Berita
Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyebut ketersediaan dokter belum memadai untuk melayani seluruh masyarakat. Saat ini hanya tersedia 120.000 dokter untuk 270 juta penduduk. Padahal Kementerian Kesehatan menyebut Indonesia butuh 270 ribu dokter sesuai jumlah penduduk 270 juta jiwa. Hal itu mengacu kepada standar WHO di mana jumlah dokter ideal 1:1.000. Artinya, RI masih kekurangan sekitar 150.000 dokter.
Menurutnya sekolah kedokteran di Indonesia saat ini sulit dan biayanya pun sangat mahal. "Ini PR (pekerjaan rumah) yang harus kita selesaikan. Bagaimana infrastruktur kesehatan harus merata, kualitas dokter ditingkatkan dan lainnya. Dan ini mesti cepat," kata Ganjar saat mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI Senin, 18 November 2023 seperti dikutip dari Detik.com.
Benarkah klaim Capres Ganjar Pranowo mengenai jumlah dokter yang belum memadai itu?
HASIL CEK FAKTA
Menurut Dosen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar, Dinar Lubis, merujuk pada data Profil Kesehatan Indonesia 2022 terbitan Kementerian Kesehatan, jumlah dokter di Indonesia per 2022 adalah 176.110 dokter.
Jumlah itu setara dengan 12,23 persen dari seluruh tenaga kesehatan. Mereka mayoritas adalah dokter umum 61 persen atau 106.717 orang; dokter spesialis 24 persen (42.434 orang), dokter gigi 13 persen (23.844 orang), dan dokter gigi spesialis 2 persen (3.115 orang).
Namun data dokter dalam laporan tersebut hanya jumlah dokter yang bekerja di fasilitas kesehatan milik pemerintah, mulai dari puskesmas sampai rumah sakit.
Selain dari Kementerian Kesehatan, jumlah dokter bisa juga dilihat dari jumlah penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR) yang berlaku lima tahun. “STR dikeluarkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia. Surat Tanda Registrasi (STR) merupakan salah satu persyaratan untuk dokter dapat berpraktik. Dokter yang teregistrasi dapat bekerja di fasilitas kesehatan milik pemerintah atau swasta,” kata Dinar.
Dari sisi STR, jumlah dokter di Indonesia dapat dilihat dari jumlah tenaga medis yang memiliki STR aktif per 31 Desember 2022 yang berjumlah 230.564 dokter. Rinciannya, dokter umum sebanyak 144.903 orang, dokter spesialis 45.078, dokter gigi 35.811 dan dokter gigi spesialis sebanyak 4.772 orang.
“Namun perlu diperhatikan bahwa ada kemungkinan jumlah dokter bisa kurang atau lebih dari itu. Sebab, banyak dokter yang tidak memperpanjang STR atau mempunyai STR aktif, tidak melayani pasien,” kata Dinar.
Dari sisi distribusi, sebaran tenaga medis menurut data Kementerian Kesehatan masih menunjukkan ketimpangan yang lebar antara Pulau Jawa-Bali dan di luar dua pulau ini. Sebagian besar tenaga medis berada di Provinsi Jawa Barat dengan jumlah 23.973 dokter, Jawa Timur 23.851 dokter dan DKI Jakarta 23.788 dokter.
Penyebaran dokter ini tampaknya juga terasosiasi dengan jumlah populasi terbanyak di Indonesia. Peringkat pertama ditempati Jawa Barat 49,4 juta orang, lalu Jawa Timur 41,1 juta dan DKI Jakarta di peringkat keenam dengan 10,6 juta orang.
Sementara provinsi dengan tenaga medis yang paling sedikit tersebar di Sulawesi Barat dengan 512 dokter dan jumlah penduduknya 1,4 juta. Lalu Kalimantan Utara 600 dokter dengan jumlah penduduknya 727 ribu dan Gorontalo 648 dokter dengan penduduk 1,1 juta.
Rasio jumlah dokter di Indonesia
Untuk merespon kebutuhan Universal Health Coverage (UHC), International Labor Organization (ILO) mengembangkan perhitungan untuk identifikasi ambang batas rasio tenaga kesehatan dalam The World Social Security Report 2010-2011. Menurut ILO ambang batas rasio tersebut adalah 3,4 tenaga kesehatan per 1.000 penduduk yang selanjutnya angka tersebut diperbaharui menjadi 4,1 tenaga kesehatan per 1.000 penduduk.
Sementara target rasio tenaga dokter yang direkomendasikan Kementerian Kesehatan adalah 1 dokter per 1000 penduduk (1:1.000 penduduk). Rasio ini juga digunakan oleh WHO. Kenyataannya rasio kecukupan tenaga dokter secara nasional saat ini masih 0,32: 1000—di bawah standar.
Capaian rasio dokter juga menunjukkan ketimpangan dalam ketersediaan tenaga dokter di Indonesia. Rasio dokter di DKI Jakarta (1,97: 1.000) jauh lebih tinggi dibanding Jawa Barat (0,50:1.000). Padahal jumlah penduduk Jawa Barat jauh lebih besar dibandingkan Jakarta.
Selain Jakarta, provinsi yang telah mencapai target rasio dokter (1:1.000) antara lain Bali (1,15:1.000), DI Yogyakarta (1,12:1.000), dan Sulawesi Utara (1,96:1.000). Sementara itu, provinsi dengan rasio tenaga dokter terendah adalah Maluku Utara (0,276:1.000), NTT (0,222:1.000), dan Sulawesi Barat (0,145:1.000)
KESIMPULAN
Klaim Ganjar Pranowo yang menyatakan ketersediaan dokter belum memadai untuk melayani seluruh masyarakat adalahsebagian benar.
Indonesia memang masih kekurangan dokter, tapi dari sisi angka kurang akurat. Angkanya melebihi dari 120.000 dokter seperti dikatakan Ganjar, sehingga secara rasio belum mencapai target.
**Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami. Anda juga bisa melayangkan kritik, keberatan, atau masukan untuk artikel Cek Fakta ini melalui email cekfakta@tempo.co.id
Artikel ini merupakan hasil kolaborasi program Panel Ahli Cek Fakta The Conversation Indonesia bersama Kompas.com dan Tempo.co, didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI)
Rujukan
https://p2p.kemkes.go.id/profil-kesehatan-2022/
https://kki.go.id/page/read/jenis-surat-tanda-registrasi---str-
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dokumen-target-rasio-tenaga-kesehatan-tahun-2022
https://sulut.bps.go.id/indicator/12/958/1/jumlah-penduduk-menurut-provinsi-di-indonesia.html
https://pusatkrisis.kemkes.go.id/dokumen-target-rasio-tenaga-kesehatan-tahun-2022
https://www.who.int/data/gho/indicator-metadata-registry/imr-details/3107
https://sulut.bps.go.id/indicator/12/958/1/jumlah-penduduk-menurut-provinsi-di-indonesia.html
Publish date : 2024-02-02