Berita
KOMPAS.com - Beredar video aksi pengeroyokan dan pembacokan di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur yang diduga dilatarbelakangi oleh Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
Narasi yang beredar menyebutkan, pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1 KH Mohammad bin Muafi-Abdullah Hidayat membunuh pendukung paslon nomor urut 2 Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu keliru dan perlu diluruskan.
Video carok di Sampang dikaitkan dengan Pilkada 2024 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 18 November 2024:
Carok pilkada sampang 2024 pendukungpaslo 01 bunuh pendukung paslon no 2
Narasi yang beredar menyebutkan, pendukung pasangan calon bupati dan wakil bupati nomor urut 1 KH Mohammad bin Muafi-Abdullah Hidayat membunuh pendukung paslon nomor urut 2 Slamet Junaidi-Ahmad Mahfudz.
Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu keliru dan perlu diluruskan.
Video carok di Sampang dikaitkan dengan Pilkada 2024 disebarkan oleh akun Facebook ini, ini, ini, dan ini.
Berikut narasi yang ditulis salah satu akun pada 18 November 2024:
Carok pilkada sampang 2024 pendukungpaslo 01 bunuh pendukung paslon no 2
HASIL CEK FAKTA
Direktur Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Farman membantah motif pembacokan di Desa Ketapang Laok, Ketapang, Sampang dilatarbelakangi oleh Pilkada 2024.
Ia menjelaskan, terjadi kesalahpahaman dan hasutan kabar bohong mengenai pemukulan terhadap seorang kiai bernama Hamduddin pada Minggu, 17 November 2024.
Dilansir Tribunnews, kesalahpahaman bermula dari kunjungan cabup nomor urut 2 Slamet Junaidi ke pondok pesantren yang diasuh salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut, yakni Kiai Mualif.
Namun, kunjungan mendadak ini dinilai 'melangkahi' karena tidak izin dengan Kiai Hamduddin, selaku tokoh yang lebih tua.
Terjadi cekcok, hingga kubu Kiai Hamduddin melakukan blokade jalan.
Dari cekcok ini beredar isu terjadi pemukulan terhadap Kiai Hamduddin, sehingga membuat kubu mereka geram.
Percekcokan antara keduanya berusaha dilerai oleh pengasuh pesantren, yakni Muhtar dan Jimmy Sugito Putra.
"Tapi pada saat mereka merapat mendekati Kiai Hamduddin ada omongan-omongan mulut itu seolah-olah ada pemukulan terhadap Kiai Hamduddin makanya mereka spontan bereaksi melakukan pengejaran terhadap kelompok Jimmy korban," kata Firman.
Massa yang terlanjur marah dan termakan informasi simpang-siur justru menyerang Jimmy.
Dilansir Kompas.com, Jimmy mengalami luka bacok di paha, leher, dan kepala. Ia meninggal akibat kehabisan darah saat dilarikan ke rumah sakit.
Meski Jimmy terdaftar sebagai saksi paslon nomor urut 2, namun motif pembacokan bukan karena statusnya sebagai saksi Pilkada Sampang 2024.
Ia menjelaskan, terjadi kesalahpahaman dan hasutan kabar bohong mengenai pemukulan terhadap seorang kiai bernama Hamduddin pada Minggu, 17 November 2024.
Dilansir Tribunnews, kesalahpahaman bermula dari kunjungan cabup nomor urut 2 Slamet Junaidi ke pondok pesantren yang diasuh salah satu tokoh masyarakat di desa tersebut, yakni Kiai Mualif.
Namun, kunjungan mendadak ini dinilai 'melangkahi' karena tidak izin dengan Kiai Hamduddin, selaku tokoh yang lebih tua.
Terjadi cekcok, hingga kubu Kiai Hamduddin melakukan blokade jalan.
Dari cekcok ini beredar isu terjadi pemukulan terhadap Kiai Hamduddin, sehingga membuat kubu mereka geram.
Percekcokan antara keduanya berusaha dilerai oleh pengasuh pesantren, yakni Muhtar dan Jimmy Sugito Putra.
"Tapi pada saat mereka merapat mendekati Kiai Hamduddin ada omongan-omongan mulut itu seolah-olah ada pemukulan terhadap Kiai Hamduddin makanya mereka spontan bereaksi melakukan pengejaran terhadap kelompok Jimmy korban," kata Firman.
Massa yang terlanjur marah dan termakan informasi simpang-siur justru menyerang Jimmy.
Dilansir Kompas.com, Jimmy mengalami luka bacok di paha, leher, dan kepala. Ia meninggal akibat kehabisan darah saat dilarikan ke rumah sakit.
Meski Jimmy terdaftar sebagai saksi paslon nomor urut 2, namun motif pembacokan bukan karena statusnya sebagai saksi Pilkada Sampang 2024.
KESIMPULAN
Narasi pemukulan dan pembacokan di Desa Ketapang Laok, Ketapang, Sampang, Madura disebarkan dengan konteks keliru.
Peristiwa terjadi pada Minggu, 17 November 2024, ketika ada kunjungan cabup nomor urut 2 Slamet Junaidi ke pondok pesantren di desa tersebut.
Terdapat dua kubu yang berselisih paham atas kunjungan itu, hingga muncul kabar seorang kiai dipukul.
Motif pembacokan yakni respons atas isu pemukulan terhadap kiai, yang ternyata merupakan informasi keliru.
Peristiwa terjadi pada Minggu, 17 November 2024, ketika ada kunjungan cabup nomor urut 2 Slamet Junaidi ke pondok pesantren di desa tersebut.
Terdapat dua kubu yang berselisih paham atas kunjungan itu, hingga muncul kabar seorang kiai dipukul.
Motif pembacokan yakni respons atas isu pemukulan terhadap kiai, yang ternyata merupakan informasi keliru.
Rujukan
https://www.facebook.com/groups/1015027165673430/posts/1886302335212571/
https://www.facebook.com/groups/366703018067430/posts/1398151008255954/
https://www.facebook.com/reel/1094203725450567
Publish date : 2024-11-28