Berita
Sebuah gambar tangkapan layar beredar di WhatsApp, serta Facebook akun ini, ini dan ini. Konten tersebut memuat klaim bahwa WhatsApp Gold mengandung malware atau virus yang membahayakan gawai dan penggunanya.
Pesan berantai tersebut memuat narasi bahwa virus itu disebarkan melalui dua cara. Pertama, melalui pembaruan Whatsapp Gold. Kedua, lewat video “Martinelli” yang diproduksi Meta yang akan mengakibatkan kerusakan parah pada gawai hingga tak bisa diperbaiki.
Tempo menerima permintaan pembaca untuk memeriksa kebenaran narasi tersebut. Benarkah terdapat malware berbahaya dalam WhatsApp Gold dan video berjudul “Martinelli” yang diproduksi oleh Meta, induk perusahaan Whatsapp?
HASIL CEK FAKTA
Klaim 1: Malware pada WhatsApp Gold
Dilansir CNBC Indonesia, WhatsApp Gold, WhatsApp Pink, dan WhatsApp Plus merupakan aplikasi gadungan yang mengaku sebagai alternatif dari versi aslinya. Nama ketiganya dikenal cukup luas.
Pesan yang mendorong pengguna untuk mengunduh WhatsApp Gold beredar sejak tahun 2016 dan telah memakan sejumlah korban. Pesan penipuan itu disebar dengan mengaku dari perusahaan WhatsApp dan menawarkan aplikasi resmi versi alternatif.
Terdapat beberapa pola yang dilakukan oleh penipu jenis ini. Peneliti keamanan siber Rajshekhar Rajaharia menemukan bahwa WhatsApp Gold dan WhatsApp Pink digunakan pelaku penipuan untuk mengumpulkan data korban sebanyak-banyaknya.
Klaim 2: Video “Martinelli” yang diproduksi Meta
Dilansir pemeriksa fakta Snopes, narasi yang mengatakan WhatsApp secara resmi merilis video berjudul “Martinelli” telah beredar sejak tahun 2017. Konten pertama kali muncul dalam bahasa Spanyol.
Snope menjelaskan bahwa malware yang ada dalam video itu bisa meretas gawai dalam waktu 10 detik. Namun, sesungguhnya kepolisian Spanyol telah membantah kabar tersebut melalui akun Twitter mereka.
Peneliti keamanan digital Christopher Boyd menulis dalam Malwarebytes.com, bahwa narasi tentang WhatsApp meluncurkan video berjudul "Martinelli" kembali muncul pada tahun 2022.
Dia mengatakan bahwa narasi yang beredar itu merupakan peringatan palsu. Boyd menyarankan agar pengguna gawai yang menerima pesan seperti itu, untuk tidak ikut menyebarkannya.
Dilansir pemeriksa fakta AFP, konsultan keamanan siber Asela Waidyalankara mengatakan memang terdapat sejumlah cara untuk menanamkan malware ke dalam video untuk disebarkan.
Namun, kelompok keamanan siber belum ada yang melaporkan kemunculan video berjudul “Martinelli” dan dikatakan berisi malware tersebut. Dia berpesan agar narasi yang belum jelas dan terlanjur beredar untuk tidak disebarkan semakin luas.
“Meskipun ada cara untuk menyebarkan malware menggunakan video, kelompok keamanan siber belum menemukan video apapun dengan judul yang disorot dalam klaim tersebut, yang dibagikan melalui WhatsApp dengan kemampuan meretas atau menginfeksi ponsel pengguna. Ini adalah tipuan," kata Waidyalankara.
Sementara juru bicara Meta mengatakan pengguna WhatsApp harus melaporkan pesan yang mengandung ancaman bahaya malware seperti itu. Selain itu, pengguna diharapkan menghindari mengklik tautan yang mencurigakan yang dikirim orang lain.
KESIMPULAN
Verifikasi Tempo menyimpulkan bahwa narasi yang mengatakan adanya penipuan dengan modus meminta mengunduh WhatsApp Gold adalah benar. Namun, narasi tentang WhatsApp merilis video berjudul “Martinelli” yang berisi malware adalah klaim keliru.
Rujukan
https://s3.eu-west-1.amazonaws.com/check-api-live/capi/978341113609349
https://www.snopes.com/fact-check/whatsapp-martinelli-phone-virus-warning/
Publish date : 2024-06-10