Berita
Di Facebook, sebuah akun mengunggah foto artikel yang menyebutkan program vaksinasi dan imunisasi sebagai bagian dari konspirasi global. Artikel tersebut diambil dari sebuah blog bernama bapakegya.blogspot.com. Artikel tersebut diawali dengan sebuah pertanyaan, “Benarkah ada konspirasi di balik program vaksinasi dan imunisasi di dunia?”
Dalam artikel dicantumkan perkataan sejumlah orang yang disebut sebagai ilmuwan dunia tentang vaksinasi. Sebagian besar pernyataan tidak mendukung vaksinasi atau imunisasi. Selain itu ada pula ulasan tentang kandungan babi dalam vaksin yang dinilai tidak halal digunakan.
Benarkah klaim artikel dalam unggahan di tersebut?
HASIL CEK FAKTA
Vaksinasi atau imunisasi telah memberikan manfaat lebih besar menyelamatkan nyawa di seluruh dunia. Pembuatan vaksin melalui proses penelitian dan uji coba yang panjang dan ketat sebelum digunakan secara lebih luas pada manusia.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), sejarah imunisasi sendiri sangat panjang yang dimulai setidaknya pada abad ke-15 untuk melawan cacar. Pada tahun 1885, Louis Pasteur berhasil mencegah rabies melalui vaksinasi pasca infeksi.
Dari tahun 1918 hingga 1919, pandemi Flu Spanyol membunuh sekitar 20–50 juta orang di seluruh dunia. Pandemi ini kemudian mendorong pembuatan vaksin influenza. Pada tahun 1937 Max Theiler, Hugh Smith dan Eugen Haagen mengembangkan vaksin 17D untuk melawan demam kuning.
Dari tahun 1952–1955, vaksin polio pertama yang efektif dikembangkan oleh Jonas Salk dan uji coba dimulai. Salk menguji vaksin tersebut pada dirinya dan keluarganya pada tahun berikutnya, dan uji coba massal yang melibatkan lebih dari 1,3 juta anak dilakukan pada tahun 1954.
Pada tahun 1960, vaksin polio jenis kedua, yang dikembangkan oleh Albert Sabin, disetujui untuk digunakan. Vaksin Sabin adalah vaksin hidup yang dilemahkan (menggunakan virus dalam bentuk yang dilemahkan) dan dapat diberikan secara oral, dalam bentuk tetes atau pada gula batu. Vaksin polio oral (OPV) pertama kali diuji dan diproduksi di Uni Soviet dan Eropa Timur. Cekoslowakia menjadi negara pertama di dunia yang berhasil memberantas polio.
Terbaru pada 2020, ketika dunia menghadapi pandemi Covid-19 juga mendorong pembuatan vaksin Covid-19.
Menurut epidemiolog dari Universitas Griffith, Australia, Dicky Budiman, vaksin adalah salah satu strategi kesehatan masyarakat yang paling efektif dalam mencegah banyak kematian.
“Ingat sejarah membuktikan, sebelum ada program vaksinasi menjadi program massal rutin dari setiap negara termasuk Indonesia, harapan hidup orang Indonesia jauh di bawah 60 tahun. Banyak usia anak dan remaja meninggal oleh penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Mau itu bentuknya polio, campak, TBC, tetanus dan macam-macam,” ungkap Dicky melalui pesan suara kepada Tempo.
Hal tersebut adalah fakta bahwa vaksin itu bermanfaat. Dahulu banyak ibu atau bayi yang meninggal karena tetanus lantaran belum ada imunisasi atau vaksinasi tetanus pada ibu hamil.
Terkait kandungan babi di dalam vaksin, Dicky menjelaskan bahwa gelatin sapi dan babi kadang digunakan untuk efektivitas vaksin. Umumnya digunakan untuk negara-negara Eropa dan Amerika. Namun sekarang, seiring dengan jumlah populasi muslim yang cukup besar sebagai pengguna vaksin, maka tidak lagi menggunakan produk dari hewan.
“Jadi tidak selalu vaksin menggunakan komponen dari babi. Di negara muslim biasanya sudah ada sertifikasi halal untuk vaksin,” kata Dicky.
Bukan media kredibel
Situs Bapakeqya yang menyebarkan konspirasi dalam vaksinasi bukanlah situs media yang kredibel karena tidak terdapat susunan redaksi, alamat media dan perusahaan yang mengelola website tersebut. Padahal, ketentuan yang diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang berbunyi "Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan."
Selain itu, dalam situs tersebut, tidak ditemukan Pedoman Pemberitaan Media Siber. Padahal, kewajiban untuk memuat Pedoman Pemberitaan Media Siber oleh perusahaan media juga tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Pers.
KESIMPULAN
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa vaksinasi dan imunisasi bagian konspirasi adalahkeliru. Vaksin terbukti menjadi salah satu solusi mengurangi angka kematian dari sejumlah penyakit.
Rujukan
Publish date : 2024-02-22