Berita
Sebuah video beredar di Facebook [ arsip ] dengan klaim bahwa mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari mempromosikan obat nyeri sendi lutut dan punggung bagian bawah untuk manusia lanjut usia (manula). Video yang memperlihatkan Siti Fadilah itu menyebut, satu-satunya penyebab nyeri sendi adalah cairan sinovial yang sudah berkurang. Sehingga satu-satunya cara memulihkannya adalah dengan memberikan cairan sinovial.
Dalam konten itu, juga berisi klaim bahwa dokter dan perusahaan farmasi selama ini tidak jujur dan berpendidikan rendah telah menipu dengan menjual barang bekas agar pasien terus-menerus dirawat dan menghabiskan uang untuk pengobatan yang salah.
Video yang diunggah 27 April 2024 tersebut disukai 6,5 ribu dan diputar sebanyak 1,5 juta kali. Benarkah dokter Siti Fadilah Supari menyarankan dan mempromosikan pengobatan nyeri sendi dengan cairan sinovial? Dan benarkah pemberian cairan sinovial satu-satunya cara pengobatan terbaik untuk nyeri sendi? Berikut pemeriksaan faktanya.
HASIL CEK FAKTA
Tim Cek Fakta Tempo memeriksa klaim video ini dengan menelusuri keterangan ahli melalui wawancara dan keaslian video dengan analisis deepfake menggunakan beberapa tools.
Sumber Video
Tim Cek Fakta Tempo memeriksa keaslian video menggunakan pendeteksi deepfake, Deepware.ai. Hasilnya, tools ini menunjukkan analisis 98 hingga 99 persen konten berisi deepfake.
Deepfake tersebut menggunakan kecanggihan buatan (Artificial Intelligence/AI) untuk menghasilkan video atau audio yang benar-benar baru, dengan tujuan akhir untuk menggambarkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi pada kenyataannya. Teknologinya dibuat menggunakan dua algoritma AI yang disebut generator dan diskriminator.
Faktanya, video Siti Fadilah yang asli tersebut berasal dari video di akun Tiktok ini yang diunggah pada 15 September 2023. Dalam video tersebut, Siti Fadilah menyampaikan tentang pengalaman gaya hidup seseorang, bukan mengenai obat nyeri lutut.
Pengobatan Nyeri Sendi
Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Prof. Dr. dr. Dessy Rakhmawati Emril, Sp.S(K), penyuntikan cairan sinovial bukan sepenuhnya pilihan terapi yang tepat untuk nyeri sendi atau lutut.
Pemberian cairan itu biasa disebut dengan viskosuplementasi, salah satu metode pengobatan untuk osteoarthritis (OA). Tujuannya untuk mengatasi nyeri akibat osteoarthritis melalui prosedur injeksi atau suntikan. Terapi suntik ini cukup efektif untuk meredakan gejala ringan hingga sedang pada area lutut.
Dalam viskosuplementasi, komponen yang disuntikkan mirip dengan cairan sinovial, salah satunya adalah hyaluronic acid. Fungsinya untuk mencegah terjadinya progresifitas dari kerusakan sendi.
“Yang namanya Osteoarthritis atau OA itu bukan karena kekurangan cairan sendi tapi karena kerusakan jaringan tulang rawan di sendi. Nyeri lutut karena degenerasi yang disebabkan oleh kerusakan tulang rawan di lutut karena usia dan aktivitas sehari-hari,” kata Dessy kepada Tempo melalui pesan suara, Rabu, 15 Mei 2024.
Untuk OA grade awal, 1 dan 2, pemberian viskosuplemen masih bermanfaat karena kerusakannya belum terlalu berat. Pemberian viskosuplemen diharapkan mencegah terjadinya pemburukan lebih lanjut dan sedikit membantu cairan sinovial tadi, meski tidak sebagai fungsi utama.
“Tidak berarti masalah selesai dengan pemberian cairan viskosuplemen tadi. Dia bersifat disease modifying agent. Jadi nyeri lutut berkurang karena berkurangnya gesekan antara sendi yang notabene adalah tulang yang dibantu oleh cairan sehingga membuat nyeri dirasakan tidak terlalu berat,” jelas Dessy.
Klaim yang menyatakan bahwa pemberian viskosuplemen yang mirip dengan cairan sinovial bisa menyembuhkan nyeri sendi selamanya adalah salah besar. Tidak ada bukti yang menyatakan pemberian viskosuplemen untuk pasien dengan OA bisa sembuh selamanya. Karena proses degenerasi tetap ada dan tidak ada perbaikan jaringan yang sudah rusak oleh pemberian viskosuplemen.
“Progresifitas tetap bisa terjadi, degenerasi tetap berlanjut sehingga gradingnya naik. Kalau awalnya OA grade 1, 2 bisa meningkat ke grade 3, 4,” ungkap Ketua Pokja Nyeri Nasional pada Perhimpunan Dokter Neurologi Seluruh Indonesia (Perdosni).
Pengobatan terbaik, kata Dessy adalah dengan pencegahan terjadinya OA. Di antaranya menjaga agar berat badan tidak berlebihan, tidak memberi beban berlebih pada lutut, olahraga teratur dan menjalani gaya hidup sehat.
“Melakukan screening OA lutut juga penting bagi usia 40 tahun ke atas untuk mengetahui apakah sudah punya kecenderungan OA atau belum. Kalau pencegahan sudah terlewati dan sudah berada pada grade 2 dan 3, maka harus melalui pengobatan dengan mengkonsumsi obat-obatan atau tindakan medis di rumah sakit. Pengobatan seperti regeneratif medicine cukup menjanjikan bagi penyembuhan nyeri sendi” lanjut Desi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari yang mempromosikan cara mengatasi dan menyembuhkan nyeri sendi dengan menambah suplai cairan sinovial adalah keliru.
Rujukan
https://www.facebook.com/100083436075185/videos/1342605339884430
https://web.archive.org/web/20240518062222/
https://www.facebook.com/100083436075185/posts/1342605339884430/
https://scanner.deepware.ai/result/58c622d6b820867718a9167b7a1776051fa9f55f-1715659895/
https://www.tiktok.com/@siti_fadilah_supari/video/7278822013777513733
Publish date : 2024-05-18