Berita
KOMPAS.com - Sebuah video mengeklaim soal peredaran 1 juta ton beras sintetis beracun dari China di Indonesia.
Namun, setelah ditelusuri, video tersebut tidak benar atau hoaks.
Narasi soal 1 juta ton beras sintetis beracun dari China dibagikan oleh akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video soal ibu rumah tangga di Bukittinggi yang diduga keracunan beras sintetis. Video tersebut diberi keterangan demikian:
WASAPDA !BERAS SINTESIS !SUDAH ADA KORBAN YANG KERACUNAN MENGKONSUMSI BERAS INI !
WASPADA
BERAS BERACUN 1 JT TON DARI CHINA
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video yang mengeklaim terdapat 1 juta ton beras sintetis beracun dari China
Namun, setelah ditelusuri, video tersebut tidak benar atau hoaks.
Narasi soal 1 juta ton beras sintetis beracun dari China dibagikan oleh akun Facebook ini.
Akun tersebut membagikan video soal ibu rumah tangga di Bukittinggi yang diduga keracunan beras sintetis. Video tersebut diberi keterangan demikian:
WASAPDA !BERAS SINTESIS !SUDAH ADA KORBAN YANG KERACUNAN MENGKONSUMSI BERAS INI !
WASPADA
BERAS BERACUN 1 JT TON DARI CHINA
Akun Facebook Tangkapan layar Facebook, video yang mengeklaim terdapat 1 juta ton beras sintetis beracun dari China
HASIL CEK FAKTA
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, video tersebut identik dengan konten di kanal YouTube Lintas iNews ini yang diunggah pada 2 Oktober 2023.
Video itu memberitakan seorang ibu rumah tangga di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, yang menderita radang tenggorokan dan pusing diduga karena mengonsumsi beras sintetis.
Dilansir Tribunnews, setelah ada kabar beras sintetis di Bukittinggi, selanjutnya sampel beras tersebut dibawa ke laboratorium untuk dicek.
Setelah pengecekan, hasilnya bukan beras sintesis.
"Setelah dilakukan pengiriman ke laboratorium yang direkomendasikan badan pengawas nasional di Bogor, dan hasilnya negatif," ujar Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, pada 17 Oktober 2023.
Mahyeldi mengaku belum mendapat laporan terkait penyebab konsumen yang mengonsumsi beras tersebut dan mengalami pusing serta mual.
Sementara, seperti diberitakan Kompas.com pada 14 Oktober 2023, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, sudah meminta Satgas Pangan untuk menindaklanjuti secara hukum soal video beras plastik beracun dari China.
Menurut Budi, pengawasan ketat dilakukan setiap pengimporan beras. Ia mengatakan, tidak mungkin pemerintah mengedarkan beras sintetis.
Video itu memberitakan seorang ibu rumah tangga di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, yang menderita radang tenggorokan dan pusing diduga karena mengonsumsi beras sintetis.
Dilansir Tribunnews, setelah ada kabar beras sintetis di Bukittinggi, selanjutnya sampel beras tersebut dibawa ke laboratorium untuk dicek.
Setelah pengecekan, hasilnya bukan beras sintesis.
"Setelah dilakukan pengiriman ke laboratorium yang direkomendasikan badan pengawas nasional di Bogor, dan hasilnya negatif," ujar Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, pada 17 Oktober 2023.
Mahyeldi mengaku belum mendapat laporan terkait penyebab konsumen yang mengonsumsi beras tersebut dan mengalami pusing serta mual.
Sementara, seperti diberitakan Kompas.com pada 14 Oktober 2023, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso, sudah meminta Satgas Pangan untuk menindaklanjuti secara hukum soal video beras plastik beracun dari China.
Menurut Budi, pengawasan ketat dilakukan setiap pengimporan beras. Ia mengatakan, tidak mungkin pemerintah mengedarkan beras sintetis.
KESIMPULAN
Narasi soal 1 juta ton beras sintetis beracun dari China adalah hoaks.
Video yang beredar memuat pemberitaan soal ibu rumah tangga di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Ia menderita radang tenggorokan dan pusing diduga akibat mengonsumsi beras sintetis. Namun, setelah sampel beras diperiksa di laboratorium hasilnya negatif, bukan beras sintesis.
Sementara, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, sudah meminta Satgas Pangan untuk menindaklanjuti secara hukum soal video beras plastik beracun dari China.
Video yang beredar memuat pemberitaan soal ibu rumah tangga di Kota Bukittinggi, Sumatera Barat.
Ia menderita radang tenggorokan dan pusing diduga akibat mengonsumsi beras sintetis. Namun, setelah sampel beras diperiksa di laboratorium hasilnya negatif, bukan beras sintesis.
Sementara, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, sudah meminta Satgas Pangan untuk menindaklanjuti secara hukum soal video beras plastik beracun dari China.
Rujukan
https://www.facebook.com/100070099461264/videos/299951653049230
Publish date : 2024-05-06