Berita
KOMPAS.com - Di aplikasi pesan WhatsApp dan sejumlah platform media sosial beredar video yang memperlihatkan seorang anak dengan kulit berbentol-bentol.
Narasi dalam video itu menyatakan bahwa anak itu mengidap penyakit yang disebabkan suatu virus yang menyebar melalui angin, dan terjadi di Jayapura, Papua.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi video itu perlu diluruskan karena informasinya keliru.
Video seorang anak di Jayapura diklaim terkena virus melalui angin dibagikan oleh sejumlah akun Facebook, misalnya ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Saat ini di Jayapura sedang ada penyebaran Virus melalui angin yang menyerang anak-anak kecil seperti pada video di atas ini,
mohon untuk semua orang tua jangan membiarkan anak-anaknya bermain lebih lama di luar rumah, dan harus memberi makan yang cukup serta menjaga sistem kekebalan tubuh mereka dengan baik, agar anak2 usia ini mampu melawan virus yang mau menyerang tubuh mereka.
Kepada kita yang sudah melihat info ini, agar bisa menyebarkan pada semua keluarga, teman, sanak saudara, dn mohon untuk menyebarkan info ini kepada grup yang lainnya. Agar semua orang bisa mengetahui, mencegah dan secepatnya mencari pertolongan pertama.
Narasi dalam video itu menyatakan bahwa anak itu mengidap penyakit yang disebabkan suatu virus yang menyebar melalui angin, dan terjadi di Jayapura, Papua.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi video itu perlu diluruskan karena informasinya keliru.
Video seorang anak di Jayapura diklaim terkena virus melalui angin dibagikan oleh sejumlah akun Facebook, misalnya ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang dibagikan:
Saat ini di Jayapura sedang ada penyebaran Virus melalui angin yang menyerang anak-anak kecil seperti pada video di atas ini,
mohon untuk semua orang tua jangan membiarkan anak-anaknya bermain lebih lama di luar rumah, dan harus memberi makan yang cukup serta menjaga sistem kekebalan tubuh mereka dengan baik, agar anak2 usia ini mampu melawan virus yang mau menyerang tubuh mereka.
Kepada kita yang sudah melihat info ini, agar bisa menyebarkan pada semua keluarga, teman, sanak saudara, dn mohon untuk menyebarkan info ini kepada grup yang lainnya. Agar semua orang bisa mengetahui, mencegah dan secepatnya mencari pertolongan pertama.
HASIL CEK FAKTA
Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri informasi penyebaran virus melalui angin di Jayapura menggunakan pencarian di Google Search dan berbagai platform medsos, juga reverse image search.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, sebuah akun Facebook bernama Grace menyatakan bahwa video itu memperlihatkan adiknya yang sedang sakit.
Namun, Grace membantah bahwa adiknya terkena penyakit yang disebabkan virus misterius. Menurut dia, adiknya terpapar cacar air biasa dan bukan virus misterius.
Grace juga memberikan klarifikasi ini di sejumlah grup Facebook, salah satunya Lintas Kejadian Kota Jayapura (LKKJ) berikut ini.
Tim Cek Fakta Kompas.com sudah berupaya meminta penjelasan kepada Grace, namun belum mendapatkan tanggapan.
Sebelumnya, Grace memberikan klarifikasi saat dihubungi Republika.co.id. Grace mengatakan, adiknya terkena penyakit cacar air, bukan penyakit yang ditimbulkan oleh virus baru.
"Berita yang beredar itu hoaks. Adik saya hanya terkena cacar air biasa, bukan virus atau wabah terbaru (seperti) yang sedang disebarkan beritanya (di media sosial)" kata Grace, seperti diberitakan Republika.co.id, 18 April 2024.
Grace menambahkan, saat ini kondisi adiknya sudah membaik. Ia berharap akun-akun yang menyebarkan informasi keliru mengenai adiknya segera menghapus unggahan.
Menurut Grace, informasi menyesatkan itu bukan berasal dari keluarganya, tetapi orang lain yang tidak bertanggung jawab.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyebab cacar air adalah infeksi virus Varicella zoster. Virus ini dapat menular atau menyebar melalui kontak langsung dengan ruam.
Penularan virus juga bisa terjadi ketika penderita cacar air batuk atau bersin dan terhirup oleh seseorang melalui droplet di udara.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari juga memberikan penjelasan terkait informasi ini.
Menurut Sri Antari, memang betul penyakit itu ada dan menyerang warga Jayapura. Namun, penyakit itu sudah beberapa kali ditemukan dan sudah ditangani .
Dilansir dari Fajar Papua, Sri Antari mengatakan, penyakit itu disebabkan virus dan menimbulkan gejala yang mirip cacar monyet.
“Virus mirip penyakit cacar monyet ini bisa sembuh dalam waktu dua minggu sampai empat minggu," ujar Sri Antari kepada Fajar Papua.
"Memang penyakit ini terlihat seram sekali, tapi bisa disembuhkan yah, jadi masyarakat tidak perlu takut karena penyakit ini sudah ditangani oleh dokter dan kami terus memantau perkembangan virus ini," kata dia.
