Berita
KOMPAS.com - Tersiar narasi mengenai kisah nyata dari dongeng Pinocchio yang dipopulerkan oleh Disney.
Ayah sekaligus pembuat boneka Pinocchio, Gepetto, disebut sebagai majikan yang membuat boneka dari kulit dan rambut budaknya.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak terbukti.
Informasi mengenai cerita asli boneka Pinocchio yang dibuat dari kulit dan rambut budak disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan Threads ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun Facebook, pada Minggu (12/5/2024), dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Geppeto Sebenarnya Adalah Seorang Tuan Budak Dan Dia Membuat Bonekanya Dari Kulit Dan Rambut Budak. Pinokio Sebenarnya Adalah Boneka Kerasukan Yang Terbuat Dari Kulit Dan Rambut Budak Dan Dia Sebenarnya Terlihat Berjalan-jalan Tanpa Geppeto Dan Tidak Ada Yang Tahu Di Mana Boneka Itu Berada Saat Ini.
Masuk Akal Sekarang Saat Anda Mengetahui Siapa Sebenarnya Walt Disney.
Ayah sekaligus pembuat boneka Pinocchio, Gepetto, disebut sebagai majikan yang membuat boneka dari kulit dan rambut budaknya.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak terbukti.
Informasi mengenai cerita asli boneka Pinocchio yang dibuat dari kulit dan rambut budak disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan Threads ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun Facebook, pada Minggu (12/5/2024), dalam terjemahan bahasa Indonesia:
Geppeto Sebenarnya Adalah Seorang Tuan Budak Dan Dia Membuat Bonekanya Dari Kulit Dan Rambut Budak. Pinokio Sebenarnya Adalah Boneka Kerasukan Yang Terbuat Dari Kulit Dan Rambut Budak Dan Dia Sebenarnya Terlihat Berjalan-jalan Tanpa Geppeto Dan Tidak Ada Yang Tahu Di Mana Boneka Itu Berada Saat Ini.
Masuk Akal Sekarang Saat Anda Mengetahui Siapa Sebenarnya Walt Disney.
HASIL CEK FAKTA
Pengguna media sosial menyertakan dua gambar. Ada gambar kartun yang mengilustrasikan Gepetto dari film Disney.
Gambar lainnya menampilkan seorang pria menggendong boneka di pundak kanannya.
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan metode reverse image search untuk menelusuri jejak digital foto tersebut.
Hasil pencarian di Google Lens mengarahkan ke situs Dangerous Minds, yang menampilkan versi foto dengan resolusi lebih besar.
Ada pula foto serupa di situs berbagi gambar Flickr yang diunggah pada 27 Februari 2009. Foto tersebut diberi label 18+.
Kendati demikian, tidak ada informasi apa pun soal kapan dan di mana foto diambil, serta siapa yang memotretnya.
Sementara, dongeng Pinocchio beredar dengan berbagai versi, termasuk versi alur cerita yang kejam dan tidak sejalan dengan sastra anak-anak zaman sekarang.
Namun berdasarkan laporan Lead Stories, tidak ada versi cerita bahwa Gepetto adalah tuan yang membuat boneka dari kulit dan rambut budaknya.
Dalam versi cerita berbahasa Italia yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris, ada beberapa kata yang mengandung kata "slave" yang berarti budak atau "slave master".
Ada pula kata "rambut" tetapi dipakai hanya untuk menyebut "gadis cantik berambut biru" atau "peri kecil berambut biru".
Sementara kata "kulit" juga dipakai dalam beberapa bab, tetapi tidak menceritakan soal bahan pembuatan boneka Pinocchio dari kulit manusia.
Profesor di Universitas Vermont yang punya keahlian di dongeng Eropa, Cristina Mazzoni, mengaku belum pernah mendengar versi cerita yang dikenal di Indonesia sebagai Pinokio itu, yang dikaitkan dengan perbudakan.
Dilansir dari Check Your Fact, Mazzoni menyatakan, kisah orisinal dari buku berbahasa Italia memang menyatakan bahwa Geppetto membuat Pinokio untuk "dieksploitasi" tampil di jalanan.
"Tapi Pinocchio dibuat sepenuhnya berbahan kayu. Klaim aneh (jika menyebut membuatnya dari kulit dan rambut Budak)," ujar Mazzoni.
