Berita
Calon Presiden petahana nomor urut 01, Joko Widodo, menyatakan bahwa masa depan akan dilanda dengan perang teknologi saat penyampaian visi dan misi dalam Debat Pilpres Tahap Empat. Oleh karena itu Jokowi akan meningkatkan kapabilitas Tentara Nasional Indonesia dalam teknologi persenjataan dan siber bila menang Pemilu.
HASIL CEK FAKTA
Ancaman perang teknologi ini pun sudah dinyatakan berbagai kalangan di dunia, mulai dari kalangan pengusaha hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa. PBB, melalui lembaga The United Nations Interregional Crime and Justice Research Institute (UNICRI) sudah memperingatkan bahwa robot dan kecerdasan buatan (AI) bisa membuat dunia tidak stabil, sehingga perlu suatu pusat kajian yang khusus.
"AI dan robot-robot yang diciptakan, memiliki serangkaian ancaman potensial bagi manusia: Mulai dari kekhawatiran umum atas automasi dan pengangguran massal sebagai dampaknya, hingga kekhawatiran lebih dramatis bahwa robot-robot pembunuh akan dikerahkan oleh mereka yang memiliki niat jahat. Atau justru mereka yang bisa memerintah sendiri," demikian peringatan UNCIRI, seperti dikutip dalam futurism.com.
Kalangan pengusaha pun mengutarakan kecemasan serupa. Salah satunya dari Jack Ma saat berbicara di World Economic Forum yang berlangsung di Davos, Swiss, Januari lalu. Bagi dia, perkembangan teknologi bisa picu Perang Dunia Ketiga.
"Perang Dunia I adalah karena revolusi teknologi pertama. Lalu revolusi teknologi kedua menyebabkan perang dunia kedua. Sekarang ini adalah revolusi teknologi yang ketiga," kata Ma, seperti dikutip CNBC, 24 Januari 2019.
Begitu pula dari Elon Musk, miliarder pemilik SpaceX dan Tesla. Menurut Musk, bila tidak bisa dikontrol, teknologi kecerdasan buatan pun akan bisa jadi bumerang di masa depan.
"AI dan robot-robot yang diciptakan, memiliki serangkaian ancaman potensial bagi manusia: Mulai dari kekhawatiran umum atas automasi dan pengangguran massal sebagai dampaknya, hingga kekhawatiran lebih dramatis bahwa robot-robot pembunuh akan dikerahkan oleh mereka yang memiliki niat jahat. Atau justru mereka yang bisa memerintah sendiri," demikian peringatan UNCIRI, seperti dikutip dalam futurism.com.
Kalangan pengusaha pun mengutarakan kecemasan serupa. Salah satunya dari Jack Ma saat berbicara di World Economic Forum yang berlangsung di Davos, Swiss, Januari lalu. Bagi dia, perkembangan teknologi bisa picu Perang Dunia Ketiga.
"Perang Dunia I adalah karena revolusi teknologi pertama. Lalu revolusi teknologi kedua menyebabkan perang dunia kedua. Sekarang ini adalah revolusi teknologi yang ketiga," kata Ma, seperti dikutip CNBC, 24 Januari 2019.
Begitu pula dari Elon Musk, miliarder pemilik SpaceX dan Tesla. Menurut Musk, bila tidak bisa dikontrol, teknologi kecerdasan buatan pun akan bisa jadi bumerang di masa depan.
KESIMPULAN
Rujukan
Publish date : 2019-03-30