Berita
KOMPAS.com - Pendiri Microsoft Bill Gates kembali menjadi sasaran disinformasi.
Kali ini, Gates diklaim berencana menyerang pasokan pangan global untuk menciptakan pasar vaksin flu burung.
Misalnya, seperti yang diunggah oleh akun Facebook ini pada 11 Mei 2024.
"Bill gates telah menggelontorkan sejumlah uangnya ke Indonesia saat bertemu dengan Menkes, artinya maka mustahil Menkes menolak perintah dan titah bill gatesIngat, jangan mau disuntik2 lagi. Jangan takut virusnya, jangan takut mati. Jadikan hidup dan mati mu hanya untuk Allah," tulis akun tersebut.
Pengunggah menyertakan tautan atau tangkapan layar berikut:
Gates Insider Admits Elite Planning to Euthanise BILLIONS via Bird Flu Vaccine
Narasi serupa dalam bahasa Inggris disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Lantas, bagaimanakah faktanya?
Artikel dan narasi yang beredar mengaitkan pengembangan vaksin baru dengan rencana Bill Gates menyerang pasokan pangan global untuk menciptakan pasar bagi vaksin tersebut.
Artikel merujuk siaran pers Yayasan Bill dan Melinda Gates soal perjanjian global untuk memasok vaksin H1N1 atau flu babi.
Yayasan Bill dan Melinda Gates menjelaskan, vaksin tersebut belum disetujui, sehingga belum ada perjanjian global untuk mendistribusikan ke seluruh dunia.
Pernyataan dibuat berkaitan dengan komitmen beberapa negara untuk menyumbangkan sebagian stok vaksin H1N1 kepada Organisasi Kesehatan Dunia.
Adapun pernyataan diterbitkan pada September 2009, bukan 2024.
Thumbnail yang beredar di Facebook menyertakan tangkapan layar dari akun X Bill Gates dengan teks berikut:
There really is no choice - bird flu jab, or die painfully
Berdasarkan hasil penelusuran menggunakan advance search, tidak ditemukan twit Bill Gates semacam itu.
Sebagai informasi, Yayasan Bill dan Melinda Gates menginvestasikan 52 juta dolar AS pada perusahaan biofarmasi Jerman CureVac, yang meneliti efektivitas vaksin H5N1 untuk flu burung.
Kendati demikian, fakta ini tidak membuktikan bahwa ia sengaja merusak pasokan pangan global untuk menciptakan pasar vaksin.
Pengguna media sosial menyertakan tautan dari situs Rumble.com. Media Bias Fact Check mengidentifikasi situs web tersebut dengan kredibilitas rendah.
Konten yang diunggah memuat propaganda, konspirasi, minim sumber, tidak ada transparansi, dan memuat informasi salah.
Situs yang didirikan sejak 2013 oleh Chris Pavlovski itu memiliki kecenderungan berpihak pada sayap kanan.
Awalnya Rumble dibangun sebagai platform berbagi video yang memungkinan penggunanya mengunggah dan berbagi video.
Namun selama pandemi Covid-19 dan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), kelompok sayap kanan mulai bergabung.
Kemudian pada 2020, Pakar Konservatif Dan Bongino membeli saham ekuitas di perusahaan tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa narasi Bill Gates sengaja merusak pasokan pangan global untuk menciptakan pasar vaksin flu burung merupakan hoaks.
Kali ini, Gates diklaim berencana menyerang pasokan pangan global untuk menciptakan pasar vaksin flu burung.
Misalnya, seperti yang diunggah oleh akun Facebook ini pada 11 Mei 2024.
"Bill gates telah menggelontorkan sejumlah uangnya ke Indonesia saat bertemu dengan Menkes, artinya maka mustahil Menkes menolak perintah dan titah bill gatesIngat, jangan mau disuntik2 lagi. Jangan takut virusnya, jangan takut mati. Jadikan hidup dan mati mu hanya untuk Allah," tulis akun tersebut.
Pengunggah menyertakan tautan atau tangkapan layar berikut:
Gates Insider Admits Elite Planning to Euthanise BILLIONS via Bird Flu Vaccine
Narasi serupa dalam bahasa Inggris disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Lantas, bagaimanakah faktanya?
Artikel dan narasi yang beredar mengaitkan pengembangan vaksin baru dengan rencana Bill Gates menyerang pasokan pangan global untuk menciptakan pasar bagi vaksin tersebut.
Artikel merujuk siaran pers Yayasan Bill dan Melinda Gates soal perjanjian global untuk memasok vaksin H1N1 atau flu babi.
Yayasan Bill dan Melinda Gates menjelaskan, vaksin tersebut belum disetujui, sehingga belum ada perjanjian global untuk mendistribusikan ke seluruh dunia.
Pernyataan dibuat berkaitan dengan komitmen beberapa negara untuk menyumbangkan sebagian stok vaksin H1N1 kepada Organisasi Kesehatan Dunia.
Adapun pernyataan diterbitkan pada September 2009, bukan 2024.
Thumbnail yang beredar di Facebook menyertakan tangkapan layar dari akun X Bill Gates dengan teks berikut:
There really is no choice - bird flu jab, or die painfully
Berdasarkan hasil penelusuran menggunakan advance search, tidak ditemukan twit Bill Gates semacam itu.
Sebagai informasi, Yayasan Bill dan Melinda Gates menginvestasikan 52 juta dolar AS pada perusahaan biofarmasi Jerman CureVac, yang meneliti efektivitas vaksin H5N1 untuk flu burung.
Kendati demikian, fakta ini tidak membuktikan bahwa ia sengaja merusak pasokan pangan global untuk menciptakan pasar vaksin.
Pengguna media sosial menyertakan tautan dari situs Rumble.com. Media Bias Fact Check mengidentifikasi situs web tersebut dengan kredibilitas rendah.
Konten yang diunggah memuat propaganda, konspirasi, minim sumber, tidak ada transparansi, dan memuat informasi salah.
Situs yang didirikan sejak 2013 oleh Chris Pavlovski itu memiliki kecenderungan berpihak pada sayap kanan.
Awalnya Rumble dibangun sebagai platform berbagi video yang memungkinan penggunanya mengunggah dan berbagi video.
Namun selama pandemi Covid-19 dan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS), kelompok sayap kanan mulai bergabung.
Kemudian pada 2020, Pakar Konservatif Dan Bongino membeli saham ekuitas di perusahaan tersebut.
Dapat disimpulkan bahwa narasi Bill Gates sengaja merusak pasokan pangan global untuk menciptakan pasar vaksin flu burung merupakan hoaks.
HASIL CEK FAKTA
KESIMPULAN
Rujukan
https://www.facebook.com/groups/147468430843805/posts/755536306703678/
Publish date : 2024-05-21