Cek Fakta
    Facebook Twitter Instagram
    Cek Fakta
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    Wednesday, November 8
    • Playbook
    • Tentang Kami
    • Media
    • Kontak
    • Prebunking
    • LMS
    • FAQ
    Facebook Twitter Instagram Youtube
    CekFakta
    Banner
    • Home
    • Terbaru
    • Kegiatan
    • Debat Pilpres 2024
    • Pilkada 2024
    • Hasil Riset
      • Penelitian
      • Buku
      • Modul Ajar
      • Policy Brief
    CekFakta
    You are at:Home»CekFakta»Belum Ada Bukti, Narasi yang Menyebut Parfum, Pengharum Ruangan, dan Wangi Dry Clean Sebagai Penyebab Kanker
    CekFakta

    Belum Ada Bukti, Narasi yang Menyebut Parfum, Pengharum Ruangan, dan Wangi Dry Clean Sebagai Penyebab Kanker

    Jane DoePublish date2024-07-19
    Tempo
    Share
    Facebook

    Berita



    Sebuah narasi beredar di WhatsApp serta sejumlah akun Facebook mengatakan bahwa penggunaan parfum, pengharum ruangan, aromaterapi, dan dry clean sebagai penyebab kanker.

    Narasi itu menceritakan terdapat seorang wanita yang suka menggunakan parfum, pengharum ruangan, dan aromaterapi. Selain itu, dia juga memberikan wewangian di berbagai ruang dan pada benda-benda miliknya. Dikatakan hal itu menyebabkan perempuan itu meninggal pada usia 31 tahun, karena kanker, jelang hari pernikahannya. Pertolongan medis, termasuk prosedur kemoterapi, dikatakan tak bisa lagi menyelamatkan nyawanya.

    Narasi tersebut juga menyatakan bahwa istri Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yakni Ani Yudhoyono, juga meninggal karena kanker yang dipicu aroma wangi yang keluar dari proses pencucian pakaian tanpa air alias dry clean.



    Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah parfum, pewangi ruangan, dan wangi dry clean bisa sebabkan kanker?

    HASIL CEK FAKTA



    Dilansir website lembaga amal untuk penderita kanker, Australian Cancer Council, tidak ada bukti adanya keterkaitan antara penggunaan produk wewangian dengan risiko kanker pada manusia.

    Dikatakan bahwa semua parfum memang mengandung bahan kimia. Namun kadarnya telah diperiksa dan diatur oleh lembaga resmi pemerintah masing-masing negara. Secara internasional lembaga seperti Research Institute for Fragrance Materials Expert Panel juga berupaya memantau kualitas parfum yang beredar.

    Selain itu terdapat uji coba yang menyimpulkan paparan parfum pada tikus dapat memunculkan kanker. Namun tidak ada bukti pada manusia. Juga, percobaan pada tikus itu menggunakan parfum yang kadarnya jauh lebih tinggi dibanding produk wewangian yang beredar, sebagaimana dilaporkan The Guardian.

    Di luar negeri pun beredar kekhawatiran penggunaan parfum bisa menyebabkan kanker. Namun Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia, Aru Wisaksono Sudoyo, juga menyatakan bahwa tidak ada bukti yang mendukung kekhawatiran tersebut. “Tidak terbukti,” kata dokter spesialis onkologi itu melalui pesan, Rabu, 17 Juli 2024.

    Sementara terkait uji coba pada tikus, menurutnya tidak bisa langsung disamakan dampaknya pada manusia. Lantaran kadar dosis mematikan (LD) toksisitas pada hewan berbeda dengan manusia. “Tidak ada bukti dalam literatur (pada manusia). LD hewan belum tentu LD manusia,” kata Aru lagi.

    Pemeriksa fakta Australian Associated Press (AAP) juga mengatakan narasi yang mengatakan produk parfum di toko bisa menyebabkan kanker, juga beredar di Negeri Kangguru. Namun, mereka menggolongkan narasi tersebut sebagai klaim menyesatkan. 

