Berita
KOMPAS.com - Beredar narasi dengan klaim yang menyatakan vaksin Covid-19 AstraZeneca mengandung virus cacar monyet atau monkeypox (Mpox), yang saat ini ditetapkan sebagai darurat kesehatan global.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi vaksin AstraZeneca mengandung virus MpoX dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Selasa (20/8/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
VAKSIN ASTRAZENECA MENGANDUNG CACAR MONYET!!!!!!!!!
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut hoaks.
Narasi vaksin AstraZeneca mengandung virus MpoX dibagikan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini, pada Selasa (20/8/2024).
Berikut narasi yang dibagikan:
VAKSIN ASTRAZENECA MENGANDUNG CACAR MONYET!!!!!!!!!
HASIL CEK FAKTA
Dilansir AAP Fact-Check, pakar imunologi Alexandra Spencer, yang tergabung dalam tim pengembangan vaksin AstraZeneca, menjelaskan tentang vektor virus dalam vaksin.
"Virus merupakan vektor yang baik karena memberikan informasi tambahan kepada sistem kekebalan tubuh untuk mengindikasikan bahwa protein tersebut asing dan tubuh perlu meningkatkan respons kekebalan terhadapnya," kata Spencer.
Ia mengatakan, vektor virus vaksin AstraZeneca menggunakan adenovirus simpanse, yang telah digunakan dalam uji klinis untuk melawan berbagai macam penyakit.
Spencer membantah narasi yang mengeklaim adenovirus tersebut merupakan virus Mpox.
"Adenovirus dan virus Mpox termasuk dalam kelas virus yang sama sekali berbeda," kata Spencer.
Sementara itu, Profesor Virologi di University of Reading, Ian Jones, mengatakan kepada Reuters pada Juni 2022 bahwa adenovirus simpanse sepenuhnya berbeda dengan Mpox.
Kemudian, Joshua Szanyi dari Melbourne School of Population and Global Health, mengatakan kepada RMIT FactLab pada Agustus 2022 bahwa adenovirus simpanse tidak terkait dengan virus yang menyebabkan cacar monyet.
Dilansir The Guardian, Mpox sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, dan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Gejala infeksi Mpox mirip flu, yakni demam, menggigil, dan nyeri otot. Kemudian, muncul ruam berisi cairan. Ruam ini akan melepuh dan pada akhirnya membentuk koreng.
Secara garis besar ada dua jenis Mpox, yang dikenal sebagai Clade I dan Clade II. Keduanya dapat berakibat fatal, meski secara historis clade I memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.
Sebuah cabang baru dari Clade I, Clade Ib, telah terdeteksi di bagian timur Kongo dan telah dikonfirmasi di Kenya, Rwanda dan Uganda.
Para ilmuwan percaya bahwa varian ini berperan dalam penyebaran cepat Mpox baru-baru ini.
"Virus merupakan vektor yang baik karena memberikan informasi tambahan kepada sistem kekebalan tubuh untuk mengindikasikan bahwa protein tersebut asing dan tubuh perlu meningkatkan respons kekebalan terhadapnya," kata Spencer.
Ia mengatakan, vektor virus vaksin AstraZeneca menggunakan adenovirus simpanse, yang telah digunakan dalam uji klinis untuk melawan berbagai macam penyakit.
Spencer membantah narasi yang mengeklaim adenovirus tersebut merupakan virus Mpox.
"Adenovirus dan virus Mpox termasuk dalam kelas virus yang sama sekali berbeda," kata Spencer.
Sementara itu, Profesor Virologi di University of Reading, Ian Jones, mengatakan kepada Reuters pada Juni 2022 bahwa adenovirus simpanse sepenuhnya berbeda dengan Mpox.
Kemudian, Joshua Szanyi dari Melbourne School of Population and Global Health, mengatakan kepada RMIT FactLab pada Agustus 2022 bahwa adenovirus simpanse tidak terkait dengan virus yang menyebabkan cacar monyet.
Dilansir The Guardian, Mpox sebelumnya dikenal sebagai cacar monyet, dan merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus.
Gejala infeksi Mpox mirip flu, yakni demam, menggigil, dan nyeri otot. Kemudian, muncul ruam berisi cairan. Ruam ini akan melepuh dan pada akhirnya membentuk koreng.
Secara garis besar ada dua jenis Mpox, yang dikenal sebagai Clade I dan Clade II. Keduanya dapat berakibat fatal, meski secara historis clade I memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi.
Sebuah cabang baru dari Clade I, Clade Ib, telah terdeteksi di bagian timur Kongo dan telah dikonfirmasi di Kenya, Rwanda dan Uganda.
Para ilmuwan percaya bahwa varian ini berperan dalam penyebaran cepat Mpox baru-baru ini.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi vaksin AstraZeneca mengandung virus MpoX adalah hoaks.
Sejumlah pakar virologi telah menegaskan bahwa adenovirus simpanse dalam vaksin AstraZeneca berbeda dengan virus penyebab Mpox.
Sejumlah pakar virologi telah menegaskan bahwa adenovirus simpanse dalam vaksin AstraZeneca berbeda dengan virus penyebab Mpox.
Rujukan
https://www.aap.com.au/factcheck/mpox-outbreak-falsely-linked-to-covid-vaccines/
https://www.theguardian.com/world/article/2024/aug/16/what-do-we-know-mpox-outbreak-africa
Publish date : 2024-08-22