Berita
Sebuah video berisi tutorial pertolongan pertama pada orang yang terkena stroke dengan menusukkan jarum di ujung jari-jari, dibagikan di salah satu akun Facebook [ arsip ] pada 6 Mei 2024.
Narator dalam video itu menjelaskan cara pertolongan pertama pada penyakit stroke dengan . Berikut narasi lengkapnya: “……selamatkan pertolongan pertama ya diantaranya, jika dia kerasa sebelah kanan, cepet tusuk dengan jarum ujung jari-jari, keluar darah sedikit, sudah pertolongan pertama bagi dia atau bisa dibekam langsung atau bisa di fashdu langsung. Sepulu cc keluar sudah gagal kena stroke solafia, ya tentunya dengan izin Allah Subhanahu wa ta'ala ini rahmat allah
Hingga artikel ini diturunkan, video tersebut sudah 832 ribu kali ditonton, disukai 8,9 ribuan pengguna Facebook, 225 komentar dan 4,4 ribuan kali dibagikan ulang. Namun, benarkah pertolongan pertama penyakit stroke dengan menusuk jari pakai jarum?
HASIL CEK FAKTA
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menghubungi Spesialis Neurologi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdoer Rahem Situbondo, dr. M. Reza Fathoni, Sp.N.
Penyembuhan stroke tidak dapat dilakukan dengan cara menusuk ujung jari-jari pakai jarum, atau dengan sistem bekam dan fashdu. Langkah tersebut, seperti fashdu bisa dilakukan jika tujuannya hanya untuk memperlancar peredaran darah.
“Jika untuk menyembuhkan, jelas salah. Sifatnya sampai sekarang di bidang kedokteran hanya terapi komplementer (terapi pelengkap/tambahan),” kata Reza kepada Tempo saat dihubungi melalui pesan singkat, Sabtu, 11 Mei 2024.
Terapi utama untuk stroke dengan memperhatikan faktor risiko stroke, yaitu menormalkan tekanan darah, kolesterol, kencing manis, karena ini penyebab terjadinya aterosklerosis yang merupakan cikal bakal terjadinya serangan stroke selanjutnya.
Reza menambahkan, pasien setelah terkena stroke terutama jenis trombotik atau penyumbatan pasti mengalami pengentalan darah. Sehingga, seumur hidup memerlukan obat antiplatelet (pengencer darah), seperti jenis aspilet, clopidogrel, untuk diminum setiap hari, sebagai secondary prevention terjadinya serangan stroke ulang.
Dikutip dari situs resmi Universitas Gadjah Mada, Dr. dr. Ismail Setyopranoto Sp.S(K), dari Departemen Neurologi, FK-KMK UGM, menjelaskan ada dua macam faktor risiko yang dapat meningkatkan seseorang terkena stroke, yaitu faktor risiko yang dapat dikendalikan dan yang tak dapat dikendalikan.
Faktor risiko yang tidak bisa dikendalikan antara lain umur, jenis kelamin tertentu, keturunan, dan orang yang pernah terkena stroke. Faktor risiko yang bisa dikendalikan antara lain diabetes, obesitas, hipertensi, kurang aktivitas dan olahraga, merokok, alkohol, dsb.
“Stroke dapat dicegah dengan pola hidup yang sehat (makan makanan sehat, olahraga teratur, tidak merokok, minum alkohol sesuai takaran), menurunkan tingkat kolesterol & tekanan darah tinggi, dan menjaga kadar normal gula darah,” ujarnya.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta, video berisi klaim pertolongan pertama penyakit stroke dengan menusuk jari pakai jarum adalah keliru.
Penyembuhan stroke tidak dapat dilakukan dengan cara menusuk ujung jari-jari pakai jarum, atau dengan sistem bekam dan fashdu. Langkah tersebut, seperti fashdu bisa dilakukan jika tujuannya hanya untuk memperlancar peredaran darah.
Setelah terkena stroke terutama jenis trombotik atau penyumbatan pasti mengalami pengentalan darah. Sehingga, seumur hidup memerlukan obat antiplatelet (pengencer darah), seperti jenis aspilet, clopidogrel, untuk diminum setiap hari, sebagai secondary prevention terjadinya serangan stroke ulang.
Rujukan
https://www.facebook.com/reel/413127214902481
https://web.archive.org/web/20240509093712/
https://www.facebook.com/reel/413127214902481
https://ugm.ac.id/id/berita/22272-mengenal-stroke-dan-pencegahannya/
Publish date : 2024-05-13