    Pakar onkologi dan peneliti kanker di Universitas Adelaide, Profesor Ian Olver mengatakan produk parfum di toko mengandung zat yang bisa menyebabkan kanker, namun dalam jumlah kecil. Hal itu seharusnya membuat tidak ada kekhawatiran paparan yang berarti. “Secara umum, meskipun benar ada beberapa bahan kimia yang tidak sehat dalam beberapa parfum, paparannya mungkin terlalu rendah untuk memicu kanker,” kata Olver.

    Secara lebih rinci, seorang farmakolog molekuler di Universitas Adelaide, Ian Musgrave, menjelaskan bahwa parfum di toko-toko mengandung ftalat yang berfungsi untuk pelarut dan penyetabil bau parfum.

    Ftalat merupakan zat kimia yang bisa meniru atau mengganggu hormon tubuh. Ftalat juga digolongkan sebagai zat karsinogen atau penyebab kanker pada hewan oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC). "Ftalat yang ada dalam parfum jumlahnya sangat sedikit dan biasanya tidak terkait dengan kanker. Ftalat utama dalam parfum, dietil ftalat (DEP), memiliki profil keamanan yang sangat baik," kata Musgrave.

    Narasi yang beredar mengatakan bahwa Ani Yudhoyono meninggal karena terpapar wewangian dry clean. Padahal, berdasarkan penelusuran Detik.com, narasi yang beredar sejak tahun 2019 itu hoaks.

    KESIMPULAN



    Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan bahwa parfum, aromaterapi, pengharum ruangan dan wewangian dry clean sebagai penyebab kanker pada manusia adalah klaim yang belum ada bukti.

    Penelitian yang ada telah membuktikan bahwa parfum bisa menyebabkan kanker pada hewan. Namun penelitian itu menggunakan kadar parfum yang lebih tinggi dari yang terkandung dalam produk wewangian yang beredar. Selain itu dampaknya perubahan risiko kankernya belum terbukti pada manusia.

    Rujukan

    https://www.facebook.com/iin.indaryati.37/posts/pfbid02QC64A3SToeyFXaHMfg8cBtBbXeCQ4tfN6VaYTLnEu5YucJabk7ahnQ3jNn6i8JzKl

    https://www.cancer.org.au/iheard/do-fragrant-products-like-perfume-toilet-paper-and-baby-wipes-cause-cancer

    https://www.theguardian.com/us-news/2019/may/23/fragrance-perfume-personal-cleaning-products-health-issues

    https://www.aap.com.au/factcheck/perfume-link-to-cancer-leaves-a-foul-stench/

    https://www.industrialchemicals.gov.au/sites/default/files/PEC33-Diethyl-phthalate-DEP.pdf

    https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4484887/kabar-viral-kaitkan-dry-cleaning-dengan-kanker-darah-bu-ani

    https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id

    Publish date : 2024-07-19

    Update Terbaru

    Sidebar Ad
    Update Terbaru
    About
    About

    CekFakta.com adalah sebuah sebuah proyek kolaboratif pengecekan fakta yang diinisiasi Mafindo (Masyarakat Antifitnah Indonesia), AJI (Aliansi Jurnalis Independen) dan AMSI (Asosiasi Media Siber Indonesia).

    Kolaborasi ini diluncurkan di ‘Trusted Media Summit 2018’ pada Sabtu, 5 Mei 2018 di Jakarta dengan melibatkan puluhan media online di Indonesia serta jejaring ratusan pemeriksa fakta di seluruh Indonesia.

    Facebook Twitter Instagram YouTube
    Informasi
    • Cekfakta.com
    • info@cekfakta.com
    • Whatsapp di 082176503669
    Copyright © 2023. Designed by Cek Fakta.
    • About
    • LMS
    • Contact

    Type Pencarian Judul Enter to search. Press Esc to cancel.