Berita
KOMPAS.com - Human Metapneumovirus (HMPV) diklaim merupakan virus sintetis yang dibuat di laboratorium. Klaim ini muncul di sejumlah unggahan media sosial pada Desember 2024.
Menurut narasi dalam unggahan, virus tersebut sengaja dibuat kemudian dilepaskan ke penjuru dunia.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis pada Sabtu (4/1/2025):
PANDEMI 2025 is coming.
Bukan bakal lagi tetapi memang sudah terjadi
Pandemi ini Multipandemi. Dengan berbagai macam VIRUS SINTETIK yang satu demi satu dilepas ke seluruh penjuru dunia
Setelah COVID mereda, mulailah dilepaskan Monkey Pox dan Pox-Pox lainnya, sampai tanpa tersadari sudah (di)tersebar di 35 negara.
Lanjut kemudian Pneumonia yang banyak menyerang anak-anakLanjut dua varian Flu Burung yang melegenda, H5N1 dan H1N1
Lanjut kemudian tiba-tiba ada outbreak POLIO di beberapa tempat di duniaLanjut kemudian Virus Mematikan, Marburg, berkali-kali menghasilkan Outbreak di Afrika
Lanjut kemudian di akhir 2024, muncul Virus Baru yang bahkan belum jelas taxa nya:Human Metapneumovirus atau HMPV yang tiba-tiba meledak di China Mainland.
Semua Virus tersebut adalah ternakan Laboratorium, hasil dari mixed breeding berbagai jenis Virus dan juga hasil dari Vaccine Induced Disease, atau Penyakit Infeksi yang muncul akibat Vaksinasi.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (4/1/2025), yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium.
Menurut narasi dalam unggahan, virus tersebut sengaja dibuat kemudian dilepaskan ke penjuru dunia.
Namun setelah ditelusuri Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi tersebut tidak benar atau merupakan hoaks.
Informasi yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, ini, ini, dan ini.
Berikut penggalan narasi yang ditulis pada Sabtu (4/1/2025):
PANDEMI 2025 is coming.
Bukan bakal lagi tetapi memang sudah terjadi
Pandemi ini Multipandemi. Dengan berbagai macam VIRUS SINTETIK yang satu demi satu dilepas ke seluruh penjuru dunia
Setelah COVID mereda, mulailah dilepaskan Monkey Pox dan Pox-Pox lainnya, sampai tanpa tersadari sudah (di)tersebar di 35 negara.
Lanjut kemudian Pneumonia yang banyak menyerang anak-anakLanjut dua varian Flu Burung yang melegenda, H5N1 dan H1N1
Lanjut kemudian tiba-tiba ada outbreak POLIO di beberapa tempat di duniaLanjut kemudian Virus Mematikan, Marburg, berkali-kali menghasilkan Outbreak di Afrika
Lanjut kemudian di akhir 2024, muncul Virus Baru yang bahkan belum jelas taxa nya:Human Metapneumovirus atau HMPV yang tiba-tiba meledak di China Mainland.
Semua Virus tersebut adalah ternakan Laboratorium, hasil dari mixed breeding berbagai jenis Virus dan juga hasil dari Vaccine Induced Disease, atau Penyakit Infeksi yang muncul akibat Vaksinasi.
akun Facebook Tangkapan layar konten hoaks di sebuah akun Facebook, Sabtu (4/1/2025), yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium.
HASIL CEK FAKTA
Sebuah jurnal pada 2022 menjabarkan mengenai asal-usul HMPV.
HMPV mempunyai asal-usul zoonosis yang berasal dari spesies burung sekitar 200 tahun yang lalu.
HMPV diasumsikan telah berevolusi setelah infeksi virus zoonosis dari spesies inang reservoir unggas yang tidak diketahui.
Virus ini satu keluarga dengan virus pernapasan syncytial (RSV), yang telah ada setidaknya sejak 2001 ketika pertama kali diidentifikasi di Belanda. Penyebaran virusnya umum terjadi pada musim dingin.
