meninggalnya Sita Fitriati seorang anggota KPPS 32, RW 12, Kelurahan Kebon Jayanti, Kota Bandung.
Kemudian dijelaskan dalam postingannya, bila almarhumah merupakan mahasiswi tingkat akhir berusia 21 tahun. Selain itu terdapat keterangan diduga penyebab meninggalnya petugas tersebut.
“Ditemukan zat kimia C11H16NO2PS dalam tubuh korban KPPS, efek dari Racun….VX (nama IUPAC: O-ethyl S-[2- (diisopropylmino) ethyl] methyphosphonothioate) merupakan senyawa golongan organofosfat yang sangat beracun,” tulisnya dalam postingan tersebut.
Selain itu, dalam postingan itu juga menampilkan dua foto atau gambar. Foto pertama memperlihatkan adanya gambar dengan tulisan ‘Misteri Kematian Petugas KPPS 2019’. Sementara foto ke dua nampak dua orang perempuan dan salah satunya diduga sebagai petugas meninggal.
Kabar yang sama juga dibagikan oleh akun twitter bernama PEJUANG PADI @5thsekali. Sama dengan Dody Fajar, akun PEJUANG PADI juga menuliskan keterangan dan mencantumkan foto tersebut.
Saat ini, kedua akun tersebut sudah tidak bisa diakses.
Kemudian dijelaskan dalam postingannya, bila almarhumah merupakan mahasiswi tingkat akhir berusia 21 tahun. Selain itu terdapat keterangan diduga penyebab meninggalnya petugas tersebut.
“Ditemukan zat kimia C11H16NO2PS dalam tubuh korban KPPS, efek dari Racun….VX (nama IUPAC: O-ethyl S-[2- (diisopropylmino) ethyl] methyphosphonothioate) merupakan senyawa golongan organofosfat yang sangat beracun,” tulisnya dalam postingan tersebut.
Selain itu, dalam postingan itu juga menampilkan dua foto atau gambar. Foto pertama memperlihatkan adanya gambar dengan tulisan ‘Misteri Kematian Petugas KPPS 2019’. Sementara foto ke dua nampak dua orang perempuan dan salah satunya diduga sebagai petugas meninggal.
Kabar yang sama juga dibagikan oleh akun twitter bernama PEJUANG PADI @5thsekali. Sama dengan Dody Fajar, akun PEJUANG PADI juga menuliskan keterangan dan mencantumkan foto tersebut.
Saat ini, kedua akun tersebut sudah tidak bisa diakses.
HASIL CEK FAKTA
Kabar itu dibantah langsung oleh keluarga Sita Fitriati petugas KPPS yang meninggal tersebut. Menurut pihak keluarga, Sita meninggal bukan karena racun seperti yang dijelaskan dalam postingan itu.
Muhammad Rizal kaka dari Sita Fitriati menuturkan, adiknya meninggal pada Rabu (8/5/2019) lalu. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, adiknya sempat menjalani perawatan selama tiga hari.
“Meninggalnya itu kemarin tanggal 8 Mei, sebelum meninggal di rumah sakit (dirawat dulu) tiga hari,” kata Rizal saat dihubungi, Jumat (10/5/2019).
Rizal mengaku cukup terkejut kabar meninggal adiknya itu menjadi bahan hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi beberapa informasi yang disampaikan salah, seperti umur dan juga nomor TPS.
“Kalau nama memang benar, tapi untuk usia adik saya bukan 21 tapi 23 tahun. Terus TPS-nya juga bukan 32 tapi TPS 33,” ucapnya.
Rizal mengaku cukup terkejut kabar meninggal adiknya itu menjadi bahan hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi beberapa informasi yang disampaikan salah, seperti umur dan juga nomor TPS.
“Kalau nama memang benar, tapi untuk usia adik saya bukan 21 tapi 23 tahun. Terus TPS-nya juga bukan 32 tapi TPS 33,” ucapnya.
Paling parah, kata dia, dalam berita hoaks itu memampangkan foto yang salah. Menurutnya foto yang ditampilkan bukan foto adiknya melainkan foto orang lain.
“Saya juga heran, ko berita hoaks kayak gini. Itu sudah ngawur, foto juga salah, latar belakang pendidikan juga bukan,” ujar Rizal.
“Terus fotonya itu bukan adik saya, yang dilingkari itu kebetulan anaknya pak RW, dan itu orangnya masih hidup,” kata dia.
Keluarga korban menyayangkan kabar hoaks tersebut sengaja diciptakan oleh orang yang tak bertanggungjawab demi kepentingan politik. Pihak keluarga telah melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian. Hal ini disampaikan oleh kakak korban bernama Syra Siti Rohmah melalui akun Instagram @syrasiti.
Syra mengakui, keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan klarifikasi atas kabar hoaks yang beredar tersebut.
Namun, ternyata peredaran kabar hoaks begitu cepat dan luas sehingga pihak keluarga memutuskan untuk melaporkannya ke polisi.
Muhammad Rizal kaka dari Sita Fitriati menuturkan, adiknya meninggal pada Rabu (8/5/2019) lalu. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, adiknya sempat menjalani perawatan selama tiga hari.
“Meninggalnya itu kemarin tanggal 8 Mei, sebelum meninggal di rumah sakit (dirawat dulu) tiga hari,” kata Rizal saat dihubungi, Jumat (10/5/2019).
Rizal mengaku cukup terkejut kabar meninggal adiknya itu menjadi bahan hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi beberapa informasi yang disampaikan salah, seperti umur dan juga nomor TPS.
“Kalau nama memang benar, tapi untuk usia adik saya bukan 21 tapi 23 tahun. Terus TPS-nya juga bukan 32 tapi TPS 33,” ucapnya.
Rizal mengaku cukup terkejut kabar meninggal adiknya itu menjadi bahan hoaks oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Apalagi beberapa informasi yang disampaikan salah, seperti umur dan juga nomor TPS.
“Kalau nama memang benar, tapi untuk usia adik saya bukan 21 tapi 23 tahun. Terus TPS-nya juga bukan 32 tapi TPS 33,” ucapnya.
Paling parah, kata dia, dalam berita hoaks itu memampangkan foto yang salah. Menurutnya foto yang ditampilkan bukan foto adiknya melainkan foto orang lain.
“Saya juga heran, ko berita hoaks kayak gini. Itu sudah ngawur, foto juga salah, latar belakang pendidikan juga bukan,” ujar Rizal.
“Terus fotonya itu bukan adik saya, yang dilingkari itu kebetulan anaknya pak RW, dan itu orangnya masih hidup,” kata dia.
Keluarga korban menyayangkan kabar hoaks tersebut sengaja diciptakan oleh orang yang tak bertanggungjawab demi kepentingan politik. Pihak keluarga telah melaporkan hal tersebut ke pihak kepolisian. Hal ini disampaikan oleh kakak korban bernama Syra Siti Rohmah melalui akun Instagram @syrasiti.
Syra mengakui, keluarga sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan klarifikasi atas kabar hoaks yang beredar tersebut.
Namun, ternyata peredaran kabar hoaks begitu cepat dan luas sehingga pihak keluarga memutuskan untuk melaporkannya ke polisi.
KESIMPULAN
Rujukan
Publish date : 2019-05-10