Laman Independent menyatakan, Pinocchio popular dikenal sebagai karya jurnalis Italia, Carlo Lorenzini (1826 - 1890) yang menggunakan nama pena Carlo Callodi pada 1883.
Versi yang beredar sejak saat itu hingga sekarang tidak ditemukan satu pun yang mengaitkan dengan perbudakan.
Gambar lainnya menampilkan seorang pria menggendong boneka di pundak kanannya.
Tim Cek Fakta Kompas.com menggunakan metode reverse image search untuk menelusuri jejak digital foto tersebut.
Hasil pencarian di Google Lens mengarahkan ke situs Dangerous Minds, yang menampilkan versi foto dengan resolusi lebih besar.
Ada pula foto serupa di situs berbagi gambar Flickr yang diunggah pada 27 Februari 2009. Foto tersebut diberi label 18+.
Kendati demikian, tidak ada informasi apa pun soal kapan dan di mana foto diambil, serta siapa yang memotretnya.
Sementara, dongeng Pinocchio beredar dengan berbagai versi, termasuk versi alur cerita yang kejam dan tidak sejalan dengan sastra anak-anak zaman sekarang.
Namun berdasarkan laporan Lead Stories, tidak ada versi cerita bahwa Gepetto adalah tuan yang membuat boneka dari kulit dan rambut budaknya.
Dalam versi cerita berbahasa Italia yang diterjemahkan dalam bahasa Inggris, ada beberapa kata yang mengandung kata "slave" yang berarti budak atau "slave master".
Ada pula kata "rambut" tetapi dipakai hanya untuk menyebut "gadis cantik berambut biru" atau "peri kecil berambut biru".
Sementara kata "kulit" juga dipakai dalam beberapa bab, tetapi tidak menceritakan soal bahan pembuatan boneka Pinocchio dari kulit manusia.
Profesor di Universitas Vermont yang punya keahlian di dongeng Eropa, Cristina Mazzoni, mengaku belum pernah mendengar versi cerita yang dikenal di Indonesia sebagai Pinokio itu, yang dikaitkan dengan perbudakan.
Dilansir dari Check Your Fact, Mazzoni menyatakan, kisah orisinal dari buku berbahasa Italia memang menyatakan bahwa Geppetto membuat Pinokio untuk "dieksploitasi" tampil di jalanan.
"Tapi Pinocchio dibuat sepenuhnya berbahan kayu. Klaim aneh (jika menyebut membuatnya dari kulit dan rambut Budak)," ujar Mazzoni.
Laman Independent menyatakan, Pinocchio popular dikenal sebagai karya jurnalis Italia, Carlo Lorenzini (1826 - 1890) yang menggunakan nama pena Carlo Callodi pada 1883.
Versi yang beredar sejak saat itu hingga sekarang tidak ditemukan satu pun yang mengaitkan dengan perbudakan.
KESIMPULAN
Narasi mengenai cerita asli boneka Pinocchio yang dibuat dari kulit dan rambut budak belum dapat dibuktikan.
Sejauh ini tidak ada versi dongeng Pinocchio semacam itu. Sementara, foto yang disertakan tidak membuktikan apa pun soal narasi tersebut.
Sejak Pinocchio diperkenalkan pada 1883 hingga sekarang, tidak ditemukan informasi valid mengenai versi yang mengaitkannya dengan perbudakan.
Sejauh ini tidak ada versi dongeng Pinocchio semacam itu. Sementara, foto yang disertakan tidak membuktikan apa pun soal narasi tersebut.
Sejak Pinocchio diperkenalkan pada 1883 hingga sekarang, tidak ditemukan informasi valid mengenai versi yang mengaitkannya dengan perbudakan.
Rujukan
https://www.threads.net/@famousahmedone/post/C69Gcb_uv4Y
https://dangerousminds.net/comments/creepy_ventriloquist_dummies
https://www.flickr.com/photos/undream/2663872734/
https://wepa.unima.org/en/pinocchio/
https://archive.org/details/adventuresofpino0000coll_a8a0/page/n13/mode/2up
https://checkyourfact.com/2022/05/04/fact-check-pinocchio-slavery-viral-claim/
Publish date : 2024-05-16