Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim Dosen UIN Antasari imbau tak beli kurma dari Israel, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 9 Maret 2024.
Klaim Dosen UIN Antasari imbau tak beli kurma dari Israel berupa tulisan sebagai berikut.
"⚠ Jangan DibeliMERK KURMA INI
Dr. Anang Saifuddin, MA Dosen UIN Antasarih Bjm
Inilah Daftar Merk Kurma Import Asal Israel, Negara Ini Membunuh Kaum Muslimin :
Sehubungan Dengan Persiapan Untuk Romadhon, Harap Di Perhatikan Dengan Seksama Agar JANGAN BELI KURMA Dari Israeli, Yang Di Jual Dengan Nama-Nama Merk Sbb:
1.Bomaja
2.Carmel Agrexco
3.Delilah
4.Desert Diamond
5.Hadiklaim
6.Jordan Plains
7.Jordan River
8.King Solomon
9.Paradise Dates
10.Rapunzel
11.Red Sea
12.Royal Treasure
13.Shams
14.Tamara
BANTU SEBARKAN...
Syukron"
Benarkah klaim Dosen UIN Antasari imbau tak beli kurma dari Israel? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
HASIL CEK FAKTA
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Dosen UIN Antasari imbau tak beli kurma dari Israel, penelusuran mengarah pada keterangan tertulis berjudul "Dosen UIN Antasari Tepis Berita yang Viral ini!" yang dimuat situs resmi UIN Antasari uin-antasari.ac.id menyebutkan, informasi tersebut bisa menjurus ke hoaks, lantaran pencatutan nama sang dosen, yang mengaku sama sekali tidak pernah membuatnya.
“Dari redaksinya: menulis menggunakan nama seperti itu dan gelar akademik di platform WhatsApp atau media sosial lainnya, itu tidak pernah saya lakukan,” tegasnya kepada Rektor UIN Antasari via WhatsApp yang diteruskan kepada Humas, Jumat (10/03/2023).
Lewat klarifikasi tersebut, warganet pun diharapkan teliti sebelum membagikan, karena bisa ikut menyebarkan informasi keliru, seiring sudah mencatut nama dan institusi.
Seperti diketahui, Dr. Saifuddin, M.A. bernama lengkap Saifuddin Ahmad Husein, yang merupakan pakar linguistik lulusan S-2 University of Colorado Boulder (Amerika Serikat).
KESIMPULAN
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim Dosen UIN Antasari imbau tak beli kurma dari Israel tidak benar.
Informasi tersebut bisa menjurus ke hoaks, lantaran pencatutan nama sang dosen, yang mengaku sama sekali tidak pernah membuatnya.
Rujukan
Publish date : 2024-04-09