Dilansir The Guardian, gejala yang ditimbulkan seperti flu atau pilek, namun dapat meningkatkan risiko atau menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti bronkitis atau pneumonia, terutama pada orang lanjut usia, anak kecil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Terjadi lonjakan kasus HMPV di China, tetapi otoritas setempat mengatakan, infeksi saluran pernapasan memang cenderung tinggi di musim dingin.
"Penyakit-penyakit tersebut tampaknya tidak terlalu parah dan penyebarannya dalam skala yang lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning dikutip dari The Guardian.
Teori konspirasi mudah menyebar di tengah arus informasi yang cepat dan gencar.
Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, munculnya teori konspirasi ini dilatarbelakangi oleh respons atas penyakit yang menjadi sorotan.
"Kalau bicara satu penyakit, tidak ada penyakit sintetis. Penyakit itu biologis semuanya dan tidak bisa manusia menciptakan virus atau bakteri, mereka kan makhluk hidup," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2024).
Ia menjelaskan, HMPV merupakan penyakit yang tidak baru. HMPV tidak menimbulkan masalah serius dan polanya musiman.
Penyakit akibat HMPV serupa dengan infeksi saluran pernapasan lain, bahkan lebih ringan dari influenza A dan Covid-19.
Selain itu, tidak benar bahwa HMPV dibuat sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia.
"Ada kriteria tertentu untuk suatu patogen dijadikan sebagai senjata. Dalam kaitan itu, Covid-19 dan HMPV tidak dalam kategori itu," terang Dicky.
HMPV mempunyai asal-usul zoonosis yang berasal dari spesies burung sekitar 200 tahun yang lalu.
HMPV diasumsikan telah berevolusi setelah infeksi virus zoonosis dari spesies inang reservoir unggas yang tidak diketahui.
Virus ini satu keluarga dengan virus pernapasan syncytial (RSV), yang telah ada setidaknya sejak 2001 ketika pertama kali diidentifikasi di Belanda. Penyebaran virusnya umum terjadi pada musim dingin.
Dilansir The Guardian, gejala yang ditimbulkan seperti flu atau pilek, namun dapat meningkatkan risiko atau menyebabkan komplikasi yang lebih serius seperti bronkitis atau pneumonia, terutama pada orang lanjut usia, anak kecil, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh lemah.
Terjadi lonjakan kasus HMPV di China, tetapi otoritas setempat mengatakan, infeksi saluran pernapasan memang cenderung tinggi di musim dingin.
"Penyakit-penyakit tersebut tampaknya tidak terlalu parah dan penyebarannya dalam skala yang lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning dikutip dari The Guardian.
Teori konspirasi mudah menyebar di tengah arus informasi yang cepat dan gencar.
Ahli epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, munculnya teori konspirasi ini dilatarbelakangi oleh respons atas penyakit yang menjadi sorotan.
"Kalau bicara satu penyakit, tidak ada penyakit sintetis. Penyakit itu biologis semuanya dan tidak bisa manusia menciptakan virus atau bakteri, mereka kan makhluk hidup," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/1/2024).
Ia menjelaskan, HMPV merupakan penyakit yang tidak baru. HMPV tidak menimbulkan masalah serius dan polanya musiman.
Penyakit akibat HMPV serupa dengan infeksi saluran pernapasan lain, bahkan lebih ringan dari influenza A dan Covid-19.
Selain itu, tidak benar bahwa HMPV dibuat sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia.
"Ada kriteria tertentu untuk suatu patogen dijadikan sebagai senjata. Dalam kaitan itu, Covid-19 dan HMPV tidak dalam kategori itu," terang Dicky.
KESIMPULAN
Narasi yang menyebutkan HMPV adalah virus sintetis yang dibuat di laboratorium merupakan hoaks.
Ahli epidemiologi mengatakan tidak ada virus sintetis.
Virus HMPV tidak masuk dalam kategori patogen yang dijadikan sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia.
Ahli epidemiologi mengatakan tidak ada virus sintetis.
Virus HMPV tidak masuk dalam kategori patogen yang dijadikan sebagai senjata atau serangan biologis yang sengaja dibuat oleh manusia.
Rujukan
Publish date : 2025-01-07