Meski begitu, belum ada pernyataan resmi bahwa penyakit itu disebabkan virus cacar monyet.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa seseorang baru bisa dikatakan mengidap cacar monyet jika sudah melakukan tes dengan metode polymerase chain reaction atau PCR. Tes PCR dilakukan dengan mengambil cairan d bentolan.
Adapun gejala yang terjadi pada pasien cacar monyet adalah demam lebih dari 38 derajat Celcius, muncul ruam atau bentol di kulit, pembesaran kelenjar getah bening, b]nyeri otot, kesulitan menelan, diare, dan radang genital.
Berdasarkan penelusuran Kompas.com, sebuah akun Facebook bernama Grace menyatakan bahwa video itu memperlihatkan adiknya yang sedang sakit.
Namun, Grace membantah bahwa adiknya terkena penyakit yang disebabkan virus misterius. Menurut dia, adiknya terpapar cacar air biasa dan bukan virus misterius.
Grace juga memberikan klarifikasi ini di sejumlah grup Facebook, salah satunya Lintas Kejadian Kota Jayapura (LKKJ) berikut ini.
Tim Cek Fakta Kompas.com sudah berupaya meminta penjelasan kepada Grace, namun belum mendapatkan tanggapan.
Sebelumnya, Grace memberikan klarifikasi saat dihubungi Republika.co.id. Grace mengatakan, adiknya terkena penyakit cacar air, bukan penyakit yang ditimbulkan oleh virus baru.
"Berita yang beredar itu hoaks. Adik saya hanya terkena cacar air biasa, bukan virus atau wabah terbaru (seperti) yang sedang disebarkan beritanya (di media sosial)" kata Grace, seperti diberitakan Republika.co.id, 18 April 2024.
Grace menambahkan, saat ini kondisi adiknya sudah membaik. Ia berharap akun-akun yang menyebarkan informasi keliru mengenai adiknya segera menghapus unggahan.
Menurut Grace, informasi menyesatkan itu bukan berasal dari keluarganya, tetapi orang lain yang tidak bertanggung jawab.
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), penyebab cacar air adalah infeksi virus Varicella zoster. Virus ini dapat menular atau menyebar melalui kontak langsung dengan ruam.
Penularan virus juga bisa terjadi ketika penderita cacar air batuk atau bersin dan terhirup oleh seseorang melalui droplet di udara.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Jayapura, Ni Nyoman Sri Antari juga memberikan penjelasan terkait informasi ini.
Menurut Sri Antari, memang betul penyakit itu ada dan menyerang warga Jayapura. Namun, penyakit itu sudah beberapa kali ditemukan dan sudah ditangani .
Dilansir dari Fajar Papua, Sri Antari mengatakan, penyakit itu disebabkan virus dan menimbulkan gejala yang mirip cacar monyet.
“Virus mirip penyakit cacar monyet ini bisa sembuh dalam waktu dua minggu sampai empat minggu," ujar Sri Antari kepada Fajar Papua.
"Memang penyakit ini terlihat seram sekali, tapi bisa disembuhkan yah, jadi masyarakat tidak perlu takut karena penyakit ini sudah ditangani oleh dokter dan kami terus memantau perkembangan virus ini," kata dia.
Meski begitu, belum ada pernyataan resmi bahwa penyakit itu disebabkan virus cacar monyet.
Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa seseorang baru bisa dikatakan mengidap cacar monyet jika sudah melakukan tes dengan metode polymerase chain reaction atau PCR. Tes PCR dilakukan dengan mengambil cairan d bentolan.
Adapun gejala yang terjadi pada pasien cacar monyet adalah demam lebih dari 38 derajat Celcius, muncul ruam atau bentol di kulit, pembesaran kelenjar getah bening, b]nyeri otot, kesulitan menelan, diare, dan radang genital.
KESIMPULAN
Klaim yang menyatakan bahwa seorang anak di Jayapura mengidap penyakit yang disebabkan virus misterius yang menyebar melalui angin merupakan informasi keliru yang tidak dapat dibuktikan.
Pihak keluarga mengatakan, anak laki-laki dalam video itu terkena cacar air, bukan penyakit yang ditimbulkan oleh virus baru.
Cacar air disebabkan virus Varicella zoster. Virus ini dapat menular ketika penderita cacar air batuk atau bersin dan terhirup oleh seseorang melalui droplet di udara.
Pihak keluarga mengatakan, anak laki-laki dalam video itu terkena cacar air, bukan penyakit yang ditimbulkan oleh virus baru.
Cacar air disebabkan virus Varicella zoster. Virus ini dapat menular ketika penderita cacar air batuk atau bersin dan terhirup oleh seseorang melalui droplet di udara.
Rujukan
https://www.facebook.com/reel/438408388720019
https://www.facebook.com/reel/1467967297262816
https://www.facebook.com/reel/309550622160846
https://https%3A%2F%2Fwww.facebook.com%2Fshare%2Fp%2FsKpdrCvupNvHoSyu%2F%3Fmibextid%3DoFDknk
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/2809/apakah-cacar-air-menular
Publish date : 2024-04-26