Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi yang mengeklaim pendiri Telegram, Pavel Durov, ditangkap di Perancis atas permintaan Pemerintah Israel.
Narasi itu beredar setelah Durov ditangkap oleh pihak berwenang Perancis pada Sabtu (24/8/2024).
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.
Narasi yang mengeklaim Pavel Durov ditangkap atas permintaan Israel dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Peretas anti-Israel yang mencuri gigabita data sensitif Israel telah menerbitkan informasi rahasia di TELEGRAM.
Telegram menolak permintaan Israel untuk menyensor mereka.
Hari ini, pendiri Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis dan kini terancam hukuman 20 tahun penjara.
Narasi itu beredar setelah Durov ditangkap oleh pihak berwenang Perancis pada Sabtu (24/8/2024).
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu perlu diluruskan.
Narasi yang mengeklaim Pavel Durov ditangkap atas permintaan Israel dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Peretas anti-Israel yang mencuri gigabita data sensitif Israel telah menerbitkan informasi rahasia di TELEGRAM.
Telegram menolak permintaan Israel untuk menyensor mereka.
Hari ini, pendiri Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis dan kini terancam hukuman 20 tahun penjara.
HASIL CEK FAKTA
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri pemberitaan terkait Pavel Durov untuk mengetahui alasan penangkapannya.
Dilansir BBC, Durov ditahan setelah pesawat jet pribadinya mendarat di Bandara Le Bourget, utara Paris, pada Sabtu (24/8/2024).
Menurut pihak berwenang, miliarder berusia 39 tahun ini ditangkap berdasarkan surat perintah terkait investigasi terhadap Telegram.
Investigasi ini dilaporkan terkait dengan kurangnya moderasi di Telegram, dan Durov dituding gagal mencegah aplikasi digunakan untuk tindakan kriminal.
Aplikasi ini dituduh gagal bekerja sama dengan penegak hukum terkait perdagangan narkoba, konten seksual anak, dan penipuan.
Terkait peretasan yang dilakukan hacker anti-Israel, peristiwa itu memang benar terjadi. Peretas menyebar sejumlah informasi rahasia milik Israel yang didapatnya, ke sejumlah platform digital, termasuk aplikasi pesan Telegram.
Dilansir dari Anadolu Agency, bocoran yang disebarkan itu berisi dokumen sensitive dan email dari institusi pemerintahan Israel, termasuk Kementerian Kehakiman.
Israel memang meminta Telegram menghalangi upaya peretas untuk menyebarkan dokumen itu di platformnya. Telegram menolak, karena ada kebijakan moderasi yang membuat perusahaan tidak bisa mengabulkan permintaan itu.
Namun, tidak ada informasi valid yang menyatakan bahwa penangkapan Pavel Durov terkait penolakan Telegram atas permintaan Israel.
Unggahan itu hanya mengaitkan dua peristiwa, tanpa menghadirkan informasi yang benar dan valid.
Dilansir BBC, Durov ditahan setelah pesawat jet pribadinya mendarat di Bandara Le Bourget, utara Paris, pada Sabtu (24/8/2024).
Menurut pihak berwenang, miliarder berusia 39 tahun ini ditangkap berdasarkan surat perintah terkait investigasi terhadap Telegram.
Investigasi ini dilaporkan terkait dengan kurangnya moderasi di Telegram, dan Durov dituding gagal mencegah aplikasi digunakan untuk tindakan kriminal.
Aplikasi ini dituduh gagal bekerja sama dengan penegak hukum terkait perdagangan narkoba, konten seksual anak, dan penipuan.
Terkait peretasan yang dilakukan hacker anti-Israel, peristiwa itu memang benar terjadi. Peretas menyebar sejumlah informasi rahasia milik Israel yang didapatnya, ke sejumlah platform digital, termasuk aplikasi pesan Telegram.
Dilansir dari Anadolu Agency, bocoran yang disebarkan itu berisi dokumen sensitive dan email dari institusi pemerintahan Israel, termasuk Kementerian Kehakiman.
Israel memang meminta Telegram menghalangi upaya peretas untuk menyebarkan dokumen itu di platformnya. Telegram menolak, karena ada kebijakan moderasi yang membuat perusahaan tidak bisa mengabulkan permintaan itu.
Namun, tidak ada informasi valid yang menyatakan bahwa penangkapan Pavel Durov terkait penolakan Telegram atas permintaan Israel.
Unggahan itu hanya mengaitkan dua peristiwa, tanpa menghadirkan informasi yang benar dan valid.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi yang mengeklaim Pavel Durov ditangkap atas permintaan Israel perlu diluruskan.
Durov ditangkap berdasarkan surat perintah terkait investigasi terhadap Telegram.
Investigasi ini dilaporkan terkait dengan kurangnya moderasi di Telegram, dan Durov dituding gagal mencegah aplikasi digunakan untuk tindakan kriminal.
Durov ditangkap berdasarkan surat perintah terkait investigasi terhadap Telegram.
Investigasi ini dilaporkan terkait dengan kurangnya moderasi di Telegram, dan Durov dituding gagal mencegah aplikasi digunakan untuk tindakan kriminal.
Rujukan
https://www.facebook.com/groups/4100340016741197/posts/7899719693469858/
Publish date : 2024-08-26