Berita
Jakarta (ANTARA/JACX) – Beredar video di media sosial yang menjadi perbincangan khalayak yang menampilkan remaja diduga remaja mabuk kecubung.
Video tersebut menampilkan sosok remaja mengenakan baju hitam di atas motor sedang meracau dan ditenangkan oleh beberapa orang lain.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Fenomena Mabuk Kecubung di Banjarmasin, Dua Orang T3was Puluhan Dirawat di RSJ
Dua orang t3was dan 39 lainnya dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, diduga karena mabuk kecubung oplosan gaes”
Video tersebut menampilkan sosok remaja mengenakan baju hitam di atas motor sedang meracau dan ditenangkan oleh beberapa orang lain.
Berikut narasi dalam unggahan tersebut:
“Fenomena Mabuk Kecubung di Banjarmasin, Dua Orang T3was Puluhan Dirawat di RSJ
Dua orang t3was dan 39 lainnya dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, diduga karena mabuk kecubung oplosan gaes”
HASIL CEK FAKTA
Kabid Humas Polda Kalimantan Selatan Kombes Pol Adam Erwindi menyatakan video viral mabuk akibat mengonsumsi buah kecubung tersebut hoaks. Hal itu terungkap setelah para korban berhasil dimintai keterangan penyidik Direktorat Reserse Narkoba Polda Kalsel.
"Dua korban yang videonya viral berinisial AR dan S yakni perempuan dengan mulut berbusa dan laki-laki kaos hitam di atas motor mengaku hanya mengonsumsi obat putih tanpa merek dibeli Rp25 ribu," kata Adam, dilansir dari ANTARA.
Kemudian pada Selasa (16/7), kembali diambil keterangan tiga korban yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum berinisial H, Z dan A.
Ketiganya mengaku teler dan berhalusinasi akibat menelan pil putih tanpa merek itu. Bahkan Z mengaku mencampurnya dengan obat merek mefinal dan amoxsan, sedangkan korban A juga meminum obat seledryl 20 butir.
"Sebagian korban lainnya dari 47 orang yang dirawat mengaku meminum alkohol dengan campuran obat-obatan dan tidak ada yang mengonsumsi kecubung," ungkap Adam.
Ditresnarkoba Polda Kalsel telah menyita 20.680 butir obat putih tanpa merek yang kerap disebut-sebut masyarakat Kalsel obat Zenith atau Carnophen, dari tersangka MS (47) di rumahnya. Kemudian Polresta Banjarmasin juga menangkap tersangka FS, IR dan SE dengan barang bukti 906 butir obat serupa.
Sebagaimana buah kecubung positif telah diketahui mengandung atropin dan scopolamine, namun untuk narkotika, psikotropika dan obat berbahaya lainnya negatif.
Viralnya video fenomena korban mabuk kecubung telah meresahkan masyarakat di Kalsel dan polisi pun mengimbau agar tidak lagi membuat dan menyebarkan konten-konten negatif bahkan hoaks sehingga publik tidak mendapatkan informasi keliru berkaitan suatu hal.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
"Dua korban yang videonya viral berinisial AR dan S yakni perempuan dengan mulut berbusa dan laki-laki kaos hitam di atas motor mengaku hanya mengonsumsi obat putih tanpa merek dibeli Rp25 ribu," kata Adam, dilansir dari ANTARA.
Kemudian pada Selasa (16/7), kembali diambil keterangan tiga korban yang dirawat di Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum berinisial H, Z dan A.
Ketiganya mengaku teler dan berhalusinasi akibat menelan pil putih tanpa merek itu. Bahkan Z mengaku mencampurnya dengan obat merek mefinal dan amoxsan, sedangkan korban A juga meminum obat seledryl 20 butir.
"Sebagian korban lainnya dari 47 orang yang dirawat mengaku meminum alkohol dengan campuran obat-obatan dan tidak ada yang mengonsumsi kecubung," ungkap Adam.
Ditresnarkoba Polda Kalsel telah menyita 20.680 butir obat putih tanpa merek yang kerap disebut-sebut masyarakat Kalsel obat Zenith atau Carnophen, dari tersangka MS (47) di rumahnya. Kemudian Polresta Banjarmasin juga menangkap tersangka FS, IR dan SE dengan barang bukti 906 butir obat serupa.
Sebagaimana buah kecubung positif telah diketahui mengandung atropin dan scopolamine, namun untuk narkotika, psikotropika dan obat berbahaya lainnya negatif.
Viralnya video fenomena korban mabuk kecubung telah meresahkan masyarakat di Kalsel dan polisi pun mengimbau agar tidak lagi membuat dan menyebarkan konten-konten negatif bahkan hoaks sehingga publik tidak mendapatkan informasi keliru berkaitan suatu hal.
Pewarta: Tim JACX
Editor: Indriani
Copyright © ANTARA 2024
KESIMPULAN
Rujukan
Publish date : 2024-07-18