Berita
KOMPAS.com - Tersiar informasi insiden penodongan penumpang Kereta Cepat Whoosh di Tegalluar, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Berdasarkan informasi yang beredar, korban merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran bernama Raka yang mencari kendaraan online usai turun di Stasiun Tegalluar.
Setelah menaiki kendaraan online dan berkendara cukup jauh, sopir menodongkan pisau lalu memaksa Raka menelepon orangtuanya untuk mengirim uang Rp 20 juta.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun:
Semalam raka naik whoosh dari Halim jam 19.15 dan sampai di stasiun Tegaluar jam 19.50. Kondisinya penumpang yg turun hanya 6 orang termasuk raka dan yg 5 dijemput kendaraan pribadi.
Hanya raka yg mencari gocar, mencari terus ga dpt² sampai 5x aplikasi muter² aja. Kondisinya di sana sangat sepi ya, walopun blm begitu malam.
...
Awalnya semua biasa aja, nggak ada yg mencurigakan. Setelah jalan agak jauh, driver minggir kiri, pasang masker, dan kemudian menodongkan pisau di perut raka, lalu minta uang 20juta.
Berdasarkan informasi yang beredar, korban merupakan mahasiswa Universitas Padjadjaran bernama Raka yang mencari kendaraan online usai turun di Stasiun Tegalluar.
Setelah menaiki kendaraan online dan berkendara cukup jauh, sopir menodongkan pisau lalu memaksa Raka menelepon orangtuanya untuk mengirim uang Rp 20 juta.
Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu hoaks.
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis salah satu akun:
Semalam raka naik whoosh dari Halim jam 19.15 dan sampai di stasiun Tegaluar jam 19.50. Kondisinya penumpang yg turun hanya 6 orang termasuk raka dan yg 5 dijemput kendaraan pribadi.
Hanya raka yg mencari gocar, mencari terus ga dpt² sampai 5x aplikasi muter² aja. Kondisinya di sana sangat sepi ya, walopun blm begitu malam.
...
Awalnya semua biasa aja, nggak ada yg mencurigakan. Setelah jalan agak jauh, driver minggir kiri, pasang masker, dan kemudian menodongkan pisau di perut raka, lalu minta uang 20juta.
HASIL CEK FAKTA
Polsek Cileunyi telah menindaklanjuti laporan yang beredar di media sosial.
Berdasarkan bukti di CCTV Stasiun Tegalluar dan riwayat perjalanan penumpang, diketahui bahwa cerita insiden penodongan merupakan rekayasa.
"Kemudian diketahui berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan alat bukti diketahui bahwa kejadian yang disampaikan korban merupakan kejadian fiktif," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksono, Selasa (20/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Penumpang bernama Raka naik Whoosh dari Stasiun Jatinangor, Kabupaten Sumedang menuju Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024).
Raka berbohong kepada orangtuanya soal penodongan dan uang tebusan sebesar Rp 20 juta.
"Semua saya lakukan demi meminta uang kepada orangtua saya untuk kepentingan pribadi saya," kata Raka saat menyampaikan klarifikasi melalui video, didampingi Polsek Cileunyi.
Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa memastikan kondisi Stasiun Tegalluar tidak seperti yang diceritakan dalam narasi yang beredar.
"Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun, bukan 5-6 orang penumpang seperti pada informasi tersebut," kata Eva, Rabu (21/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Adapun Stasiun Tegalluar masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia, seperti shuttle, bus DAMRI, Bluebird, serta kendaraan online.
Petugas juga berpatroli di area hall keberangkatan dan ada kendaraan polisi yang sedang patroli di Stasiun Tegalluar.
Terpantau pada CCTV, Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar menggunakan taksi Blue Bird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB.
Berdasarkan bukti di CCTV Stasiun Tegalluar dan riwayat perjalanan penumpang, diketahui bahwa cerita insiden penodongan merupakan rekayasa.
"Kemudian diketahui berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan pengumpulan alat bukti diketahui bahwa kejadian yang disampaikan korban merupakan kejadian fiktif," kata Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bandung Kompol Oliestha Ageng Wicaksono, Selasa (20/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Penumpang bernama Raka naik Whoosh dari Stasiun Jatinangor, Kabupaten Sumedang menuju Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024).
Raka berbohong kepada orangtuanya soal penodongan dan uang tebusan sebesar Rp 20 juta.
"Semua saya lakukan demi meminta uang kepada orangtua saya untuk kepentingan pribadi saya," kata Raka saat menyampaikan klarifikasi melalui video, didampingi Polsek Cileunyi.
Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Eva Chairunisa memastikan kondisi Stasiun Tegalluar tidak seperti yang diceritakan dalam narasi yang beredar.
"Data pada sistem menyebutkan terdapat 22 penumpang yang turun, bukan 5-6 orang penumpang seperti pada informasi tersebut," kata Eva, Rabu (21/2/2024), dikutip dari Kompas.com.
Adapun Stasiun Tegalluar masih ramai dan moda lanjutan masih tersedia, seperti shuttle, bus DAMRI, Bluebird, serta kendaraan online.
Petugas juga berpatroli di area hall keberangkatan dan ada kendaraan polisi yang sedang patroli di Stasiun Tegalluar.
Terpantau pada CCTV, Raka melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tegalluar menggunakan taksi Blue Bird yang sudah tersedia di Stasiun pada pukul 20.32 WIB.
KESIMPULAN
Insiden penodongan penumpang Whoosh usai turun di Stasiun Tegalluar merupakan hoaks.
Seorang mahasiswa bernama Raka mengarang cerita untuk meminta uang kepada orangtuanya.
Polisi Cileunyi dan KCIC memastikan tidak ada insiden penodongan di sekitar Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024) malam.
Seorang mahasiswa bernama Raka mengarang cerita untuk meminta uang kepada orangtuanya.
Polisi Cileunyi dan KCIC memastikan tidak ada insiden penodongan di sekitar Stasiun Tegalluar pada Sabtu (17/2/2024) malam.
Rujukan
Publish date : 2024-02-21