Berita
KOMPAS.com - Sebuah video menampilkan dua cahaya di kegelapan malam, yang diklaim sebagai fenomena Bulan kembar di Pegunungan Arfak, Papua Barat, pada 26 April 2024.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Video mengenai fenomena Bulan kembar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Perekam video menyebutkan, fenomena ini terlihat di Kampung Penibut, Distrik Hingk, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (27/4/2024):
Genomena Alam yang terjadi pada malam hariJumat 26 April 2024, yaitu nampak ada dua bulan bersamaan, fenomena ini terekam di Kampung Penebut Distrik Hit kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (27/4/2024), mengenai fenomena Bulan kembar di Pegunungan Arfak, Papua pada Jumat (26/4/2024).
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
Video mengenai fenomena Bulan kembar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Perekam video menyebutkan, fenomena ini terlihat di Kampung Penibut, Distrik Hingk, Kabupaten Pegunungan Arfak, Papua Barat.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada Sabtu (27/4/2024):
Genomena Alam yang terjadi pada malam hariJumat 26 April 2024, yaitu nampak ada dua bulan bersamaan, fenomena ini terekam di Kampung Penebut Distrik Hit kabupaten Pegunungan Arfak Papua Barat.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (27/4/2024), mengenai fenomena Bulan kembar di Pegunungan Arfak, Papua pada Jumat (26/4/2024).
HASIL CEK FAKTA
Ahli astronomi dan astrofisika Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin mengatakan, tidak ada fenomena Bulan kembar dalam astronomi.
"Tidak mungkin ada dua bulan di langit," kata Thomas, kepada Kompas.com, Senin (29/4/2024).
Dilansir NASA, Bumi hanya memiliki satu Bulan. Thomas berpendapat, video yang beredar perlu dikaji kembali.
Ia menilai, video hanya menampilkan dua cahaya di kegelapan dan tidak membuktikan apa pun soal fenomena astronomi Bulan kembar.
Sementara, cahaya lain dalam video juga tidak dapat disebut sebagai penampakan planet lain.
"Kalau ukurannya hampir sama, tidak mungkin itu planet. Planet hanya tampak seperti titik cahaya layaknya cahaya bintang. Saya kira itu video rekayasa," kata Thomas.
"Tidak mungkin ada dua bulan di langit," kata Thomas, kepada Kompas.com, Senin (29/4/2024).
Dilansir NASA, Bumi hanya memiliki satu Bulan. Thomas berpendapat, video yang beredar perlu dikaji kembali.
Ia menilai, video hanya menampilkan dua cahaya di kegelapan dan tidak membuktikan apa pun soal fenomena astronomi Bulan kembar.
Sementara, cahaya lain dalam video juga tidak dapat disebut sebagai penampakan planet lain.
"Kalau ukurannya hampir sama, tidak mungkin itu planet. Planet hanya tampak seperti titik cahaya layaknya cahaya bintang. Saya kira itu video rekayasa," kata Thomas.
KESIMPULAN
Narasi mengenai fenomena Bulan kembar di Pegunungan Arfak, Papua, adalah hoaks.
Peneliti BRIN mengatakan, tidak ada fenomena Bulan kembar dalam astronomi. Bumi hanya punya satu Bulan.
Ia berpendapat, video yang beredar perlu diuji keasliannya.
Peneliti BRIN mengatakan, tidak ada fenomena Bulan kembar dalam astronomi. Bumi hanya punya satu Bulan.
Ia berpendapat, video yang beredar perlu diuji keasliannya.
Rujukan
https://www.facebook.com/rumbrapuk.yanpiter/videos/781583337271403/
https://www.facebook.com/hatu.ruasoka/videos/804371334944080/
https://www.facebook.com/61550021467685/videos/1165857867771039/
https://www.facebook.com/nhona.mishel/videos/627046759626978/
Publish date : 2024-04-29