Berita
Calon presiden (capres) no urut 01 Anies Baswedan mengoreksi pertanyaan kepada capres no urut 02 Prabowo Subianto dengan menyebut bahwa ada 3,2 juta kasus kekerasan kepada perempuan selama 8 tahun terakhir.
Hal tersebut disampaikan dalam tanya jawab segmen keempat debat kelima Pilpres 2024 di JCC Senayan, Minggu (4/2/2024) malam.
“Mohon maaf nampaknya bapak (Prabowo) belum menjawab pertanyaan kami. Kami melihat ada 3 hal ketika bicara itu. Satu perlindungan. Karena kita menyaksikan jumlah kekerasan pada perempuan luar biasa banyak. Tinggi. Catatannya ada 3,2 juta kasus selama 8 tahun terakhir ini. Itu yang tercatat. Itu yang terlaporkan. Dan perempuan ini harus dimuliakan. Harus dilindungi dan kekerasan terhadap perempuan tidak boleh disepelekan,” kata dia.
Hal tersebut disampaikan dalam tanya jawab segmen keempat debat kelima Pilpres 2024 di JCC Senayan, Minggu (4/2/2024) malam.
“Mohon maaf nampaknya bapak (Prabowo) belum menjawab pertanyaan kami. Kami melihat ada 3 hal ketika bicara itu. Satu perlindungan. Karena kita menyaksikan jumlah kekerasan pada perempuan luar biasa banyak. Tinggi. Catatannya ada 3,2 juta kasus selama 8 tahun terakhir ini. Itu yang tercatat. Itu yang terlaporkan. Dan perempuan ini harus dimuliakan. Harus dilindungi dan kekerasan terhadap perempuan tidak boleh disepelekan,” kata dia.
HASIL CEK FAKTA
Apabila 8 tahun terakhir adalah catatan hingga 2023 ke belakang, maka angka yang disebutkan Anies terlalu besar.
Laporan kasus kekerasan pada perempuan di Komnas Perempuan medio 2015 – 2022:
2015 : 321.752
2016 : 259.150
2017 : 348.446
2018 : 406.178
2019 : 431.471
2020 : 299.911
2021 : 459.094
2022 : 457.895
Apabila jumlah kasus kekerasan pada perempuan di rentang tahun itu dijumlahkan maka totalnya sekitar 2,9 juta kasus, maka klaim yang disebut Anies angkanya terlalu besar.
Senior Research Associate Centre for Innovation Policy and Governance, Klara Esti, menyampaikan jika merujuk pada data kasus Komnas Perempuan, dalam 8 tahun terakhir rata-rata per tahun terdapat sekitar 400.000 kasus kekerasan terhadap perempuan. Pada 2023 terdapat 457.895 dan 2022 ada 459.094.
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan yang menyebut angka yang disebut Anies terlalu besar.
“Angkanya terlalu besar. Secara umum, jumlah pengaduan kasus menurun pada 2022 dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 457.895 dari 459.094 dari tahun sebelumnya. Sementara pada 2022 saja terdapat lonjakan hampir 800 persen, artinya sebelum itu sangat jauh lebih kecil.”
Laporan kasus kekerasan pada perempuan di Komnas Perempuan medio 2015 – 2022:
2015 : 321.752
2016 : 259.150
2017 : 348.446
2018 : 406.178
2019 : 431.471
2020 : 299.911
2021 : 459.094
2022 : 457.895
Apabila jumlah kasus kekerasan pada perempuan di rentang tahun itu dijumlahkan maka totalnya sekitar 2,9 juta kasus, maka klaim yang disebut Anies angkanya terlalu besar.
Senior Research Associate Centre for Innovation Policy and Governance, Klara Esti, menyampaikan jika merujuk pada data kasus Komnas Perempuan, dalam 8 tahun terakhir rata-rata per tahun terdapat sekitar 400.000 kasus kekerasan terhadap perempuan. Pada 2023 terdapat 457.895 dan 2022 ada 459.094.
Hal senada disampaikan Direktur Eksekutif Setara Institute, Halili Hasan yang menyebut angka yang disebut Anies terlalu besar.
“Angkanya terlalu besar. Secara umum, jumlah pengaduan kasus menurun pada 2022 dari tahun sebelumnya, yaitu menjadi 457.895 dari 459.094 dari tahun sebelumnya. Sementara pada 2022 saja terdapat lonjakan hampir 800 persen, artinya sebelum itu sangat jauh lebih kecil.”
KESIMPULAN
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta, pernyataan Anies tersebut kurang tepat.
Rujukan
Publish date : 2024-02-04