Berita
KOMPAS.com - Beredar peringatan bagi warga Indonesia, Malaysia, dan Singapura mengenai bahaya gelombang panas.
Narasi di media sosial menyebutkan, gelombang panas akan mencapai suhu 40 sampai 50 derajat celcius.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Peringatan gelombang panas yang melanda Indonesia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (12/5/2024):
Bahaya gelombang panasPeringatan bagi warga Indonesian/Malaysia/Singapura*Bersiaplah untuk gelombang panas berikutnya* Antara 40 dan 50 °C. Selalu minum air bersuhu ruangan secara perlahan.Hindari minum air dingin atau es !
Saat ini negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, dan Singapura sedang mengalami “gelombang panas”.
Ini adalah hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
Peringatan tersebut disertai saran untuk menghindari minum air dingin karena dapat mengakibatkan stroke, tunggu 30 menit untuk mandi atau cuci tangan setelah terkena sinar matahari, dan menghindari mandi air panas.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Minggu (12/5/2024), mengenai peringatan gelombang panas yang melanda Indonesia.
Narasi di media sosial menyebutkan, gelombang panas akan mencapai suhu 40 sampai 50 derajat celcius.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Peringatan gelombang panas yang melanda Indonesia disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun pada Minggu (12/5/2024):
Bahaya gelombang panasPeringatan bagi warga Indonesian/Malaysia/Singapura*Bersiaplah untuk gelombang panas berikutnya* Antara 40 dan 50 °C. Selalu minum air bersuhu ruangan secara perlahan.Hindari minum air dingin atau es !
Saat ini negara-negara seperti Malaysia, Indonesia, dan Singapura sedang mengalami “gelombang panas”.
Ini adalah hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan
Peringatan tersebut disertai saran untuk menghindari minum air dingin karena dapat mengakibatkan stroke, tunggu 30 menit untuk mandi atau cuci tangan setelah terkena sinar matahari, dan menghindari mandi air panas.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Minggu (12/5/2024), mengenai peringatan gelombang panas yang melanda Indonesia.
HASIL CEK FAKTA
Gelombang panas melanda sejumlah negara di Asia Selatan dan Asia Tenggara, pada awal Mei 2024.
Seperti dilaporkan Associated Press, Kamboja mencapai suhu 43 derajat celcius yang merupakan suhu terpanas dalam 170 tahun terakhir.
Kemudian, suhu di Myanmar mencapai 48,2 derajat celcius dan di Bangkok, Thailand, suhu terpanas mencapai 40 sampai 50 derajat celcius.
Direktur Earth Observatory Singapura Benjamin Horton yang mempelajari fenomena alam seperti perubahan iklim, mengatakan, ada tiga faktor penyebab gelombang panas.
Pertama, fenomena iklim yang terjadi secara alami, yakni El Nino. Faktor kedua, peningkatan suhu global, dan ketiga, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Kendati demikian, Indonesia tidak terdampak gelombang panas.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, suhu udara terasa lebih panas belakangan ini karena pergantian musim hujan ke kemarau.
"Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya," kata Dwikorita, Senin (6/5/2024), seperti diberitakan Kompas.com.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menambahkan, baru 8 persen wilayah Indonesia yang telah memasuki musim kemarau.
Misalnya, Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, Pangandaran Jawa Barat, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Maluku Utara.
Sementara, berikut pantauan suhu tertinggi pada Minggu (12/5/2024) pukul 07.00 WIB sampai Senin (13/5/2024) pukul 07.00 WIB:
Adapun pesan berantai mengenai peringatan gelombang panas telah beredar sejak 2019.
Seperti dilaporkan Associated Press, Kamboja mencapai suhu 43 derajat celcius yang merupakan suhu terpanas dalam 170 tahun terakhir.
Kemudian, suhu di Myanmar mencapai 48,2 derajat celcius dan di Bangkok, Thailand, suhu terpanas mencapai 40 sampai 50 derajat celcius.
Direktur Earth Observatory Singapura Benjamin Horton yang mempelajari fenomena alam seperti perubahan iklim, mengatakan, ada tiga faktor penyebab gelombang panas.
Pertama, fenomena iklim yang terjadi secara alami, yakni El Nino. Faktor kedua, peningkatan suhu global, dan ketiga, perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Kendati demikian, Indonesia tidak terdampak gelombang panas.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menjelaskan, suhu udara terasa lebih panas belakangan ini karena pergantian musim hujan ke kemarau.
"Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya," kata Dwikorita, Senin (6/5/2024), seperti diberitakan Kompas.com.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menambahkan, baru 8 persen wilayah Indonesia yang telah memasuki musim kemarau.
Misalnya, Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, Pangandaran Jawa Barat, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Maluku Utara.
Sementara, berikut pantauan suhu tertinggi pada Minggu (12/5/2024) pukul 07.00 WIB sampai Senin (13/5/2024) pukul 07.00 WIB:
Adapun pesan berantai mengenai peringatan gelombang panas telah beredar sejak 2019.
KESIMPULAN
Meski sejumlah wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara mengalami gelombang panas, tetapi Indonesia tidak terdampak.
BMKG menyatakan, suhu udara terasa lebih panas dalam beberapa waktu terakhir akibat pergantian musim hujan ke kemarau.
Peringatan mengenai dampak gelombang panas telah beredar sejak 2019.
BMKG menyatakan, suhu udara terasa lebih panas dalam beberapa waktu terakhir akibat pergantian musim hujan ke kemarau.
Peringatan mengenai dampak gelombang panas telah beredar sejak 2019.
Rujukan
https://www.facebook.com/photo/?fbid=1193138735010394&set=a.103609407296671
https://apnews.com/article/asia-heat-wave-photos-5c992950ed0a41606419e472a961b26e
Publish date : 2024-05-13